• Selasa, 26 November 2024

Mengaku Dipelototi KPK, Unila Jamin Ujian Mandiri Bersih Dari Praktik ‘Titip-menitip’

Kamis, 06 Juli 2023 - 17.34 WIB
1.2k

Peserta ujian mandiri Unila yang harus ujian ulang karena sistem error. Foto: Yudha/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Universitas Lampung (Unila) menggelar Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Lampung (SMPTL) atau seleksi mandiri yang digelar selama 2 hari dari Selasa 4 – Rabu 5 Juli 2023. Dalam ujian tes kali ini Unila mengaku tidak akan ada praktik “titip-menitip”.

Berkaca pada kasus yang mengebohkan sebelumnya (suap PMB Unila), Humas penerimaan mahasiswa baru (PMB) Unila Fitra Dharma menegaskan, praktik 'titip-menitip' pada UTBK-SMPTL itu tidak akan terjadi, dikarenakan pihaknya memposisikan diri selalu diawasi oleh KPK.

"Untuk titip mentitip Insya Allah tidak. Kita mengasumsikan bahwa kita dipantau oleh KPK," katanya. Kamis (6/7/23).

Sebelumnya, tes itu sendiri sempat diwarnai gangguan pada system atau system error. Sebanyak 120 peserta harus tes ulang karena nilainya tidak keluar pada ujian yang pertama.

Salah satu peserta tes, Adiran (18) dari Tulang Bawang Barat (Tubaba) mengaku pada pelaksanaan UTBK kemarin terjadi kendala sistem yang mengakibatkan dirinya harus UTBK ulang pada hari ini.

"Kemarin itu saya ngisi soal tapi malah 0 nilainya, ada juga yang gak keluar nilainya. Hari ini lancar," katanya saat dimintai keterangan di Unila, Kamis (6/7/2023).

Sementara Humas PMB Unila Fitra Dharma mengatakan, error sistem pada hari kedua kemarin terjadi kepada sekitar 180 peserta, dan sebanyak 120 peserta mengikuti UTBK ulang dihari yang sama, sedangkan sisanya sebanyak 60 orang mengikuti UTBK ulang pada hari ini.

"Hari ini UTBK ulang yang kemarin gak jadi kita suruh datang hari ini, yang tadi itu dateng udah diumumkan melaui WA dan pengumuman di web orang-orang yang harus mengulang," kata Fitra saat ditemui di Unila.

Fitra menjelaskan, terjadinya eror sistem itu disebabkan oleh aplikasi ujian mandiri SMPTL Unila yang dibuat hanya dalam watku 5 hari saja, dimana sistem jalur masuk mandiri Unila pada tahun ini berbeda dengan mandiri pada tahun sebelumnya.

Tahun sebelumnya, ujian mandiri Unila tergabung dalam SMMPTN Barat dan tahun ini tidak. Sehingga sistem dibuat secara mandiri oleh Unila.

"Sistem ini dibuat dalam 5 hari aja. Belum ada trial makanya belum sempurna. Saya juga belum tau biayanya berapa, karena ini biaya internal Unila," kata Fitra.

"Sebenarnya yang paling banyak di balai bahasa, ada 2 kelas, yang lainya hanya ada 1-2," sambungnya.

Idealnya kata Fitra, sistem itu setelah dibangun maka menjadi versi Beta, setelah itu harus dilakukan uji coba atau trial baru kemudian dapat dipergunakan, sementara aplikasi UTBK-SMPTL tersebut masih dalam tahap pengembangan belum di uji coba.

"Setelah uji coba, maka baru diketahui apakah sistem ini akan suport terhadap semua hardware, atau ada masalah di loginnya. Ternyata ada 2 kelas yang nilainya 0 di balai bahasa," tukasnya.

Aplikasi dapat dikatakan sempurna kata Fitra, apabila telah uji coba versi beta maka ada versi sempurna. Yang digunakan saat ini adalah masih dalam versi Beta belum sempurna.

"Sebenernya sistem yang dibangun ini berkaca dengan SNBT. Karena ada orang di Unila ini yang dipakai untuk pengembangan sistem di Dikti juga," ucapnya.

Disinggung soal pelaksanaan UTBK-SNBT yang berjalan lancar namun pada UTBK-SMPTL terjadi eror, hal itu lantaran SNBT telah melalui uji trialnya.

"Kalau yang SNBT itukan sudah ada trial. Pada ujian SMMPTN Barat dulu juga itu pada hari pertama harus ada yang mengulang juga," imbuhnya.

Pembuatan sistem yang hanya 5 hari itu kata Fitra, disebabkan oleh pemberian izin dari pihak Dewas Dikti yang keluar setelah pengumuman SNBT, sehingga waktu yang singkat menyebabkan tidak sempat di uji cobakan.

"Waktu kita ingin publikasi SMPTL ingin mengajak PTS karena belum ada persetujuan dari Dewas Dikti apakah boleh menggandeng. Setelah itu baru mendapat izin boleh, baru setelah itu kita buat sistem dalam waktu 5 hari," imbuhnya. (*)