Menolak Ditertibkan, PKL Ngaku Diizinkan Istri Walikota Metro Dagang di Atas Trotoar
Kupastuntas.co, Metro - Aksi adu mulut terjadi saat Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) Kota Metro menertibkan sejumlah Pedagang Kaki Lima (PKL) di trotoar Jalan AH Nasution, Jumat (26/5/2023).
Para PKL kekueh tidak mau ditertibkan lantaran mengaku telah mendapatkan izin dari istri Walikota Metro, Silfi Naharani Wahdi.
Dari pantauan Kupastuntas.co, dua orang wanita yang merupakan PKL di atas trotoar tepatnya di depan Rumah Sakit Permata Hati (RSPH) itu memilih bertahan saat akan ditertibkan Satpol-PP.
Ania, salah seorang PKL penjual makanan di trotoar Jalan AH Nasution mengaku bahwa ia dan rekan PKL lainnya telah meminta izin melalui pesan WhatsApp kepada istri Walikota Metro, Wahdi.
"Saya pernah menemui Pak Walikota, yang dagang di situ pernah juga WA Bu Silfi minta izin dagang. Bu Silfi bilang orang berapa yang dagang, kita bilang orang dua terus diizinkan, dibolehin yang penting rapih. Yang ngomong itu Bu Silfi langsung, dia WA Mbak tukang kopi itu," kata Ania, kepada awak media saat penertiban tersebut.
Wanita yang tinggal di salah satu kontrakan di wilayah Kelurahan Yosorejo, Kecamatan Metro Timur itu juga menjelaskan bahwa rekannya sesama PKL merupakan penghuni salah satu bangunan milik Walikota, sehingga para PKL berani bertahan di trotoar jalan tersebut atas izin istri orang nomor satu di Metro.
"Karena dia tinggal di rumah punya Pak Walikota, di belakang hotel. Yang mengizinkan itu Bu Silfi, nggak pernah juga disampaikan kalau ada penertiban gimana. Dia tanya orang berapa yang jualan, kita bilang orang 2 terus dia bilang nggak apa-apa yang penting rapih," cetusnya.
Dalam penertiban itu, Ania juga meminta Pol-PP untuk tidak melakukan penertiban terhadapnya dan rekan-rekannya di trotoar depan RSPH Metro.
"Saya sudah capek ya om saya ini janda, Saya mencari duit sendiri, rumah saya ngontrak, saya tidak pernah dapat bantuan sama sekali. Kalau saya tidak dagang di sini, anak saya sekolah di Kesehatan. saya cuma dagang begini ngumpulin untuk makan dan untuk sekolah," bebernya.
"Saya baru dagang sebentar sudah diusir, Saya sudah lama dagang di sini sudah bertahun-tahun. Saya sudah diberi peringatan memang berkali-kali tapi saya bingung mau dagang di mana. Rumah kontrakan saya siapa yang mau bayar Rp700 Ribu sebulan," sambungnya.
Dirinya juga mengancam akan melaporkan kegiatan penertiban yang dilakukan Satpol-PP tersebut ke istri Walikota Metro.
"Kasih saya tempat untuk usaha, untuk saya cari makan. Saya nggak pernah dikasih solusi mau ke mana saya dagang. Kami maunya ya dagang terus, bisa kasih makan anak, bisa bayar kontrakan. Ini untuk menyambung nyawa," pungkasnya.
Hal senada diungkapkan Jumilah, warga Jalan Seminung, Kelurahan Yosorejo, Kecamatan Metro Timur mengaku izin yang dikeluarkan istri Walikota melalui pesan WhatsApp saat surat teguran pertama dilayangkan Satpol-PP.
"Saya itu WA sama Bu Silfi, dan dia bilang boleh yang penting rapih gitu aja. Itu yang menyampaikan Bu Silfi langsung melalui WA, karena mau telepon kan susah karena dia kerja jadi mau menemuinya susah," ungkapnya.
"Itu WA-nya sudah lama waktu dapat surat pertama itu. Saya mau menemuinya kan nggak bisa karena dia orang sibuk, makanya saya WA dan diizinin," lanjutnya.
Wanita yang mengaku tinggal di salah satu bangunan milik Walikota Metro, Wahdi tersebut akan mengadukan hal yang dialaminya ke Silfia Naharani.
"Karena ditertibkan begini ya kami mau lapor lagi, Kami mau minta tolong benar karena kami mau cari makan. Suami saya dulu sopirnya Pak Wahdi, saya tinggal di belakang grand sekuntum itu di rumah punya Pak Wahdi, makanya saya izin sama Bu Silfi," tutupnya.
Sementara itu, Kepala Satpol-PP Kota Metro, Jose Sarmento melalui Danton Trantibum, Jamani menerangkan, sebelum melakukan penertiban terhadap sejumlah PKL di trotoar jalan Ahmad Yani, petugas terlebih dahulu melakukan penertiban ke pasar cendrawasih dan badan jalan Jendral Sudirman.
"Pertama kita melakukan penertiban di Pasar cendrawasih, di lantai atas yang menjadi tempat tidur anak punk dan sudah berulang kali kita berikan himbauan tapi masih juga diindahkan. Dan hari ini akhirnya mereka semua bisa dipindahkan, mudah-mudahan mereka tidak akan kembali ke situ," jelasnya.
"Lalu yang kedua kita lakukan penertiban PKL di depan Rumah Sakit Mardiwaluyo, yang mereka melakukan pelanggaran karena berjualan di badan jalan. Setelah itu kita lanjutkan penertiban PKL yang berjualan di atas trotoar Jalan AH Nasution," tambahnya.
Jamani menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan pendekatan persuasif sebelum melakukan penertiban terhadap PKL di trotoar Jalan AH Nasution.
"Hari ini ada dua PKL yang berjualan di atas trotoar, tepat di depan Rumah Sakit permata hati di jalan AH Nasution yang masih bersih kukuh tidak mau diterbitkan. Tapi kita tetap melakukan pendekatan persuasif agar yang bersangkutan mau pindah dari atas trotoar ini," terangnya.
"Kita sudah berulang kali memberikan himbauan kepada para PKL di sini, tapi tidak pernah diindahkan. Tadi dia mengaku sudah dapat izin Ibu Walikota, tapi masalah itu kita tidak tahu ya, kita hanya menjalankan tugas saja," sambungnya.
Dirinya juga mengungkapkan bahwa hal yang disampaikan PKL terkait dengan izin yang telah dikeluarkan oleh istri Walikota Metro, Wahdi adalah tidak benar.
"Mungkin Ibu itu yang mengada-ngada, Tugas kita hanya menertibkan saja. Kalaupun mereka bersikap untuk tidak mau dipindahkan kita akan upaya agar mereka tidak lagi berjualan di sini. Pokoknya tetap akan kita tertibkan," tandasnya. (*)
Berita Lainnya
-
Qomaru Divonis Pidana Denda Rp 6 Juta Subsider Satu Bulan Penjara
Selasa, 05 November 2024 -
Polisi Tangkap Mucikari Penjual IRT di Metro Lampung
Jumat, 01 November 2024 -
Qomaru Dituntut Pidana Bayar Denda Rp 6 Juta Subsider Tiga Bulan Penjara
Kamis, 31 Oktober 2024 -
Polisi Gerebek Warnet Sarang Judi Online di Metro Lampung, Satu Pejudi Ditangkap
Kamis, 31 Oktober 2024