Tarif Tol Ruas Bakter Naik, Pengendara Lebih Pilih Jalur Arteri Hingga Singgung Kualitas Jalan

Tampak kendaraan yang melewati Jalur Lintas Sumatra Soekarno-Hatta, Kalibalok, Bandar Lampung, Selasa (5/6). Foto: Yudi? Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Bandar
Lampung - Kenaikan tarif Tol dinilai kurang efisien bagi pengendara yang
melintas melalui jalur tersebut setiap hari, sebab kenaikan yang terjadi cukup
signifikan sehingga banyak yang mengeluhkan hal tersebut.
Di ketahui tarif sebelumnya Tol Bakauheni - Terbanggi Besar
(Bakter) adalah sebesar Rp118.500, Kini setelah mengalami kenaikan, tarif Tol
Bakauheni - Terbanggi Besar sebesar Rp 189.500, per 25 Mei 2023, Kenaikan
tersebut tergolong sangat signifikan.
Terlihat dari pantauan Kupastuntas.co, sejumlah kendaraan
baik mobil kecil, truk maupun mobil bertonase besar, mulai memadati jalur
lintas sumatra Jalan Soekarno Hatta, hal itu dampak dari kenaikan tarif Tol.
Megi salah seorang supir travel trayek Liwa - Bandar Lampung
mengatakan kenaikan tarif tol dinilai sangat memberatkan pasalnya kenaikan
tarif terjadi hampir kurang lebih 40 persen dari tarif awal.
Diketahui tarif Tol Terbanggi besar - Natar, semula Rp37
ribu, mengalami kenaikan menjadi Rp47,500, kenaikan tersebut dianggap sangat
tinggi sehingga banyak pengendara yang semula menggunakan jalur Tol kembali menggunakan
jalur arteri.
"Tinggi sekali kenaikannya, kalau seperti tahun yang
sudah cuma dua ribu rupiah masih mending, sekarang Tol Terbanggi besar ke Natar
naiknya Rp10.500 rupiah, ngejerit kami sebagai supir travel," keluh Megi
saat dimintai keterangan Senin (05/06/23).
Megi menambahkan, hal itu membuat ia dan rekan-rekan travel
memilih melintasi jalan arteri, sebab kenaikan tersebut dianggap tidak
berimbang dengan pendapatan.
"Tarif naik tinggi, penumpang sepi, jadi ya kami lewat
lintas tengah lagi sekarang, jalan Tol juga banyak yang bergelombang tidak
sesuai kalau tarifnya dinaikin segitu," kata dia.
"Mobil-mobil besar juga sudah mulai banyak yang lewat
jalur arteri sebab kemungkinan uang jalan yang mereka dapat dari kantor tidak
cukup atau tidak sesuai dengan tarif Tol," tambahnya.
Megi berharap kenaikan tersebut dapat di pertimbangkan
kembali oleh pihak terkait agar tidak terlalu memberatkan pengguna khususnya
yang menggantungkan kehidupannya sebagai supir travel.
Menanggapi hal yang sama Deki pengendara mobil expedisi
barang sebuah perusahaan di Lampung, mengeluhkan hal yang sama sebab uang jalan
yang diberikan pihak kantornya tidak seimbang dengan pengeluaran yang harus di
keluarkan.
"Secara efisiensi waktu tempuhnya memang via tol lebih
cepat, tapi semenjak naiknya tarif Tol saya memilih melewati jalur arteri,
sebab uang jalan yang diberikan kantor tempat saya bekerja masih sama seperti
sebelum ada kenaikan tarif," jelas Deki.
Ia mengaku kenaikan harga Tol tidak efektif sebab kenaikan
yang terjadi tidak disesuaikan dengan fasilitas dan kualitas jalan yang ada.
Semenjak kenaikan itu juga tidak hanya dia yang memilih
jalur lintas tengah, beberapa rekannya juga sama hanya sesekali disaat mendesak
terpaksa harus melalu jalur Tol.
"Saya yakin dengan adanya kenaikan tarif Tol akan
berdampak juga terhadap harga sejumlah kebutuhan pokok, sebab pendistribusian
kebutuhan pokok tentu akan lebih cepat via jalur Tol, sehingga seluruh
akomodasinya juga mengalami kenaikan," pungkasnya. (*)
Berita Lainnya
-
Cegah Banjir, Pemprov Lampung Perkuat Mitigasi Lewat Pelestarian Hutan
Kamis, 11 September 2025 -
8.536 Mahasiswa Baru Unila 2025 Resmi Registrasi, Kadin Lampung Ingatkan Pentingnya Pilih Jurusan Sesuai Tren Industri
Kamis, 11 September 2025 -
5.891 Honorer di Bandar Lampung Akan Diangkat Jadi PPPK Paruh Waktu, Wajib Lengkapi Syarat Kesehatan
Kamis, 11 September 2025 -
Harga Singkong Anjlok, Gubernur Lampung Minta Petani Beralih Tanam Jagung dan Padi
Kamis, 11 September 2025