• Selasa, 01 Oktober 2024

Seorang Warga Iringmulyo Keluhkan Sumurnya Diduga Tercemar Limbah, DLH Metro: Tunggu Hasil Lab

Senin, 03 April 2023 - 11.51 WIB
2.1k

Air sumur Krisna Dewi (25) warga RT 007 RW 015 Kelurahan Iringmulyo, Kecamatan Metro Timur yang berwarna merah kecoklatan diduga tercemar. Foto: Arby/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Metro - Salah seorang warga Kelurahan Iringmulyo, Kecamatan Metro Timur mengeluhkan kondisi air sumurnya yang diduga tercemar limbah dari sampah buah kelapa milik pedagang Dugan di lingkungan setempat.

Hal tersebut diungkapkan Krisna Dewi (25) warga RT 007 RW 015 Kelurahan Iringmulyo. Ia menerangkan, kondisi air sumurnya berubah warna sejak aktivitas pembuangan sampah buah kelapa milik pengusaha Dugan di wilayah Simpang Kampus.

“Jadi, tetangga aku ini depan rumahnya di sewain buat jualan dugan, tapi sampah dugannya itu tidak dibuang tapi di tarok di belakang rumah. Dan itu hanya ditaruh saja, sudah menumpuk bertahun-tahun, sampahnya batok kelapanya itu sudah numpuk banyak banget," kata dia kepada awak media Senin (3/4/2023).

Dewi menceritakan, kondisi air sumurnya yang berubah warna telah berlangsung lama. Ia menduga, perubahan warna air itu akibat dari operasional pengusaha Dugan yang telah berlangsung sejak lima tahun terakhir.

“Sebelumnya sudah pernah saya laporin beberapa tahun yang lalu ke Dinas Lingkungan Hidup, ke Dinas Kesehatan, Kelurahan, dan Kecamatan. Tapi tidak ada tindakan, katanya air sumur saya sehat," ujarnya.

"Padahal waktu itu juga sudah keruh meskipun tidak sekeruh sekarang. Tidak ada tindakan juga, sampahnya tidak diangkut malah rumah saya yang disalahin, katanya karena sumur saya sebelahan sama parit untuk aliran pembuangan air,” sambungnya.

Ia berharap, Pemkot melalui dinas terkait dapat segera menindaklanjuti persoalan dugaan pencemaran akibat dari limbah sampah buah kelapa.

“Harapannya langsung eksekusi saja, soalnya kalo dikasih teguran saja percuma karena sudah berkali-kali. Makin hari sampahnya makin numpuk juga, dia disuruh langganan sampah sama Dinas Lingkungan Hidup juga tidak mau,” terangnya.


Sementara Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Metro, Ardah mengaku telah menerima laporan tersebut dan langsung melakukan pengecekan ke lokasi sumur yang diduga tercemar. Pihaknya juga telah memerintahkan tim pengangkutan sampah untuk membersihkan lokasi tersebut.

"Iya laporan sudah masuk, kita dari lingkungan hidup bersama Pol-PP juga sudah menindaklanjuti ke lokasi. Kemudian hari ini sedang dikerjakan penanganan dengan limbah yang terlihat dulu yaitu sampah bekas batok kelapa," kata Ardah, saat dikonfirmasi, Senin (3/4/2023).

"Jadi tim orange kita sudah berangkat ke sana bersama mobil satgas dan sudah kita angkut semua sampahnya, kita bersihkan sekaligus membuat kesepakatan kepada penjual dugan bahwa nanti selanjutnya kalau dia masih mau dagang di situ, untuk sampahnya tidak boleh ditumpuk lagi di belakang sehingga mencemari air di lingkungan," imbuhnya.

Kini pihaknya telah menunggu hasil uji laboratorium untuk memastikan apakah sumur warga tersebut tercemar akibat limbah sampah buah kelapa.

"Sekarang masih dalam proses jadi kita tidak bisa melihat apakah itu tercemar oleh limbah kulit kelapa atau bukan, harus diuji lab dulu melalui proses dan nanti hasilnya apakah itu limbah dari kulit dugan atau dari hal lain, itu semua menunggu hasil dari pengujian terlebih dahulu," ujarnya.

Ardah mengungkapkan, jika hasil lab nantinya menyatakan bahwa sumur tersebut tercemar limbah kulit buah kelapa, maka sumur warga tersebut dilarang untuk digunakan.

"Saat ini sedang kita angkat dan disterilkan, tidak boleh ada lagi membuang sampah di situ supaya kita tahu apakah itu pencemaran dari batok kelapa atau dari hal lain jadi tidak boleh lagi ada penumpukan sampah di situ," jelasnya.

DLH juga mengimbau agar seluruh pedagang Dugan di Bumi Sai Wawai tidak membuang limbah buah kelapanya disembarang tempat. Ia juga meminta agar para pengusaha es kelapa muda di Metro dapat berlangganan jasa pengangkutan sampah yang disediakan DLH.

"Jadi mereka tidak boleh membuang sampah sembarangan lagi dan sebagian besar penjual-penjual degan sudah melakukan itu, hanya sebagian kecil saja yang mereka belum mematuhi. Tapi untuk sebagian besar mereka sudah mematuhi imbauan kita," tandasnya. (*)


Video KUPAS TV : BBPOM Uji 87 Sampel Takjil di Tiga Daerah Lampung