• Selasa, 01 Oktober 2024

Realita Infrastruktur di Kota Metro, Seluruh Jalan Provinsi Rusak

Rabu, 26 April 2023 - 15.36 WIB
2.7k

Lalulintas kendaraan saat melintasi Jalan Pattimura, Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Metro Utara yang kondisinya rusak. Rabu (26/4/2023). Foto: Arby/kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Metro - Setelah tagar #Bima Effect alias kritik dilontarkan Tiktoker asal Kabupaten Lampung Timur Bima Yudho Saputro melalui akun Tiktoknya @awbimax reborn yang beberapa waktu lalu viral hingga kini masih menjadi perbincangan publik di Kota Metro.

Karena unggahan video Bima, rakyat Lampung khususnya di Kota Metro kini dengan berani dan berbondong-bondong mengungkapkan keluh kesahnya terkait infrastruktur dengan membanjiri media sosial.

Ada jutaan nitizen Indonesia yang turut serta mendukung pernyataan Bima pada waktu itu, salah satu cara yang diambil ialah dengan mendokumentasikan jalanan yang rusak lalu mengunggahnya ke jaringan media sosial.

Hal itu terjadi hampir merata di provinsi Lampung, termasuk di Kota Metro. Fenomena Bima Effect di Kota Metro dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakatnya untuk memberitahu pemerintah daerah agar mau turun kebawah, melihat dan mendengar keluhan rakyat.

Dari pantauan Kupastuntas.co di Jalan Pattimura, Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Metro, terpantau jalanan yang rusak tersebut telah dilakukan perbaikan sementara dengan menambal lubang menggunakan batu belah.

Jalan yang pembangunannya merupakan kewenangan Pemerintah Provinsi Lampung itu merupakan akses utama penghubung antara Kota Metro dengan Kabupaten Lampung Tengah, via Kecamatan Punggur.

Masyarakat juga turut merespon realita kondisi jalan Pattimura dengan lubang besar menganga bagaikan kubangan. Hal itu diutarakan Suwarno, warga Perumahan Lempuyang 2, Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Metro Utara.

"Seperti yang kita lihat hari ini kita berada di akses utama yang menghubungkan Kota Metro dengan Lampung Tengah ini kondisinya rusak parah. Kondisi ini tidak hanya di sini tapi ada beberapa jalan yang kewenangannya milik provinsi dan Kota Metro juga rusak parah," kata Suwarno saat diwawancarai Kupastuntas.co di Jalan Pattimura yang rusak, Rabu (26/4/2023).

"Seperti jalan Dr. Sutomo, Jalan Kaca Piring, WR Supratman, jalan Budi Utomo, Sukarno Hatta juga masih banyak lagi yang rusak. Semuanya butuh perbaikan," imbuhnya.

Pria yang juga merupakan tokoh pemuda di Kota Metro tersebut mengungkapkan, kerusakan infrastruktur jalan di Kota Metro telah berlangsung sejak era pemerintahan sebelumnya. Namun, kondisi itu justru semakin parah setelah roda pemerintahan berganti.

"Kondisi ini sebenarnya sudah berlangsung lama, di era kepemimpinan pak Pairin dulu, lalu diperparah dengan era Walikota saat ini yang justru kondisinya malah semakin parah. Saya paling sering lewat Jalan Pattimura ini, kemudian jalan Dokter Sutomo sampai ke arah 28 dan beberapa jalan lainnya yang rusak parah," ungkapnya.

Ia menilai, tagar Bima Effect merupakan bentuk respon masyarakat atas ketidakpuasan pembangunan yang dinilai mengalami kemunduran.

"Saya melihat apa yang disampaikan Bima itu kan realita kondisi sosial kita hari ini. Saya sangat mendukung terkait dengan kritik infrastruktur itu, dan saya rasa pemerintah tidak perlu reaktif ya dalam arti menganggap ini sebagai gerakan politik ataupun ujaran kebencian," jelasnya.

"Ini adalah kondisi real, dan apa yang disampaikan Bima itu juga mewakili apa yang menjadi kegelisahan masyarakat hari ini," sambungnya.

Tak hanya itu, pria yang aktif berselancar menyampaikan kritik kepada pemerintah melalui media sosial tersebut juga menganggap pembangunan sementara dengan metode timbunan baru belah tidak efektif dan justru menimbulkan masalah baru.

"Saya melihatnya kurang efektif karena kan justru berbahaya bagi pengendara. Karena batu-batu besar yang dipasang itu kan jika pengendara tidak sering lewat sini maka dia tidak akan paham kondisi jalannya, apalagi belum lama ini ada yang terjadi kecelakaan karena jalan rusak yang ditimbun batu-batu besar ini," ucapnya.

Suwarno menilai, baru besar untuk menimbun lubang dengan air yang masih menggenangi jalan justru membahayakan pengendara.

"Karena ada lubang ditimbun pakai batu besar dan di bawahnya masih ada air sehingga licin jadi pengendara terpeleset. Dan lebaran ini banyak kendaraan-kendaraan dari luar daerah yang masuk ke Metro, bahkan saudara saya kemarin saat main ke Metro ngomong terkait dengan kondisi jalan di Metro yang lebih parah dibandingkan Lampung Tengah," terangnya.

Dirinya bahkan menyebut, jalanan rusak di Kota Metro menjadi bahan lelucon masyarakat untuk mengkritisi kinerja pemerintah.

"Saudara saya dari gunung sugih ke arah Metro jalannya bagus, sampai di Metro malah seperti ini. Saya sedih aja karena dulu di Metro itu terkenal dengan jalannya yang mulus bahkan Jalan gang saja di aspal tapi sekarang justru jauh berbeda," bebernya.

Kini, dirinya berharap agar pemerintah Provinsi Lampung maupun Pemkot Metro dapat menyajikan pembangunan infrastruktur yang berkualitas sehingga dapat bertahan lama.

"Harapannya agar jalanan rusak di Metro ini segera diperbaiki tentunya dengan kualitas yang baik. Apalagi informasinya sehabis lebaran nanti kan jalanan ini akan diperbaiki, ya harapannya jangan sampai istilahnya alat berat saja belum diangkat tapi jalan sudah rusak lagi," tandasnya.

Sementara itu dari catatan Kupastuntas.co, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) pada 28 Februari 2023 lalu menjelaskan bahwa terdapat sepanjang 15,8 kilometer ruas jalan di Metro menjadi kewenangan pemerintah provinsi Lampung.

Dari total belasan kilometer tersebut, 68,67 persen diantaranya mengalami kerusakan mulai dari ringan hingga berat.

"Kondisi yang baik itu ada 31,3 persen terus kondisi rusak ringan itu ada 22,59 persen, kondisi rusak sedang itu ada 35,9 persen, kondisi rusak berat itu ada 10,18 persen," ungkapnya.

"Dari 15,8 kilometer itu menjadi kewenangan provinsi Lampung, sebagian ruas juga sudah masuk di tahun ini untuk perbaikannya. Itu ada jalan Ahmad Yani itu panjangnya 2,7 kilometer, jalan Budi Utomo itu 4,5 kilometer, jalan Sukarno-Hatta itu 2,2 kilometer, jalan veteran 1,5 kilometer, jalan Pattimura 3,5 kilometer dan jalan brigjend Katamso 1,19 kilometer," tandasnya. (*)


Video KUPAS TV : Update Arus Mudik Lebaran 2023 : 11 Ribu Kendaraan Pribadi Tinggalkan Pulau Sumatera


Editor :