• Kamis, 03 Juli 2025

Polisi Berhasil Amankan Pelaku Pengeroyokan Dokter di Lambar

Selasa, 25 April 2023 - 20.25 WIB
784

Kedua pelaku penganiayaan dokter di Laambar saat diamankan. Foto: Istimewa.

Kupastuntas.co, Lampung Barat - Satuan Reserse dan Kriminal (Satreskrim) Polres Lampung Barat (Lambar) bergerak cepat mengamankan para pelaku dugaan penganiayaan terhadap dokter di Puskesmas Pajarbulan, Kecamatan Way Tenong pada Senin (24/4/2023).

Korban diketahui bernama dr. Carel  Triwiyono Hamonangan, diduga mendapatkan penganiayaan dari dua orang pelaku Adi Wirahman warga Gang Senen Griya Arta Blok A1 Nomor 5, kota Bandar Lampung dan Misran Hadi warga Gang swadaya Vc no 5 LK II Kelurahan Gunung Terang, Bandar Lampung, pada Sabtu (22/4/2023), dengan Tempat Kejadian Perkara (TKP) Puskesmas Pajarbulan.

Kasatreskrim Polres Lampung Barat Iptu Juherdi Sumandi, SH., mendampingi Kapolres AKBP Heri Sugeng Priyantho, SIK, MH., mengungkapkan, kedua pelaku diamankan atas dasar LP/B/27 /IV/ 2023 / SPKT / Polres Lampung Barat tanggal 22 April 2023.

Adapun kronologis kejadian berawal saat pasien yang juga pelaku Hadi Wirahman datang ke di Puskesmas Pajarulan dengan keluhan nyeri Ulu hati, kemudiaan Korban memberikan obat sesuai keluhan dan SOP Puskesmas.

Saat itu masih mengeluh sakit dibagian Ulu Hati, kemudian korban menjelaskan kepada keluarga pasien bahwa obat-obatan sudah diberikan dan dilakukan observasi dan menunggu  efek obat bekerja.

"Korban juga menjelaskan jika sudah tidak kuat menahan rasa sakitnya bisa ke IGD Rumah Sakit terdekat yaitu mengingat pihaknya sudah memberikan obat sesuai keluhan pasien. Setelah itu pelaku lainnya Misran Hadir berbicara dengan nada tinggi dan marah dengan mengatakan apa yang sudah dilakukan puskesmas disini," ujar Juherdi.

Baca juga : DPRD Lampung Minta Penganiaya Dokter di Lambar Ditindak Tegas, IDI: Tidak Ada Langkah Damai

Kemudian korban mengatakan kepada pelaku Misran Hadi bahwa pihakhya sudah melakukan sesuai prosedural dan memberikan obat-obatan. Setelah dijelaskan korban diseret dan dicekik dan dibanting ke lantai oleh Misran Hadi dan keluarga yang lain datang ikut mengeroyok atau menyerang korban, atas kejadian tersebut korban melaporkan ke pihak Polres Lampung Barat.

"Setelah mendapatkan laporan tentang adanya kejadian pengeroyokan dan penganiaan tersebut di Puskesmas Pajarbulan Unit  jatanras melakukan Pemeriksaan saksi-saksi dan kemudian Kanit Jatanras IPDA Dickson Efry Banne, S.Tr.K ., bersama anggota melakukan penyelidikan tentang keberadaan dua orang pelaku," bebernya.

Unit Jatanras mendapatkan informasi tentang keberadaan berada di ruamah orang tau pelaku dan langsung mendatangi rumah orang tua pelaku dan para pelaku diamankan.

"Kemudian dilakukan penangkan dan  di bawa ke Polres Lampung Barat dan tidak ada perlawanan dan kedua pelaku mengakui benar telah melakukan tindak pidana pengeroyokan atau penganiaayan terhadap Dokter jaga Puskesmas Pajarbulan," sambungnya.

Barang bukti yang diamankan dalam perkara tersebut, lanjut dia,  hasil visum Et Revertum ( dari Rumah Umum Liwa Sakit Ali Muddin Umar ), Rekaman Video (petunjuk).

"Para pelaku saat ini sudah diamankan di Mako Polres Lambar dan dalam pemeriksaan," pungkasnya.

Peristiwa pengeroyokan itu juga mendapat respon dari berbagai pihak diantaranya Ketua Dewan Pengurus Komisariat (DPK) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kecamatan Batu Brak, Mery Elita, S.Kep,. Ners yang juga mengecam penganiyaan yang menimpa dr. Carel  Triwiyono Hamonangan yang sempat viral.

Sebagai sesama Nakes dirinya ikut prihatin dan merasakan kekecewaan atas apa yang terjadi terhadap dr. Carel. Karena menurut Mery dokter itu merupakan profesi yang mulia. Tidak sepantasnya perlakuan kekerasaan terjadi terhadap seorang dokter yang nota bene merupakan garda terdepan dalam pelayanan kesehatan terhadap masyarakat. 

"Begitu banyaknya kebahagiaan yang telah diberikan oleh para dokter untuk melahirkan senyuman hangat bagi banyak orang, tentu kejadian ini berbanding terbalik dari apa yang telah diperbuat oleh tugas mulia seorang dokter. Ini merupakan preseden buruk bukan hanya bagi dokter melainkan Nakes secara keseluruhan," ungkap Mery, Selasa (25/4/2023).

Kejadian seperti ini tidak boleh lagi terjadi, karena menurut Mery, apa yang dialami dr. Carel dapat memicu kecemasan dan ketakutan bagi Nakes yang lain dan hal itu dapat berdampak terhadap menurunnya kualitas pelayanan kesehatan terhadap masyarakat.

Untuk itu selain ketegasan dari pihak berwajib, harus ada campur tangan pemerintah agar Nakes dapat terlindungi dalam menjalankan tugasnya, karena bisa jadi kata Mery kedepan dapat terulang kasus yang sama.

"Kami sangat mengapresiasi langkah cepat Polres Lambar dalam menangani kasus ini, namun kami juga meminta agar pelaku dapat diganjar hukuman yang setimpal, agar dapat menjadi pelajaran bagi semua," pungkasnya. (*)