Warga Sampang Turus Tanggamus Masih Terisolir Pasca Hanyutnya Jembatan Darurat

Warga beramai-ramai menggotong sepeda motor yang akan melewati sungai akibat jembatan darurat hanyut. Foto: Sayuti/Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Tanggamus
- Ratusan kepala keluarga (KK) di Pekon (Desa) Sampang Turus, Kecamatan
Wonosobo, Kabupaten Tanggamus hingga Rabu (7/6/2023) sore, masih terisolir
sejak jembatan darurat menghubungkan pekon tersebut dengan pekon lain hanyut
diterjang banjir bandang pada Selasa (6/6/2023) malam.
Tidak hanya itu, tanggul penahan banjir sepanjang belasan
meter di sisi sungai Way Sampang juga jebol diterjang air bah. Jalan kabupaten
menuju Pekon Sampang Turus juga tertutup lumpur banjir bercampur air hingga
licin dan sangat berbahaya dilalui.
Banjir bandang terjadi setelah hujan deras mulai pukul 20.00
hingga pukul 22.00 WIB. Air bah mulai menerjang sekira pukul 22.00 WIB
menghanyutkan satu-satunya jembatan darurat yang dibuat secara swadaya antara
warga dan BPBD Tanggamus pada awal tahun 2023 lalu atau enam bulan lalu.
Puluhan siswa SD, SMP dan SMA yang menimba ilmu disejumlah
lembaga pendidikan di Kecamatan Wonosobo terpaksa libur karena sungai yang
berair deras dan kedalaman hingga sepinggul orang dewasa sulit dilewati.
"Baru enam bulan kami menikmati jembatan darurat yang
dibangun awal tahun 2023 lalu, selama enam bulan itu kami cukup terbantu karena
tidak harus nyemplung ke sungai lagi. Saat ini jembatan hanyut, aktifitas kami
kembali terganggu," kata Jahrani (37), warga Sampang Turus, Rabu
(7/6/2023) sore.
Ia menjelaskan, putusnya jembatan darurat hasil gotong
royong masyarakat dengan BPPD itu akibat derasnya arus sungai setelah hujan deras
turun dengan intensitas tinggi pada Selasa (6/6/2023).
"Dampaknya, aktivitas warga terganggu bahkan terhenti
serta terisolir beberapa hari ke depan karena debit sungai masih tinggi dan
sangat deras untuk dilalui," kata dia.
Pantauan Kupastuntas.co, sejumlah warga nekat melintasi
sungai karena keperluan mendesak seperti guru dan pedagang. Termasuk anak
sekolah yang di gendang orang tuanya untuk sampai ke ujung sungai.
Anak-anak sekolah tidak hanya harus melepas sepatu, juga
menanggalkan celana bahkan baju seragam sekolah agar tidak basah.
Rendi, salah seorang pelajar disalah satu SMA di Kecamatan
Wonosobo yang memilih pergi pulang dari Sampang Turus ke sekolah berharap
Pemkab Tanggamus melalui dinas terkait yakni BPBD dan PUPR dapat segera membangun
jembatan darurat atau langsung membangun jembatan permanen untuk aktivitas
warga setempat.
"Kami generasi muda selama ini memimpikan jalan ke desa
kami mulus diaspal, jembatan juga dibangun permanen agar saat banjir sekalipun
kami bisa sekolah dan warga bisa kerja," ujarnya.
Kepala Pekon Sampang Turus, Marhawi mengatakan, hanyutnya
jembatan darurat yang dibangun BPBD bersama relawan dan warga itu memaksa warga
dan anak sekolah kembali ke "tradisi" lama yaitu
"nyemplung" berbasah-basahan dan menyeberangi sungai yang cukup dalam
dan berarus deras, serta berbahaya karena bisa menghanyutkan orang dan
kendaraan.
"Kalau air sungai lagi meluap, bukan hanya anak-anak
dan lansia saja yang digendong, sepeda motor pun harus digotong rame-rame agar
tidak hanyut atau mati mesin," katanya.
Marhawi berharap "suara" rakyat kecil yang katanya
adalah "suara langit" ini agar diperhatikan pemerintah. Yakni
membangun jembatan permanen diatas tiga aliran sungai yang menjadi jalan
satu-satunya menuju Pekon Sampang Turus.
"Ada tiga sungai di jalan ini, dua belum ada jembatan
sama sekali, hanya satu yang sudah dibuatkan jembatan darurat, itupun sudah
hanyut, " katanya.
Dirinya menggambarkan, putusnya jembatan menggambarkan
putusnya harapan masyarakat akan perhatian Pemerintah Kabupaten Tanggamus yang
sudah bertahun-tahun menjanjikan pembangunan yang tak kunjung terealisasi.
"Sekarang sudah masuk tahun politik, kami sudah kenyang
dengan janji-janji politik calon DPR, DPRD, maupun calon bupati hingga
gubernur. Kami hanya butuh pembangunan jembatan dan jalan agar desa kami tidak
menjadi desa yang terisolir dan tertinggal, " tegasnya. (*)
Berita Lainnya
-
Kasus Dugaan Korupsi Perjas DPRD Tanggamus, Kejati Periksa Sekwan Hingga Pihak Travel
Rabu, 12 Maret 2025 -
Dilaporkan Hilang, Nelayan Ditemukan Meninggal di Laut Cukuhbalak Tanggamus
Rabu, 12 Maret 2025 -
Bupati Tanggamus Sidak Sejumlah OPD, Pastikan Pegawai Disiplin
Selasa, 11 Maret 2025 -
Kepala Balai Besar TNBBS di Kotaagung Diduga Lakukan Tindakan Asusila ke Pegawainya, Suami Korban Tuntut Permintaan Maaf
Senin, 10 Maret 2025