• Senin, 07 Oktober 2024

Puan dan AHY Bertemu, Pengamat: Bisa Saja Ada Wacana Alternatif Koalisi

Minggu, 18 Juni 2023 - 18.05 WIB
169

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bertemu dengan Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani di Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Minggu (18/6/2023). Foto: Adhyasta/kompas.com

Sri

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Pengamat politik Universitas Lampung (Unila) Darmawan Purba mengatakan, pertemuan Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani dengan Ketum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Plataran Hutan Kota, Senayan, Jakarta Pusat, hari ini lebih kepada silaturahmi politik. Hal itu dinilai, memang wajar di tahun politik saat ini.

"Karena kita harapkan semua elit partai dapat memberikan pembelajaran pada masyarakat, bahwa penting untuk saling berkomunikasi yang bersilaturahmi antara para politisi sehingga memberikan panorama yang menenangkan di tengah masyarakat," kata Darmawan, Minggu (18/6/2023).

Terkait koalisi di Pilpres 2024 kata Darmawan, hal itu secara konseptual faktor yang mempengaruhi terbentuknya koalisi itu ada dua hal. Pertama faktor ideologi. Maka kalau dilihat dari aspek ini masalah AHY bersama Partai Demokrat itu sudah secara gagasan memposisikan diri dengan tema politik perubahan.

"Jadi kalau dilihat dari faktor ideologi seperti pertemuan tersebut, itu hanya pertemuan dan silaturahmi politik. Karena posisinya AHY dan mb Puan ini berada pada dua setrum yang berbeda secara ideologi, yang satu mempertahankan kekuasaan yang selanjutnya bicara tentang agenda perubahan," jelasnya.

Akan tetapi jelasnya, bisa saja kedua partai besar itu kemungkinan ada wacana alternatif koalisi. Misalnya, karena faktor yang kedua yaitu faktor pragmatis karena ada kepentingan yang mendesak.

"Maka ya bisa saja. Misalnya hari-hari ini kita saksikan bahwa Partai Demokrat berada dalam tekanan politik yang cukup tinggi dengan adanya rivalitasnya, dimana proses upaya-upaya hukum juga ke arah sana. Sehingga bisa saja itu menjadi bagian yang perlu dikompromikan atau mungkin ada alternatif penawaran koalisi yang diberikan kepada Demokrat," ungkapnya.

Namun demikian jelasnya, di atas segalanya pertemuan kedua etit ini setidaknya mencairkan suasana politik yang bisa dikatakan lebih dari 20 tahun terakhir, semenjak Bapak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ibu Megawati Soekarnoputri pasca pemilu 2004 mengalami ketegangan. Dimana, hal itu hubungan politiknya juga tidak baik.

Kemudian dimomen Pemilu 2024 ini, walaupun pertemuannya bukan Ibu Megawati dan Bapak SBY. Akan tetapi, setidaknya pertemuan anak kandung dari kedua mantan presiden tersebut setidaknya memberikan satu panorama yang menarik.

"Yaitu di dalam proses berpolitik yang namanya komunikasi politik silaturahmi politik walaupun perbedaan ideologi perbedaan asas atau perbedaan arah politik. Namun sebagai sesama anak bangsa terus berupaya membangun komunikasi, sehingga proses pemilu yang akan kita hadapi nantinya apapun hasilnya semua pihak bisa secara bijaksana menerima apapun hasil dari pemilu. Saling bahu membahu untuk memperkuat pemerintahan yang nantinya siapapun memimpin," tutup Darmawan.

Sementara, Akademisi Unila yang juga Mantan Komisioner KPU Lampung, Handi Mulyaningsih menyampaikan, pertemuan antara mbak Puan dan AHY hari ini bisa saja untuk menjajaki kemungkinan koalisi.

Namun demikian, melihat pertemuan keduanya adalah merupakan komunikasi politik yang bagus, agar masyarakat juga tidak selalu melihat masa lalu antara Ibu Mega dan Bapak SBY. 

"Komunikasi politik generasi Bu Mega dan Pak SBY menunjukkan, bahwa ada ruang bagi dua partai tersebut untuk menjajagi kemungkinan koalisi. Jadi Kemungkinan koalisi itu ada," kata Handi. (*)


Video KUPAS TV : Dewan Ajak Mahasiswa Jadi Mitra Kritis Pemkot


Editor :