• Minggu, 03 November 2024

Peringati Puncak Bulan Bung Karno, DPD PDI Perjuangan Lampung Gelar Sarasehan

Jumat, 30 Juni 2023 - 15.29 WIB
1.1k

Sekretaris DPD PDI Perjuangan Provinsi Lampung, Sutono saat menyampaikan arahannya. Jumat, (30/6/2023). Foto: Echa/kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Dalam rangka peringatan puncak bulan Bung Karno, DPD PDI Perjuangan Provinsi Lampung menggelar kegiatan sarasehan dengan tema Kepalkan Tangan Persatuan untuk Indonesia Raya dan sub tema yang mengangkat tentang persoalan fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara.

Kegiatan tersebut di hadiri sejumlah tokoh diantaranya Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) sekaligus Ketua Majelis Ulama Indonesia Provinsi Lampung Prof. Dr. Mukri, Akademisi Unila Dr. Hieronymus Soerjatisnanta, Ketua KNPI Provinsi Lampung M. Iqbal Ardiansyah dan Kepala Dinas Sosial Provinsi Lampung Aswarodi serta fungsionaris DPD PDI Perjuangan Lampung.

Selain itu hadir juga, KSB DPC PDI Perjuangan se-Provinsi Lampung, Anggota fraksi PDI Perjuangan DPR RI Daerah Pemilihan Lampung, Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Provinsi Lampung, Anggota fraksi PDI Perjuangan DPRD Kota Bandar Lampung, Badan dan Komunitas juang tingkat Provinsi dan Eksternal Partai dan sejumlah tamu undangan lainnya.

Sekretaris DPD PDI Perjuangan Provinsi Lampung, Sutono menyampaikan, sarasehan sekaligus konsolidasi nasional yang dilakukan oleh DPD PDI Perjuangan dengan mengundang sejumlah narasumber dalam rangka membahas terkait persoalan fakir miskin dan anak terlantar yang harus di pelihara oleh negara.

Karena menurut Sutono, angka kemiskinan di Lampung masih cukup tinggi. Tercatat angka kemiskinan di Lampung masih menyentuh di angka 11,44 persen sehingga sebagai Kader PDI Perjuangan kata dia mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bergotong royong menekan angka kemiskinan khususnya di Provinsi Lampung.

"Melihat angka kemiskinan yang masih cukup tinggi kita sebagai kader PDI Perjuangan harus berupaya menekan angka kemiskinan. IPM di Lampung juga masih rendah sehingga tugas kita semua bersinergi untuk percepatan penurunan angka kemiskinan di Provinsi Lampung," kata Sutono saat menyampaikan arahannya, Jumat (30/06/2023).

"Kita juga ingin meyakinkan rakyat khususnya di Lampung bahwa ketua Umum PDI Perjuangan Ibu Megawati Soekarno Putri telah memerintahkan tiga pilar PDI Perjuangan yaitu Fungsionaris, Eksekutif, dan Legislatif partai untuk menekan angka kemiskinan tersebut dan meningkatkan IPM kqrena ini tugas kita bersama," sambungnya.

Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan, Dr. Donald Harris Sihotang yang memimpin kegiatan tersebut mengatakan, bahwa sarasehan merupakan kegiatan puncak bulan bung karno dimana sebelumnya pada tanggal 1 Juni lalu DPD PDI Perjuangan telah dimulai rangkaian kegiatan upacara peringatan bulan Bung Karno serta berbagai kegiatan lain diantaranya lomba pidato, paduan suara, karya tulis serta kegiatan lainnya.

"Kemudian pada tanggal 24 Juni 2023, kita menggelar kegiatan apel Akbar sekaligus konsolidasi nasional di GBK Jakarta yang di ikuti oleh 100.000 kader PDI Perjuangan se-Indonesia. Kemudian hari ini merupakan puncak kegiatan DPD PDI Provinsi Lampung dengan mengadakan sarasehan membahas tentang fakir miskin dan anak terlantar yang ada di Lampung," kata Donald.

"Karena jelas pada Pasal 34 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan kewajiban negara untuk memelihara fakir miskin dan anak terlantar. Untuk itu hari ini kita akan membahas dan mencarikan solusi terkait persoalan fakir miskin dan anak terlantar di Provinsi Lampung," terangnya.

Akademisi Unila, Dr. Hieronymus Soerjatisnanta menyebut, Bung Karno merupakan sebuah pemberian tuhan yang luar biasa karena telah meletakkan dasar ke-Indonesiaan, yang menurutnya harus dibela dan dijaga yaitu Pancasila.

"Di dalamnya ada semangat toleransi, penghargaan dan perjuangan untuk sejahterakan bangsa ini," kata Hieronymus, saat menyampaikan pandangannya.

Nanta menambahkan, warisan yang paling mendasar yang ditinggalkan oleh Bung Karno adalah Pancasila. Di dalamnya terdapat dua sila keadilan yang mempunyai dua arti yang berbeda, pada sila kedua kemanusiaan yang adil dan beradab, menurutnya memiliki di dalam keadilan itu ada keadaban.

"Ada penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia tolong digaris bawahi, disinilah kemudian ke Indonesiaan itu terbangun dan kita tidak perlu lagi mempermasalahkan siapa kamu siapa saya, kamu orang miskin saya siapa dan seterusnya tetapi disini ada nilai ke Indonesiaan yang diletakkan dalam kerangka harkat dan martabat manusia" ujarnya.

Kemudian keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, memiliki arti bahwa di dalam konteks kenegaraan ini nilai keadilan itu akan terkait dengan nilai struktur sosial yang kemudian akan menimbulkan fakir miskin dan keterlantaran dan disinilah kemudian keadaban itu di uji.

"Dan aturan-aturan hukum yang digunakan untuk menyelenggarakan negara ini harus mempunyai keberpihakan kepada orang-orang yang tidak beruntung," pungkasnya.

Sementara Ketua DPD KNPI Provinsi Lampung Iqbal Ardiansyah menambahkan, ada nilai-nilai Ideologi yang ditanamkan oleh DPD PDI Perjuangan yang dikenal hari ini sebagai Ideologi Pancasila, yang telah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari yang lahir dari buah pikir pendiri bangsa yaitu Ir. Soekarno.

"Bung Karno dalam setiap sambutan nya selalu berbicara dengan persatuan bangsa Indonesia dan sampai masa akhir hayatnya selalu yang ditekankan adalah persatuan bangsa Indonesia, artinya sangat penting bangsa Indonesia pentingnya persatuan hari ini," jelasnya

Namun ada kekhawatiran terhadap nilai-nilai Pancasila saat ini. Sebab nilai nilai yang terkandung dalam pancasila adalah nilai terbaik untuk mempersatukan bangsa itu lengkap dan tuntas buah pikir dari Bung Karno putra terbaik yang tidak akan lekang termakan waktu dan jaman.

"Tapi ada ancaman terbesar yang menghantui kami semua dan kami berterima kasih kepada PDI Perjuangan yang telah mengangkat sub tema Fakir Miskin dan Anak Terlantar dipelihara negara, karena ini yang kami selalu khawatirkan sebagai anak muda," imbuhnya.

Karena hari ini hidup di era digitalisasi yang semuanya serba cepat dan gampang, banyak manfaat positif, tapi yang khawatirkan adalah dampak negatif nya tanpa disadari ini membuat tergerus nilai budaya dan pancasila.

"Ketika nilai-nilai pancasila kita sudah luntur di anak muda khususnya, maka hanya mimpi lah kita untuk bisa mewujudkan yang namanya persatuan untuk Indonesia raya. Ini lah hal yang terus menghantui kami jadi bagaimana kami memikirkan langkah untuk merangkul anak muda untuk tidak tergerus jaman di era digitalisasi," tambahnya.

"Ini yang selalu kami dorong kepada anak muda agar terus menumbuhkan nilai-nilai pancasila di dalam kehidupan sehari-hari. Kita bisa membuat komunitas kecil tentang bagaimana melakukan komunitas literasi di tingkat bawah, pelatihan entrepreneur menumbuhkan nilai-nilai pancasila untuk menumbuhkan jiwa nasionalisme karena saat ini jiwa sosial kita mulai tergerus sebagai mahluk sosial," pungkasnya. (*)