• Selasa, 26 November 2024

Ribuan Siswa di Bandar Lampung Putus Sekolah, Berikut Strategi Pemkot Mengatasinya

Senin, 12 Juni 2023 - 16.43 WIB
1.2k

Walikota Bandar Lampung Eva Dwiana ketika memberi keterangan kepada awak media. Foto: Sri/Kupastuntas.co

Sri

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdik) Lampung melalui Data Pokok Pendidikan (Dapodik) mencatat terdapat 15.965 pelajar dari SD, SMP, hingga SMA/SMK di Lampung mengalami putus sekolah sepanjang Januari hingga Juni 2023.

Untuk di Bandar Lampung sendiri menduduki angka ke 3 terbanyak yang putus sekolah, yakni terdapat 1.601 anak, setelah Lampung Tengah mencapai 2.172 anak dan Lampung Selatan 1.974 anak.

Dengan adanya angka anak putus sekolah di Bandar Lampung tersebut yang memang pada jenjang SMA/SMK menjadi penyumbang terbesar. Pemkot setempat melakukan strategi untuk mengurangi angka putus sekolah tersebut.

Diantaranya, Pemkot memberikan 1000 beasiswa pada warga Bandar Lampung yang benar-benar tidak mampu.

"InsyaAllah 1000 beasiswa ini akan kita tambah, kalau rezeki kita banyak. Karena Beasiswa ini merupakan strategi untuk siswa tidak putus sekolah," ujar Walikota Bandar Lampung Eva Dwiana, Senin (12/6/2023).

Karena jelasnya, SMA sendiri sudah diambil alih oleh provinsi sehingga Pemkot tidak ada kewenangan. Sehingga, melalui beasiswa ini sebagai pengganti billing.

"Lain halnya kalau SMP, itu kita masih ada program billing," kata dia.

Selain itu kata Eva, begitu juga kalau anak-anak ini ingin melanjutkan ke perguruan tinggi maka ada juga beasiswa bagi mereka.

"Kita berikan juga beasiswa bagi siswa yang berprestasi dan kurang mampu untuk lanjut S1. Jadi semua kita berikan fasilitas," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pendidikan Dasar Disdikbud Bandar Lampung, Mulyadi Syukri, mengatakan program biling hingga kini pemkot masih ada.

"Untuk tahun ini kuota biling SMP minimal 30 persen. Artinya boleh lebih dari itu tergantung dengan kondisi sekolah, yang menerima siswa di sekolahnya," kata Mulyadi.

Mulyadi menjelaskan, anak yang mendapatkan program billing ini tidak diberikan uang saku setiap bulannya, akan tetapi anak tersebut diberikan semua fasilitas sekolah gratis.

"Seperti diberikan pakaian atau seragam sekolah, lalu tidak lagi membayar iuran komite atau SPP," tandasnya. (*)