• Selasa, 24 Juni 2025

Petambak Udang Dipasena Mengadu ke Gubernur Lampung, Produksi Udang Turun Hingga 75 Ton per Hari

Selasa, 08 Agustus 2023 - 08.11 WIB
1k

Ilustrasi. Foto: Lampung.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Petambak udang Dipasena, Kecamatan Rawajitu Timur, Tulang Bawang, mengeluhkan penurunan produksi udang hingga mencapai 75 ton per hari. Saat ini produksi udang hanya sekitar 15 ton per hari.

Sejumlah petambak udang yang bergabung dalam Perhimpunan Petambak Pembudidaya Udang Wilayah (P3UW) Lampung mengadu ke Gubernur Lampung Arinal Djunaidi di Mahan Agung Rumah Dinas Gubernur Lampung, Senin (7/8).

Ada sekitar 20 ribu petambak yang bergabung dalam P3UW Lampung, dan mengelola tambak udang seluas 1.490 hektar. Kini mereka terus merugi karena saat ini hanya bisa memproduksi udang sebanyak 15 ton per hari. Dalam kondisi normal para petambak bisa produksi udang 60 ton hingga 90 ton per hari.

Ketua P3UW Lampung, Suratman mengatakan, penurunan produksi udang tersebut mulai dirasakan  sejak dua tahun terakhir.

"Biasanya saat normal produksi udang bisa 60 sampai 90 ton per hari, tapi sekarang di bawah 15 ton per hari. Kita sangat prihatin. Karena jika dimaksimalkan produksi per hari bisa di atas 100 ton," kata Suratman usai audiensi dengan Gubernur Lampung Arinal Djunaidi di Mahan Agung Rumah Dinas Gubernur Lampung, Senin (7/8). 

Suratman mengungkapkan, penurunan produksi udang salah satunya dipengaruhi oleh pendangkalan saluran irigasi tambak yang mulai dirasakan sejak 10 tahun terakhir.

"Pendangkalan ini sudah terjadi sekitar 10 tahun terakhir, dan yang paling parah 2 tahun terakhir. Pada tahun 2020 sampai 2021 masih agak bagus, dan di tahun 2022 sampai sampai sekarang sangat terlihat sekali dampaknya," katanya.

Ia mengatakan, pendangkalan kanal yang terjadi dapat menyebabkan air dari laut sulit masuk ke petak-petak tambak. Selain itu, saluran irigasi yang dangkal dapat menyebabkan bakteri yang tidak menguntungkan ikut berkembang.

"Saluran itu kini mengaliri 1.490 hektar tambak milik 20.000 petambak. Statusnya semua tetap petambak, tapi sekarang sedang terjadi pendangkalan. Dinas PUPR sudah melakukan desain, tetapi saat mau dieksekusi terkendala masalah aset dari BPN. Kita juga minta penyelesaian tentang kejelasan aset ini, karena produksi bisa optimal ketika aset jelas," ungkapnya.

Ia melanjutkan, semua udang milik petambak diekspor. Dengan adanya penurunan produksi udang maka otomatis udang yang diekspor juga berkurang. “Kerugiannya bisa mencapai miliaran. Karena harga jual udang sekitar Rp65 ribu per kg per hari,” imbuhnya.

Menanggapi hal itu, Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemprov Lampung, Kusnardi mengatakan akan segera membantu penyelesaian konflik aset irigasi tersebut. Sebab hal itu menyangkut kesejahteraan masyarakat. 

"Responnya ya pak gubernur pokoknya semua mendukung, itukan menyangkut kesejahteraan masyarakat Lampung, produksi dan ekonomi Lampung," katanya. 

Kusnardi menjelaskan, pada intinya petambak minta kejelasan luas total lahan itu 16.200 hektar sertifikatnya hak milik atas nama petambak sebagian besar.  Kecuali yang placement seperti di bekas pabrik dan kantor.

“Kami masih menunggu dari BPN, mereka mau lihat dokumen aslinya seperti apa waktu awal penyerahan dan sebagainya. Karena itu menyangkut rahasia negara, semoga dalam satu atau dua minggu kedepan ada kejelasan," jelasnya. (*)

Berita ini telah terbit di SKH Kupas Tuntas edisi Selasa 8 Juli 2023 dengan judul “Produksi Udang Turun Hingga 75 Ton per Hari

Video KUPAS TV : 29 Penjahat di Bandar Lampung Diringkus Dalam Sebulan