• Senin, 23 Juni 2025

Terkait Gaya Hidup Mewah Pejabat, Ini Kata Ketua BEM Unila

Selasa, 18 April 2023 - 12.17 WIB
344

Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Lampung (BEM Unila), Sholeh. Foto: Dok.Unila

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Pejabat publik Lampung menjadi sorotan publik akibat perilaku memperlihatkan kemewahan (flexing) seperti yang ditunjukan oleh Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Lampung, Reihana, buntut dari pernyataan viral Bima Yudho seorang tiktoker yang mengkritik Lampung.

Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Lampung (BEM Unila), Sholeh menilai, kemewahan yang ditampilkan oleh pejabat Lampung tersebut tidak pantas ditengah realitas belum sejahtranya masyarakat Provinsi Sai Bumi Ruwa Jurai.

"Seharusnya pejabat itu mendengar apa yang disampaikan oleh Presiden bahwa pejabat itu jangan sampai hedonis. Flexing dari pejabat itu menujukan bahwa hari ini para pejabat masih hedonis tidak pantas untuk ditampilkan, itu yang membuat masyarakat tidak sejahtera," ujar Soleh, saat dihubungi kupastuntas.co, Selasa (18/4/2023).

Menurut Sholeh, kesejateraan di Lampung masih sangat timpang, masyarakat nya didominasi orang-orang yang belum sejahtera dari sisis perekonomian. Sementara pejabat publiknya memamerkan kemewahaan. Belum sejahteranya masyarakat Lampung tidak terlepas dari gaya hedonis pejabat nya.

Baca juga : Miliki Kekayaan Rp2,7 Miliar, Gaya Hidup Mewah Kadinkes Lampung Disorot

Selain dari isu pejabat yang memarekan kemewahaan, Sholeh juga menyoroti hal yang menurutnya lebih penting dan substansial dari pernyataan Bima atas fakta yang ada di Provinsi Lampung.

"Pernyataan Bima ada beberapa hal yang harus kita koreksi, ada beberapa hal yang tidak sesuai dengan budaya kita sopan santun. Tetapi itu agar mendapatkan atensi dari publik karena kalau kritik tidak pedas,  tidak akan jadi perhatian publik," tegasnya.

Pernyataan Bima menjadi bias. Menurutnya, viral di media sosial justru soal aduan serta viral soal kata-kata dari Bima, sehingga kritik Bima yang perlu dibahas lebih dalam baik isu infrastruktur, kasus pendidikan suap menyuap, kesejatraan masyarakat yang masih jauh dari kata baik perlu dibahas lebih mendalam.

Mahasiswa Lampung tidak akan tinggal diam atas kasus Bima tersebut, terlebih lagi Bima telah dilaporkan kepada pihak Kepolisian, yang mana hal itu menurutnya adalah bentuk dari intimidasi terhadap kritik.

Ia berharap Pemerintah dapat responsif dan tidak gagap dalam merespon kritik, viralnya Lampung harus menjadi moment berbenah bagi masyarakat dan pemerintah, mengingat masa jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung kurang dari 1 tahun akan berakhir.

"Harapan teman-teman aktivis jangan lagi ada intimidasi kepada para mereka yang menyampaikan aspirasi karena kita hidup dinegara yang demokrasi kebebasan pendapat dijamin oleh konstitusi, jangan sampai intimidasi terus berlanjut, jangan sampai ada Bima selanjutnya. Ada 48 teman kemarin yang tertangkap, hari ini ada intimasi lagi," tutupnya. (*)


Video KUPAS TV : Persiapan UTBK-SNBT 2023 di Kampus Unila dan ITERA