Polda Lampung Terjunkan Sniper Amankan Arus Mudik, Pemudik Roda Dua Bakal Dikawal

Ilustrasi
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Polda Lampung
menerjunkan tim sniper guna amankan arus mudik lebaran tahun 2023. Para sniper
akan disiagakan di sejumlah lokasi yang rawan terjadi aksi kejahatan.
Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Pol Zahwani
Pandra Arsyad mengatakan, tim sniper akan disiagakan di beberapa titik rawan
kriminalitas di wilayah Lampung.
"Sniper diterjunkan guna memberikan rasa
aman dan nyaman kepada para pemudik yang melintasi wilayah Lampung. Selain di
titik rawan kriminalitas, sniper juga akan ditempatkan di lokasi
keramaian," kata Pandra, Rabu (12/4/23).
Pandra mengungkapkan, mulai 19 April 2023
sebanyak 83 posko pengamanan dan pelayanan akan didirikan Polda Lampung, dan
posko terpadu berada di Pelabuhan Bakauheni.
"Nantinya kami juga akan melakukan
pengawalan kepada para pemudik hingga sampai tujuan secara estafet bersama
Tekab 308, Dirlantas, dan Satuan Brimob," jelasnya.
Pandra mengimbau kepada masyarakat yang akan
mudik untuk selalu waspada selama dalam perjalanan terutama saat melintasi
lokasi rawan terjadi aksi kejahatan.
Ia menerangkan, sebanyak 4.664 personil
gabungan akan dikerahkan guna mengamankan arus mudik lebaran tahun 2023 di
Lampung. Ribuan personil tersebut terdiri dari Polri, TNI, Dishub, Dinkes, Pol
PP, Linmas, Jasa Raharja, Damkar, PMI, Pramuka, ASDP, Basarnas, BPBD, PT
Angkasa Pura serta sejumlah instansi lain.
Personil tersebut akan dikerahkan selama
Operasi Ketupat Krakatau yang berlangsung dari 19 April hingga 2 Mei
2023. Selain itu, ribuan kendaraan mulai dari sepeda motor hingga
helikopter akan dikerahkan guna membantu pengamanan arus mudik lebaran tahun
2023.
Pandra menjelaskan, pihaknya juga akan
melakukan sejumlah terobosan menghadapi arus mudik lebaran nanti diantaranya
menyiapkan kantong parkir hingga bengkel gratis untuk pemudik yang melalui
Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).
"Kami akan menyiapkan kantong parkir di
jalur lintas Sumatera dan juga memberikan pengawalan bagi rombongan pemudik
kendaraan roda dua yang melakukan perjalanan pada malam hari," ujarnya.
Pihaknya juga menyiapkan bengkel gratis di
rest area KM-20A dan KM 20B di JTTS. Sementara, PT Hutama Karya memastikan bahwa
H-10 Lebaran kendaraan berat yang memiliki tekanan ganda lebih dari 10 ton tidak
boleh melalui Jalan Tol Trans Sumatera.
"Sebagaimana peraturan pemerintah, kami
pastikan H-10 kendaraan berat atau besar ataupun ODOL tidak boleh lewat jalan
nasional ataupun jalan tol, terkecuali kendaraan BBM, sembako dan pupuk, ini
masih boleh melintas," kata Direktur Operasi III PT Hutama Karya
Koentjoro, Sabtu (8/4/23).
Ia mengatakan, guna mengetahui kendaraan tersebut memiliki tekanan ganda di
atas 10 ton atau tidak, Hutama Karya telah memasang alat timbangan untuk
kendaraan bergerak di pintu masuk JTTS.
"Masalah ODOL ini memang ada kaitannya dengan jalan bergelombang dan
rusak, kalau standar normal di JTTS, tekanan ganda itu 10 ton tetapi
kenyataannya di lapangan banyak melebihi itu," kata dia.
Menurutnya, dengan memasang alat timbangan untuk kendaraan bergerak, pihaknya
dapat mengetahui atau mendeteksi bahwa rata-rata 60 persen yang melintasi JTTS
ruas Bakauheni-Terbanggi Besar (Bakter) itu kendaraan logistik.
"Dari 60 persen kendaraan logistik yang melalui ruas Bakter, itu 70
persennya adalah kendaraan ODOL, atau memiliki tekanan ganda di atas 10
ton," kata dia.
Ia menegaskan, pada dasarnya Hutama Karya siap mendukung setiap keputusan atau
peraturan yang dibuat oleh pemerintah dalam upaya kelancaran arus mudik maupun
arus balik termasuk tidak membolehkan kendaraan berat melintasi JTTS pada H-10.
"Ini kan juga sudah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat kalau ODOL tak boleh
lewat, kecuali kendaraan yang masih di batas normal, pada H-10 Lebaran
nanti," ujarnya.
Koentjoro mengungkapkan, setelah arus mudik dan balik Lebaran berakhir, pihaknya
berencana akan memutar balikkan kendaraan ODOL yang ingin melintasi JTTS.
"Jadi nanti kendaraan di atas 10 ton
tekanan gandanya akan diputar balikkan atau dikeluarkan ke jalan nasional.
Memang sedikit dilema kalau jalan tol tidak rusak bagaimana jalan nasionalnya?
pertanyaannya kan itu," kata dia.
Menurutnya, solusi paling bagus yakni tidak ada lagi kendaraan yang memiliki
tekanan ganda di atas 10 ton ataupun truk ODOL yang melintasi baik jalan tol
maupun jalan nasional.
"Tapi kita lagi-lagi untuk bisa mencapai itu harus menunggu regulasi pasti
dari pemerintah, karena masih dilakukan kajian dari berbagai pemangku
kepentingan. Kalau kami selaku pengelola jalan tol siap menjalankan semua
keputusan yang dikeluarkan oleh pemerintah," ujarnya. (*)
Berita ini
telah terbit di SKH Kupas Tuntas edisi Kamis 13 April 2023 dengan judul “Polda Terjunkan Sniper Amankan Arus Mudik”
Berita Lainnya
-
Universitas Teknokrat Indonesia dan Hotel Radisson Sepakat Kembangkan SDM Perhotelan
Sabtu, 05 Juli 2025 -
Dosen Universitas Teknokrat Indonesia Jafar Fakhrurozi Raih Gelar Doktor Bidang Sastra di Universitas Padjadjaran
Jumat, 04 Juli 2025 -
52 Paket Proyek APBD Murni Sudah Berjalan, Taufiqullah: Ada yang Tahap PHO
Jumat, 04 Juli 2025 -
UIN Raden Intan Jadi Tuan Rumah POMPROV 2025 untuk Cabor Panjat Tebing dan Bulu Tangkis
Jumat, 04 Juli 2025