Jalan Perbatasan Lamsel dan Lamtim Memprihatinkan, Hampir 9 Tahun Tanpa Perbaikan
Penampakan jalan yang membentang mulai dari Desa Bumidaya, Bumi Asih, Bumirestu dan Pulau Jaya, Lamsel terlihat mengalami kerusakan cukup parah. Minggu (21/5/2023). Foto: Handika/Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Lampung Selatan - Jalan poros yang
menghubungkan Kecamatan Palas dan Way Panji di Kabupaten Lampung Selatan serta
perbatasan Serdang, Kabupaten Lampung Timur kondisinya berlubang dan tergenang
air saat musim penghujan tiba.
Jalan sepanjang kurang lebih 7 kilometer, terbentang mulai
dari Perempatan Puskesmas Desa Bumidaya, Bumi Asih, Bumirestu hingga Pulau Jaya
dalam kondisi memprihatinkan.
Sejak tahun 2015, jalan akses utama untuk mengangkut hasil
pertanian itu nyaris tak tersentuh pembangunan dan hingga kini belum ada
tanda-tanda akan segera diperbaiki oleh Pemerintah Daerah.
Seorang tokoh pemuda Desa Bumirestu yakni Juniawan mengaku
sudah lama harus merasakan rusaknya jalan dimana jarak 7 kilometer harus
ditempuh sekitar 45 menit perjalanan.
"Jalan dari Pasar Way Megat (Bumi Daya) sampai Pasar
Bumirestu terakhir aspalnya diperbaiki itu sekitar tahun 2013-2014, setelah itu
belum ada lagi perbaikan," ujarnya saat dikonfirmasi, Minggu sore
(21/5/2023).
Juniawan menambahkan, jalan itu merupakan akses utama warga
4 desa yaitu Desa Bumidaya, Bumi Asih, Bumirestu dan Pulau Jaya untuk
beraktivitas sehari-hari termasuk mengangkut hasil panen padi.
"Dampak kerusakan jalan ya bodi motor gampang bobrok,
shock breaker sering ganti. Kalau mobil kaki-kaki cepat rusak, orang dari jauh
kalau naik motor sampai jatuh karena nggak hafal jalan," sambungnya.
Belum lagi jika musim kemarau tiba, debu yang berterbangan
saat dilintasi berbagai jenis kendaraan menimbulkan penyakit gangguan
pernapasan dan mata memerah.
"Harapannya ya Pemerintah segera memperbaiki jalan,
kalau tidak ya lama-lama bisa kami gunakan untuk tempat mancing pas musim
hujan," tandas Juniawan.
Supir mobil pikap Imron, turut mengeluhkan kondisi jalan
yang mengakibatkan gangguan pada kesehatan perutnya.
"Bikin sakit perut nemu jalan kayak gini,"
cetusnya.
Imron merasa rugi waktu dan tenaga, karena waktu habis
dijalan saat melintasi rute Desa Bumidaya - Bumi Asih - Bumirestu.
"Ya jelas merugikan. Terutama tenaga kita, coba kalau
jalannya mulus kan enak kita jalannya," singkatnya. (*)
Berita Lainnya
-
Jelang Nataru, Polisi Lampung Selatan Imbau Pengendara Utamakan Keselamatan di Jalan
Jumat, 19 Desember 2025 -
Pemkab Lampung Selatan Tegaskan Komitmen Pengelolaan Zakat yang Profesional
Selasa, 16 Desember 2025 -
ASDP Bakauheni Siapkan 67 Kapal Hadapi Puncak Arus Nataru, Prediksi 12.893 Kendaraan Memadati Penyeberangan
Jumat, 12 Desember 2025 -
Jenazah Penumpang KMP Dorothy Melompat dari Kapal Ditemukan
Rabu, 10 Desember 2025









