• Selasa, 10 Juni 2025

Disparekraf Lampung Prediksi Kunjungan Festival Krakatau 2023 Capai Puluhan Ribu Orang

Senin, 03 Juli 2023 - 15.27 WIB
211

Kepala Dinas Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung, Bobby Irawan saat dimintai keterangan. Senin, (3/7/2023). Foto: Yudi/kupasatuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Pemerintah Provinsi Lampung gelar Fesitval Krakatau (K-Fest) ke-32 yang akan berlangsung di PKOR Way Halim pada tanggal 7 Juli hingga 8 Juli 2023, festival tersebut dianggap mampu hadirkan kunjungan wisatawan antara 10 ribu hingga 20 ribu orang yang berasal dari sejumlah Provinsi di Indonesia.

Hal tersebut di sampaikan oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung, Bobby Irawan menerangkan, bahwa K-Fest ke-32 ditargetkan hingga 10 sampai 20 ribu pengunjung yang berasal dari berbagai daerah yang di undang.

"Untuk target kunjungan wisatawan, melihat dari yang terlibat di dalam festival ini seperti Provinsi-provinsi yang mempunyai topeng juga walaupun dalam bentuk kesenian, seperti yang sudah pasti datang itu jawa timur, jogja karena sudah kita koordinasikan dan insa allah mereka akan hadir, untuk jumlah keseluruhan nya dari pagi hingga malam itu sudah pasti antara 10 hingga 20 ribu orang," kata Bobby saat dimintai keterangan. Senin, (3/7/2023). 

Terkait dengan anggaran dalam pelaksanaan K-Fest ke 32, Bobby enggan membeberkan secara detail. Namun ia memastikan, anggaran yang digunakan berasal dari APBD dan Kolaborasi sejumlah pihak. Ia hanya menjelaskan, bahwa anggaran yang sudah diajukan pada tahun 2022 tidak terlalu besar sebab masih dalam suasana Covid-19. 

"Kebetulan saya waktu itu juga di Bappeda, jadi dalam penyusunan anggaran yang kami ajukan di tahun 2022 yang lalu, yang di keluarkan tidak terlalu besar untuk event-event yang membutuhkan banyak orang dan sebagainya sebab masih dalam suasana Covid 19," ucapnya.

Meskipun demikain, pihaknya akan memaksimal terselenggaranya K-Fest dengan baik dan juga melibatkan banyak Komunitas, Stakeholder bahkan mahasiswa milenial yang ada di Provinsi Lampung untuk membantu mensukseskan acara tersebut.

"Namun dengan anggaran yang sangat terbatas kami mencoba melaksanakan event dengan kolaborasi, jadi kita melibatkan stakeholder maupun komunitas-komunitas untuk pelaksanaan K-Fest. Dan juga ini menjadi bagian dari strategi kita untuk kedepannya bahwa K-Fest itu nantinya menjadi milik masyarakat, jadi memang kita memaksimalkan risolf yang kita punya dari Masing-masing stakeholder yang ada," ujarnya.

"Kita juga mengkuatkan karakter walaupun ini ada yang bilang hanya sporting event, dan itu memang betul, tetapi kita mengangkat dari akar budaya masyarakat Lampung itu sendiri, jadi yang berakar kepada tradisi seperti topeng (tuping) contoh Sakura di Lampung Barat, itu kan hanya ada di Lampung kalau di Provinsi lain hanya sebatas seni, jadi kita betul-betul mengakar dari budaya itulah yang menjadi keistimewaannya sekarang," sambungnya.

Terkait dengan adanya komentar dari beberapa peserta yang mengikuti rapat persiapan K-Fest beberapa waktu yang lalu, dimana dikatakan ada Festival Krakatau namun tidak ada Tur Krakatau Bobby menanggapi hal tersebut.

"Untuk tur krakatau itu sudah kita kaji, kita harus cari skema event yang pas dan juga melibatkan masyarakat, karena event itu utamanya juga masal melibatkan orang banyak, keramaian dan segala bagainya," imbuhnya.

"Karena melihat dari tur krakatau 10 tahun yang lalu itu belum bisa melibatkan orang banyak, maka kita masih mencarikan skema event yang betul-betul pas agar bisa lebih menguatkan karaktet Gunung Krakatau itu dalam festival krakatau dalam bungkus yang lebih modern, karena kita juga harus memahami perubahan-perubahan dinamika masyarakat," terusnya.

Bobby juga menyampaikan Festival Krakatau pada tahun ini tidak melibatkan duta besar dari negara lain sebab ada kendala yang menjadi hambatan hingga terbatasnya cakupan wisatawan dari luar negeri.

"Untuk di tahun ini, kita khusus mengundang, jadi tidak melibatkan duta besar dari negara lain, sebab merujuk dari anggaran kita juga menjadi kendala karena kita menyusun rancangan masih dalam suasana Covid saat itu," kata Bobby.

Bobby juga menanggapi adanya pernyataan, bahwa pelaksanaan K-Fest terkesan seremonial.

"Kami akan buktikan dengan melibatkan komunitas, dan stakeholder lain. Kalau pun ada yang merasa tidak dilibatkan, itukan stakeholder yang ada cukup banyak, akan tetapi kita sudah berupaya melibatkan semua stakeholder yang ada," tutup Bobby.

Sementara salah satu pelaku pariwisata yang ada di Kota Bandar Lampung, Muhammad Irwan Nasution selaku Komisaris Utama sekaligus sebagai Owner Lembah Hijau sangat mendukung dengan adanya upaya-upaya Pemerintah Provinsi Lampung dalam mengenalkan budaya yang ada seperti Topeng (tuping) sehingga mampu menarik minat wisatawan lokal maupun manca negara untuk berkunjung khususnya di sektor pariwisata yang ada di Bandar Lampung.

"Saya berharap agar Pemerintah bersama Dinas terkait betul-betul merencanakan secara matang dengan melibatkan berbagai pihak dan stakeholder, tokoh budaya, tokoh pariwisata sehingga bisa menciptakan suatu projek unggulan dan yang terpenting adalah outputnya untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kota Bandar Lampung," kata Irwan. (*)

Editor :