Torehkan Sejarah, ASDP Bukukan Keuntungan Senilai 585 Miliar, Jadi Laba Terbesar Sepanjang Masa
Kupastuntas.co, Lampung Selatan - PT ASDP
Indonesia Ferry (Persero) berhasil membukukan catatan keuangan manis di tahun
2022, yakni kembali mencetak laba senilai Rp585 miliar dan menjadi rekor
keuntungan tertinggi sepanjang masa.
Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry
(Persero), Ira Puspadewi menerangkan, mengacu hasil laporan kinerja konsolidasi
ASDP 2022 audited pada bulan Januari sampai dengan Desember 2022, pembukuan
pendapatan tercatat sebesar Rp 4,381 Triliun serta laba bersih sebanyak Rp585
miliar.
"Pendapatan 2022 telah melampaui dari
total pendapatan dalam kondisi normal sebelum Covid-19 di tahun 2019 sebesar Rp3,328
triliun, dan naik 23,4 persen dibanding realisasi tahun 2021 sebesar Rp3,550
triliun," ungkap Ira, sapaan akrabnya melalui keterangan tertulis, Kamis
(15/6/2023) malam.
Sementara, perolehan laba bersih mencapai
220,8 persen dari target dan mengalami pertumbuhan 79,4% dari laba di tahun
2021 di angka Rp326 miliar. Capaian laba bersih di tahun 2022, membuat ASDP
lagi-lagi berhasil mencetak laba tertinggi sepanjang sejarah sejak ASDP
berdiri.
Capaian kinerja positif tahun 2022 itu,
berkat kontribusi kinerja penyeberangan meliputi produksi perintis dan
komersial atau gabungan. Diantaranya, produksi penumpang mencapai sebanyak 7,6
juta orang atau naik sebesar 66 persen dibandingkan realisasi tahun 2021 yakni
sejumlah 4,6 juta orang.
Selanjutnya, kendaraan roda 2 dan 3 sebanyak
4,1 juta unit atau meningkat 66 persen dari realisasi 2,5 juta unit pada tahun
sebelumnya. Lalu, kendaraan roda 4 atau lebih mencapai 4,4 juta unit atau naik
48 persen dibandingkan realisasi di 2021 sebanyak 2,9 juta unit. Dan, barang
tercatat di angka 1,3 juta ton atau turun 47 persen dibanding realisasi tahun
2021 sebanyak 2,4 juta ton.
"Pasca pandemi, terjadi perubahan
perilaku dari pejalan kaki ke kendaraan pribadi sehingga terjadi peningkatan
pada kendaraan penumpang. Sedangkan untuk logistik, kenaikan didukung regulasi
bahwa sejak awal pandemi pun tidak ada pembatasan pergerakan untuk kendaraan
logistik, khususnya pada periode libur hari raya," sambung Ira.
Ira menambahkan, ada beberapa langkah
terobosan yang dilakukan oleh pihak manajemen pada sektor operasional dan
keuangan pasca pandemi Covid-19.
"Ada tiga faktor utama yang
berkontribusi atas pencapaian ini. Pertama, dari sisi eksternal, adalah dampak
pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang dilakukan
oleh pemerintah. Sehingga, selama tahun 2022, khususnya periode layanan
Angkutan Lebaran dan Natal Tahun Baru tahun 2022 lalu, pergerakan penumpang dan
kendaraan telah kembali normal, dan terus menunjukkan kenaikan," timpal
Ira.
Terlebih lagi, kebijakan pelonggaran
pergerakan kendaraan dan penumpang pasca pandemi Covid-19 dan diperkuat lagi
dengan pencabutan PPKM oleh Pemerintah pada tanggal 30 Desember 2022 membuat
masyarakat lebih leluasa dalam melakukan perjalanan.
"Faktor kedua adalah faktor internal,
antara lain dengan pembenahan operasional dan perbaikan bisnis proses yang
makin efektif dan efisien, termasuk digitalisasi ticketing di seluruh pelabuhan
ASDP. Skema bisnis kemitraan B to B juga berperan penting dalam kinerja
ini," cetus Ira.
Yang ketiga, lanjut Ira, dari sisi eksternal
yang juga menjadi pendorong adalah adanya penyesuaian sejumlah tarif
penyeberangan pada bulan Oktober tahun 2022 termasuk yang sudah tidak naik
selama 4 tahun.
Penyesuaian tarif ini merupakan bukti
komitmen Pemerintah dalam mendukung keberlanjutan bisnis angkutan penyeberangan
laut pasca kenaikan beberapa komponen penyusun tarif, harga energi dan juga
untuk peningkatan layanan pelanggan.
"Selain itu, kinerja positif juga
didukung program pengendalian biaya melalui langkah efisiensi yang ditunjukan
dengan operating ratio 66,89 persen lebih rendah dibanding 2021 sebesar 72,05
persen. Selanjutnya, BOPO Tahun 2022 sebesar 86,06 persen lebih rendah dibanding
tahun 2021 sebesar 91,51 persen. Dimana, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan
berhasil meningkatkan efisiensinya dengan adanya pengendalian keuangan terhadap
realisasi beban pokok dan beban usaha," rinci Ira.
Ditambah lagi, rasio liquiditas perseroan
dalam kondisi liquid dan memiliki kemampuan untuk memenuhi seluruh kewajiban
jangka pendeknya.
"Dari kondisi ini, posisi ASDP menjadi
perusahaan solvable, yakni memiliki kemampuan untuk membayar seluruh total
hutangnya menggunakan total aset sebesar 15,66 persen, dan Debt to Equity
0,21x," tegas Ira.
Disamping itu, di tahun 2022 lalu, ASDP juga
berhasil membukukan nilai EBITDA positif sebesar Rp 1,101 triliun atau tumbuh
sebesar 39 persen dari tahun 2021 sebesar Rp 791 miliar. Hal ini menunjukan,
bahwa perusahaan mampu menghasilkan tingkat profitabilitas yang semakin baik
dari tahun ke tahun.
Ira juga menyebutkan, manajemen terus
melakukan akselerasi dan perkuatan bisnis perseroan. Salah satunya, fokus dalam
penerapan bisnis model yang memperkuat pertumbuhan anorganik dan juga
pelaksanaan kerjasama strategis dengan pihak eksternal.
Selebihnya, manajemen ASDP berkomitmen, terus
mengedepankan inovasi bisnis untuk memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan
serta pelayanan yang makin memberikan kenyamanan bagi konsumen.
"Salah satu proyek kerjasama, saat ini
terus berjalan kerjasama pembangunan kawasan proyek Bakauheni Harbour City,
lalu pengoperasian pelabuhan, dan juga kolaborasi bisnis lainnya. Ini sebagai
wujud komitmen bahwa ketika pandemi Covid-19 pada 2020, ASDP bukan hanya fokus
menekan BOPO (rasio antara beban dengan pendapatan operasi), tetapi juga
memastikan keberlanjutan bisnis perusahaan untuk terus tumbuh," tandas
Ira. (*)
Berita Lainnya
-
OJK: Literasi Keuangan Faktor Penentu Masa Depan Generasi Muda
Kamis, 24 Oktober 2024 -
Investor Pasar Modal di Lampung Capai 311.933 Orang, Total Transaksi Rp9,3 Triliun
Kamis, 10 Oktober 2024 -
Pertanian Kontribusi Terbesar Ekonomi Lampung Lima Tahun Terakhir, BPS: Kokoh Meski di Tengah Terpaan Covid-19
Minggu, 06 Oktober 2024 -
OJK Ungkap Transaksi Pinjaman Online Tembus 69,39 Triliun
Senin, 09 September 2024