• Rabu, 26 Juni 2024

Torehkan Sejarah, ASDP Bukukan Keuntungan Senilai 585 Miliar, Jadi Laba Terbesar Sepanjang Masa

Kamis, 15 Juni 2023 - 22.01 WIB
126

PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) mencatat pendapatan sebesar Rp 4,381 Triliun serta laba bersih sebanyak Rp585 miliar. Foto: Ist

Kupastuntas.co, Lampung Selatan - PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) berhasil membukukan catatan keuangan manis di tahun 2022, yakni kembali mencetak laba senilai Rp585 miliar dan menjadi rekor keuntungan tertinggi sepanjang masa.

Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), Ira Puspadewi menerangkan, mengacu hasil laporan kinerja konsolidasi ASDP 2022 audited pada bulan Januari sampai dengan Desember 2022, pembukuan pendapatan tercatat sebesar Rp 4,381 Triliun serta laba bersih sebanyak Rp585 miliar.

"Pendapatan 2022 telah melampaui dari total pendapatan dalam kondisi normal sebelum Covid-19 di tahun 2019 sebesar Rp3,328 triliun, dan naik 23,4 persen dibanding realisasi tahun 2021 sebesar Rp3,550 triliun," ungkap Ira, sapaan akrabnya melalui keterangan tertulis, Kamis (15/6/2023) malam.

Sementara, perolehan laba bersih mencapai 220,8 persen dari target dan mengalami pertumbuhan 79,4% dari laba di tahun 2021 di angka Rp326 miliar. Capaian laba bersih di tahun 2022, membuat ASDP lagi-lagi berhasil mencetak laba tertinggi sepanjang sejarah sejak ASDP berdiri.

Capaian kinerja positif tahun 2022 itu, berkat kontribusi kinerja penyeberangan meliputi produksi perintis dan komersial atau gabungan. Diantaranya, produksi penumpang mencapai sebanyak 7,6 juta orang atau naik sebesar 66 persen dibandingkan realisasi tahun 2021 yakni sejumlah 4,6 juta orang.

Selanjutnya, kendaraan roda 2 dan 3 sebanyak 4,1 juta unit atau meningkat 66 persen dari realisasi 2,5 juta unit pada tahun sebelumnya. Lalu, kendaraan roda 4 atau lebih mencapai 4,4 juta unit atau naik 48 persen dibandingkan realisasi di 2021 sebanyak 2,9 juta unit. Dan, barang tercatat di angka 1,3 juta ton atau turun 47 persen dibanding realisasi tahun 2021 sebanyak 2,4 juta ton.

"Pasca pandemi, terjadi perubahan perilaku dari pejalan kaki ke kendaraan pribadi sehingga terjadi peningkatan pada kendaraan penumpang. Sedangkan untuk logistik, kenaikan didukung regulasi bahwa sejak awal pandemi pun tidak ada pembatasan pergerakan untuk kendaraan logistik, khususnya pada periode libur hari raya," sambung Ira.

Ira menambahkan, ada beberapa langkah terobosan yang dilakukan oleh pihak manajemen pada sektor operasional dan keuangan pasca pandemi Covid-19. 

"Ada tiga faktor utama yang berkontribusi atas pencapaian ini. Pertama, dari sisi eksternal, adalah dampak pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang dilakukan oleh pemerintah. Sehingga, selama tahun 2022, khususnya periode layanan Angkutan Lebaran dan Natal Tahun Baru tahun 2022 lalu, pergerakan penumpang dan kendaraan telah kembali normal, dan terus menunjukkan kenaikan," timpal Ira.

Terlebih lagi, kebijakan pelonggaran pergerakan kendaraan dan penumpang pasca pandemi Covid-19 dan diperkuat lagi dengan pencabutan PPKM oleh Pemerintah pada tanggal 30 Desember 2022 membuat masyarakat lebih leluasa dalam melakukan perjalanan.

"Faktor kedua adalah faktor internal, antara lain dengan pembenahan operasional dan perbaikan bisnis proses yang makin efektif dan efisien, termasuk digitalisasi ticketing di seluruh pelabuhan ASDP. Skema bisnis kemitraan B to B juga berperan penting dalam kinerja ini," cetus Ira.

Yang ketiga, lanjut Ira, dari sisi eksternal yang juga menjadi pendorong adalah adanya penyesuaian sejumlah tarif penyeberangan pada bulan Oktober tahun 2022 termasuk yang sudah tidak naik selama 4 tahun.

Penyesuaian tarif ini merupakan bukti komitmen Pemerintah dalam mendukung keberlanjutan bisnis angkutan penyeberangan laut pasca kenaikan beberapa komponen penyusun tarif, harga energi dan juga untuk peningkatan layanan pelanggan.

"Selain itu, kinerja positif juga didukung program pengendalian biaya melalui langkah efisiensi yang ditunjukan dengan operating ratio 66,89 persen lebih rendah dibanding 2021 sebesar 72,05 persen. Selanjutnya, BOPO Tahun 2022 sebesar 86,06 persen lebih rendah dibanding tahun 2021 sebesar 91,51 persen. Dimana, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan berhasil meningkatkan efisiensinya dengan adanya pengendalian keuangan terhadap realisasi beban pokok dan beban usaha," rinci Ira.

Ditambah lagi, rasio liquiditas perseroan dalam kondisi liquid dan memiliki kemampuan untuk memenuhi seluruh kewajiban jangka pendeknya.

"Dari kondisi ini, posisi ASDP menjadi perusahaan solvable, yakni memiliki kemampuan untuk membayar seluruh total hutangnya menggunakan total aset sebesar 15,66 persen, dan Debt to Equity 0,21x," tegas Ira.

Disamping itu, di tahun 2022 lalu, ASDP juga berhasil membukukan nilai EBITDA positif sebesar Rp 1,101 triliun atau tumbuh sebesar 39 persen dari tahun 2021 sebesar Rp 791 miliar. Hal ini menunjukan, bahwa perusahaan mampu menghasilkan tingkat profitabilitas yang semakin baik dari tahun ke tahun.

Ira juga menyebutkan, manajemen terus melakukan akselerasi dan perkuatan bisnis perseroan. Salah satunya, fokus dalam penerapan bisnis model yang memperkuat pertumbuhan anorganik dan juga pelaksanaan kerjasama strategis dengan pihak eksternal.

Selebihnya, manajemen ASDP berkomitmen, terus mengedepankan inovasi bisnis untuk memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan serta pelayanan yang makin memberikan kenyamanan bagi konsumen.

"Salah satu proyek kerjasama, saat ini terus berjalan kerjasama pembangunan kawasan proyek Bakauheni Harbour City, lalu pengoperasian pelabuhan, dan juga kolaborasi bisnis lainnya. Ini sebagai wujud komitmen bahwa ketika pandemi Covid-19 pada 2020, ASDP bukan hanya fokus menekan BOPO (rasio antara beban dengan pendapatan operasi), tetapi juga memastikan keberlanjutan bisnis perusahaan untuk terus tumbuh," tandas Ira. (*)