• Sabtu, 05 Juli 2025

Densus 88 Tangkap 6 Teroris di Lampung, 2 Tewas Ditembak, Sudah Berencana Serang Polisi

Jumat, 14 April 2023 - 08.21 WIB
360

Ilustrasi. Foto: Antara

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Densus 88 Antiteror Mabes Polri terlibat baku tembak dengan enam terduga teroris di Provinsi Lampung. Dalam baku tembak itu menyebabkan dua terduga teroris tewas, dan satu anggota Densus 88 tertembak. Empat terduga teroris lainnya berhasil diamankan.

Juru bicara Densus 88 Antiteror Mabes Polri, Kombes Aswin Siregar mengatakan, penangkapan terduga teroris dilakukan pada 11-12 April 2023. Penangkapan dilakukan di Kabupaten Mesuji dan Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung.

"Selaindi Kabupaten Mesuji maksudnya, penangkapan juga dilakukan di Kabupaten Pringsewu tadi malam. Sampai dengan tadi malam sehingga keseluruhan jumlahnya ada enam orang," kata Aswin bersama Karopenmas Mabes Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan saat jumpa pers di Kantor Mabes Polri, Jakarta, Kamis (13/4/23).

Aswin menjelaskan, dalam baku tembak tersebut dua teroris yang tewas berinisial NG alias BA alias SA dan ZK. Sementara empat lainnya telah ditangkap yaitu PS alias JA, H alias NB, AM, dan KI alias AS.

Dua terduga teroris berinisial NG dan ZK tewas ditembak karena melakukan perlawanan. "Enam dari pelaku yang ditangkap tersebut, dua diantaranya harus dilumpuhkan atau dilakukan tindakan tegas karena memberikan perlawanan," kata Aswin.

Aswin mengatakan, dalam peristiwa baku tembak itu juga menyebabkan satu anggota Densus 88 yakni Bripda JO tertembak pada bagian paha di dekat perut. Anggota tersebut kini tengah mendapat penanganan medis.

"Dan dari peristiwa tersebut satu orang anggota Densus mengalami luka tembak cukup serius sehingga harus dievakuasi turun dan saat ini sedang dalam penanganan medis yang intensif. Kita bersimpati dan kita doakan mudah-mudahan anggota ini bisa cepat tertangani selamat dan kembali bergabung dengan kita dalam pelaksanaan tugas," ujarnya.

Aswin menjelaskan, keenam terduga teroris merupakan jaringan Jamaah Islamiyah (JI), dan sudah merencanakan menyerang polisi. "Jadi kebanyakan dari kelompok ini merencanakan amaliyah ke kelompok atau ke petugas Polisi," ujarnya.

Saat ini, Tim Densus 88 masih memburu beberapa orang lainnya yang terlibat dalam peristiwa baku tembak tersebut. Aswin juga mengungkap peran enam terduga teroris yang ditangkap. Aswin mengatakan, NG alias alias N alias BA masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) sejak tahun 2016. NG berperan membuat bunker perakitan senjata.

"Saya mulai dengan tersangka atas nama BA ya, N alias BA ini merupakan anggota JI yang sudah dijadikan DPO sejak tahun 2016. Yang bersangkutan memang selama ini diketahui memiliki, menyimpan senpi. N alias BA ini membuat juga bunker pembuatan senjata rakitan sejak tahun 2019. 2020 kita ungkap pada saat penangkapan Upi Lawangan,” paparnya.

Aswin mengatakan, N alias BA merupakan tokoh sentral dalam kelompok teroris tersebut. Dia menuturkan kelompok tersebut memfasilitasi pelarian teroris jaringan JI di Lampung termasuk teroris Bom Bali I, Zulkarnaen.

"N alias BA memang tokoh sentral dari beberapa DPO daftar pencarian orang dari kelompok Jamaah Islamiyyah yang disembunyikan atau memfasilitasi pelariannya, N alias BA ini memang tokoh sentral dalam konteks melindungi dan menyembunyikan tokoh tersebut yang berada di Lampung," ujarnya

Dia mengatakan, N alias BA juga selalu mengumandangkan keinginan untuk melakukan aksi teror. Dia menyebutkan sasaran amaliyah kelompok itu adalah anggota polisi.

"Dan N alias BA selalu mengumandangkan semangat keinginan untuk aksi teror atau amaliyah biasanya kita sebut ya, pada khususnya kepada anggota Polri," ucapnya.

Aswin menerangkan, PS merupakan anggota dari N alias NG alias BA. Kemudian, ZK berperan menyembunyikan senjata api M-16.

"Kemudian ada tersangka saudara P, PS alias J ya sama jenderal mereka ini anggota kelompoknya N alias BA, sehingga istilahnya aktivitasnya bersama dengan N alias BA tadi," ujar Aswin. ZK menyimpan dan menyembunyikan M-16.

Aswin mengatakan, H alias NB merupakan daftar pencarian orang dari kasus konflik Poso. Sementara AM berperan dalam merencanakan serangan atau amaliyah dengan senjata api.

"Kemudian saudara H alias NB ini adalah DPO dari kasus konflik Poso yang kemudian bergabung ke kelompok ini. Ini sama masih dalam jaringan Jamaah Islamiyah. Kemudian tersangka AM sebagai anggota JI kelompok Lampung yang bergabung dengan kelompok ini yang sudah mempersiapkan merencanakan amaliyah dengan senjata api. Dan KI ini sama dengan AM," ujarnya. Polisi juga sudah mengamankan senjata api jenis M-16.

Aswin menerangkan, keenam terduga teroris itu terafiliasi dengan teroris Bom Bali I, Zulkarnaen alias Arif Sunarso alias Daud dan Upik Lawanga.

Aswin mengatakan, para terduga teroris membantu dan menyembunyikan Zulkarnaen dan Upik Lawanga. "Kelompok yang kita bongkar sekarang ini adalah merupakan kelompok yang melakukan penyembunyian dari Zulkarnaen dan Upik Lawanga," ujarnya.

Aswin menuturkan, pentolan kelompok terorisme itu adalah teroris yang tewas yakni N alias BA. "Jadi dari dua hari tersebut diawali dengan penangkapan pertama pada tanggal 11 April terhadap tersangka berinisial PS alias J pada hari Selasa. Kemudian diikuti dengan penangkapan terhadap saudara N alias BA yang merupakan salah satu pentolan dari kelompok ini," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Pekon (Desa) Margosari, Kecamatan Pagelaran Utara, Pringsewu, Syahril Gofur mengatakan, pasca penangkapan terduga teroris tersebut, banyak polisi yang singgah di rumahnya. "Lokasi penangkapan terduga teroris berjarak sekitar 20 km dari pemukiman warga," kata Syahril.

Ia mengungkapkan, lokasi yang ditempati terduga teroris adalah areal perkebunan untuk bercocok tanam baik dari warga Pagelaran Utara, Kecamatan Sukoharjo dan dari daerah lainnya. "Jadi yang ditangkap (terduga teroris) bukan warga kami," jelasnya.

Ia mengatakan, saat ini Densus 88 masih terus bergerak melakukan pengejaran terhadap para terduga teroris yang kabur dari Register 22 menuju ke arah Kecamatan Batu Tegi, Kabupaten Tanggamus.

Sebagai informasi, lokasi persembunyian terduga teroris tersebut berbatasan dengan Kabupaten Lampung Tengah tepatnya di Dusun 3 Kampung Sendang Baru. Wilayahnya berada tepat di bawah kawasan Hutan Register 22.

Supar (48), warga Sendang Baru mengatakan, para terduga teroris itu selama ini bekerja mengurus kebun kopi di kawasan Register 22. “Mereka turun gunung kalau akan menjual kopi saja,” ungkapnya.

Subroto, warga Sendang Baru lainnya mengatakan, ada sekitar 30 sampai 40 personel Kepolisian yang diturunkan untuk menangkap terduga teroris.

"Terduga teroris yang sudah meninggal itu dibawa turun dari gunung menggunakan sepeda motor. Sementara terduga teroris lainnya menyerahkan diri,” kata Subroto.

Pantauan di lokasi pada Kamis (13/4/23) siang, di rumah kepala kampung Sendang Baru masih bersiaga sejumlah anggota Densus 88 bersama enam kendaraan roda empat.

Kepala Kampung Sendang Baru, Basarudin mengungkapkan, jumlah terduga teroris yang di tangkap dari kawasan Register 22 ada lima orang. “Satu terduga teroris ditembak hingga meninggal dunia karena melakukan perlawanan,” jelasnya.

Basarudin mengatakan, tim Densus 88 harus berjalan kaki melintasi jalan setapak selama hampir 3 jam untuk sampai ke gubuk milik terduga teroris.

“Tim Densus 88 juga mengamankan senjata api otomatis laras panjang bersama 52 butir peluru, senjata tajam dan beberapa buku. Sempat terjadi adu tembak sehingga saat itu suasananya sangat mencekam,” imbuhnya.

Kapolda Lampung, Irjen Pol Helmy Santika saat dihubungi mengatakan, pihaknya hanya membackup dan mensupport kegiatan Densus 88 selama berada di Lampung. Ia mengimbau kepada masyarakat tetap waspada, karena tidak menutup kemungkinan masih ada terduga teroris yang berbaur dengan masyarakat. (*)

Berita ini telah terbit di SKH Kupas Tuntas edisi Jumat 14 April 2023 dengan judul “Densus 88 Tangkap 6 Teroris di Lampung, 2 Tewas Ditembak