• Selasa, 05 November 2024

Menerka Peluang Arinal Dalam Pemilu 2024, Pengamat Singgung Politik Uang di Lampung Masih Kuat

Jumat, 26 Mei 2023 - 18.12 WIB
252

Gubernur Lampung Arinal Djunaidi. Foto: Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Beberapa pengamat politik berpendapat bahwa Arinal Djunaidi didalam pemilihan Gubernur tahun 2024 ataupun peluangnya didalam pemilihan DPR RI terbilang tinggi, hal itu lantaran kondisi pemilih di Lampung yang masih dapat diberdayakan oleh politik uang.

Pengamat politik Indonesia dari Northern Illinois University Amerika Serikat Budi Kurniawan mengatakan, semakin daerah  bergantung kepada alam, maka akan semakin bergantung juga hasil pilkada dengan sponsor perusahaan swasta yang memberikan dana kampanye.

"Bergantung pada siapa yang memberi sponsor terhadap biaya kampanye yang sangat besar itu, dalam Pilkada di daerah seperti Lampung kekuatan modal sponsor dari perusahaan besar menjadi faktor menentukan hasil dari Pilkada," ucap Budi Kurniawan, Jumat, (26/5/2023).

Menurutnya, dampak viralnya jalan rusak di Lampung atas kinerja Arinal Djunaidi hanya akan mempengaruhi para pemilih pemula yang terbuka pada teknologi, sedangkan bagi para pemilih di Desa-desa tidak akan terlalu terpengaruh.

"Tentu itu (viralnya Lampung) akan berpengaruh kepada pemilih pemula yang dekat dengan teknologi informasi seperti daerah Kota Bandar Lampung, karena Arinal itu tidak pernah menang di Kota Bandar Lampung, justru yang menjadi basis Arinal itu yang berada di Desa-desa," ungkapnya.

Provinsi Lampung kata Budi, lebih dominan dan besar adalah pemilih di desa yang faktor pendorong memilihnya bergantung dengan jaringan-jaringan money politik.

"Kembali lagi siapa yang menguasai ekonomi Lampung, kalau misalnya jaringan Arinal tidak berubah seperti Pilkada sebebelumnya ya akan menang, kalau jaringan itu gak ada lagi ya kalah, selama ini peluang kapital sangat menentukan di Lampung," katanya.

Disinggung soal Istri Arinal Djunaidi yang dikabarkan akan menjadi Bacaleg DPR RI, ia menilai keterpilihanya tetap tinggi.

"Istri Herman HN jadi Walikota kerabat Muklis Basri jadi Bupati, itulah kenyataanya sistem kaderisasi kita masih berbasis primordial, peluangnya jadi besar bukan karena berkualitas karena orang punya modal besar, ya itulah mengapa istri Arinal mau nyalon anggota DPR," tegasnya.

Senada dengan itu pengamat Politik Universitas Lampung (Unila) Syarif Makhya mengatakan, pengaruh politik uang akan mempengaruhi siapa pemenang pilkada.

"Pada pilgub ada pesaing Arinal yang cukup kuat antara lain Herman HN, Umar Ahmad, Alzier Dianis Thabrani, mereka punya pengalaman, memiliki jaringan, dan dukungan dari masyarakat cukup luas tinggal sekarang bagaimana pengaruh kekuatan politik uang bisa dikontrol," katanya.

Sehingga hal itu kata Syarif, perlu adanya persaingan politik yang benar-benar didasarkan pada penilaian publik terhadap kapasitas kepemimpinan, integritas, dan keberpihakan kepada masyarakat lapisan bawah, serta kemampuan menyelesaikan masalah publik.

"Dalam kapasitas Arinal Djunaidi sebagai incumbent kalau dalam persepsi publik selama kepemimpinannya dinilai berhasil peluang untuk terpilih kembali lebih besar, sebaliknya kalau masyarakat menilai nya gagal, ya pasti peluang pesaingnya yang akan terpilih," tegasnya.

Terpisah, Ketua Forum Masyarakat Peduli Parlemen (Formappi) Lucius Karius mengatakan, peluang Arinal untuk terpilih kembali pada Pilgub 2024 masih sangat tinggi.

"Kalau bicara peluang Arinal masih mungkin dipilih warga baik di Pilgub maupun pileg 2024. Ya walaupun beberapa waktu ini ia banyak dibicarakan karena viralnya informasi mengenai pembangunan jalan di Lampung," jelas Lucius.

Saat ini katanya, pemilih di Lampung cenderung cepat lupa dengan kesalahan orang ataupun calon, dan pemilih cenderung mudah memaafkan seorang pemimpin dan karenanya dapat terpilih kembali.

"Belum lagi kalau pemilih masih mudah diperdaya politik uang. Petahana sangat mungkin punya cukup modal untuk membeli suara pemilih. Yang jelas kinerja buruk seorang petahana tidak selalu akan menjadi dasar pertimbangan pemilih. Faktor-faktor lain bisa dengan mudah mempengaruhi pemilih dalam menentukan pilihan," tutupnya. (*)