387 Sapi di Metro Terjangkit LSD, Empat Dipotong Paksa
Kupastuntas.co, Metro - Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan
(DKP3) Kota Metro merilis penambahan kasus ternak sapi yang terjangkit Lumpy
Skin Disease (LSD) sebanyak 387 ekor. Dari ratusan sapi tersebut, terdapat
empat ekor yang dilakukan pemotongan bersyarat alias potong paksa.
Dari data yang dihimpun Kupastuntas.co, empat ekor sapi yang dipotong
merupakan milik peternak asal Kelurahan Yosomulyo, Metro Pusat dan Kelurahan
Rejomulyo Kecamatan Metro Selatan.
Tiga ekor diantaranya ialah milik warga Rejomulyo. Pada 1 Mei 2023 sapi
milik Kuswidaryanto dipotong paksa lantaran terpapar LSD. Kemudian menyusul
sapi milik Jumar yang dipotong pada 16 Mei 2023.
Berikutnya ialah milik Parno, warga RW 1, Kelurahan Rejomulyo, Kecamatan
Metro Selatan yang dipotong pada 22 Mei 2023. Kemudian sapi terakhir ialah
milik Fuad warga RT 039 RW 13 Kelurahan Yosomulyo, Kecamatan Metro Pusat yang
terpapar LSD pada 23 Mei 2023.
Kepala DKP3 Kota Metro, Heri Wiratno menerangkan, berdasarkan data yang
dirilis pada 10 Juni 2023 hingga 17 Juni 2023 terdapat penambahan sebanyak 24
ekor sapi yang terjangkit LSD.
"Data pada tanggal 10 Juni 2023 ada 363 ekor sapi yang terinfeksi
LSD, kemudian data terakhir di tanggal 17 Juni 2023 itu ada penambahan 24
kasus. Jadi totalnya ada 387 kasus LSD," kata dia kepada Kupastuntas.co,
Rabu (21/6/2023).
Dari 387 kasus sapi terjangkit LSD tersebut, empat diantaranya terpaksa
disembelih. Ke empat sapi tersebut berasal dari dua kelurahan di Bumi Sai
Wawai.
"Yang disembelih ada empat, itu dari Rejomulyo tiga ekor sama dari
Yosomulyo satu ekor. Sampai tanggal 17 itu yang mati masih sama, ada tiga
ekor," ujarnya.
Kadis menyebut, meskipun angka paparan LSD tinggi di Metro, namun
seimbang dengan ternak yang dinyatakan sembuh.
"Kalau yang sudah sembuh itu ada 282 ekor dan yang masih sakit ada
99 ekor. Masih seimbang, karena angka kesembuhannya juga masih tinggi, dan kita
masih terus melakukan upaya-upaya," bebernya.
"Kita telah berupaya melakukan antisipasi terhadap penyebaran
penyakit itu, karena itu penyakit kulit infeksius pada ternak ya, jadi untuk
antisipasinya kita terus melakukan pengobatan dan pemantauan harian. Misalnya
yang kita suntik hari ini besok perkembangannya seperti apa sampai dia sembuh
akan selalu kita pantau," imbuhnya.
Menurutnya, DKP3 Kota Metro kini tengah berfokus melakukan penanganan
terhadap seluruh ternak di Metro yang telah terinfeksi maupun belum.
"Dari hasil investigasi penyebarannya ini sudah rata di Metro,
sehingga menjadi prioritas utama dalam penanganannya. Setiap hari kita ada
jadwal untuk kunjungan ke lokasi kandang ternak milik masyarakat dan kita
selalu memberikan himbauan kepada para peternak untuk menjaga kebersihan
kandang dan merawat kesehatan ternak," tandasnya. (*)
Berita Lainnya
-
Polisi Tangkap Juru Parkir Asal Lampung Selatan Kasus Pencurian Motor di Metro
Senin, 30 September 2024 -
CV Andyka Cipta Pratama Bantah Tudingan Korupsi Proyek Drainase Jalan Raya Stadion di Metro Timur
Rabu, 25 September 2024 -
Bawaslu Tegaskan ASN Dilarang Terlibat dalam Kampanye Pilkada di Metro
Rabu, 25 September 2024 -
Pasutri Dilarang Daftar Rekrutmen 39 Pengawas TPS se- Metro Barat
Selasa, 24 September 2024