• Rabu, 25 Desember 2024

630 Hektar Tanaman Padi di Lampung Puso, Petani Dapat Bantuan Benih

Jumat, 31 Maret 2023 - 08.20 WIB
202

Ilustrasi

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Dinas Ketahanan Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura  (KPTPH) Provinsi Lampung mencatat, tanaman padi seluas 2.952 hektar terendam banjir, dan 630,8 hektar mengalami puso atau gagal panen.

Plt. Kepala Dinas KPTPH Provinsi Lampung, Kusnardi menjelaskan, lahan terendam banjir dan mengalami puso tersebut terjadi sepanjang bulan Januari hingga Maret 2023. Hal ini disebabkan intensitas hujan tinggi yang terjadi di beberapa daerah.

"Pada bulan Januari, tanaman padi terendam banjir seluas 230 hektar dan puso 160 hektar. Februari yang terendam banjir 117 hektar dan puso 82 hektar. Dan bulan Maret, tanaman padi terendam banjir 2.605 hektar dan yang puso 388,8 hektar," kata Kusnardi, Kamis (30/3/23).

Kusnardi mengatakan, tanaman padi terendam banjir berada di Kabupaten Lampung Barat, Lampung Selatan, Lampung Tengah, Lampung Timur,  Lampung Utara, Mesuji, Pringsewu, Tanggamus,  Tulang Bawang dan Way Kanan.

Ia mengungkapkan, petani yang mengalami gagal panen akan mendapatkan bantuan pergantian bibit melalui cadangan benih nasional dan cadangan benih daerah. Saat ini cadangan benih yang dimiliki Pemprov Lampung sebanyak 24 ton yang siap disalurkan kepada para kelompok tani.

"Kemudian bagi para petani yang sudah mendaftarkan lahan sawahnya ikut asuransi AUTP atau Jasindo, akan dibantu untuk mengajukan klaim asuransi. Jadi inilah pentingnya ketika para petani terdaftar dalam asuransi," katanya.

Dalam upaya mengatasi banjir, pihaknya akan melakukan bimbingan dan pengawalan terhadap bencana alam dan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) oleh petugas BPTPH Provinsi Lampung yang ada di setiap kecamatan.

Ia mengimbau kepada para petani menerapkan pola tanam spesifik lokasi, dengan melihat waktu dimulainya musim hujan dan pola curah hujan serta memperhatikan pemilihan komoditas atau varietas dan waktu tanam.

"Kemudian penggunaan pupuk kompos atau bahan organik juga harus dilakukan untuk memperbaiki struktur tanah. Lalu mengikuti perkembangan informasi prakiraan iklim dan kewaspadaan terhadap bencana alam dari BMKG," ujarnya.

Kusnardi menerangkan, BPTPH Lampung juga telah menyalurkan bantuan berupa pompa air sebanyak 190 buah ke 12 kabupaten/kota melalui Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) dan ketua kelompok tani.

"Pompa tersebut merupakan bantuan yang bersifat pinjam pakai. Pompa dapat digunakan untuk mengatasi banjir dengan memompa air keluar dari lahan. Saat kekeringan, pompa juga dapat digunakan menyalurkan air ke lahan," paparnya.

Wakil Ketua Komisi II DPRD Provinsi Lampung, I Made Bagiasa mengimbau kepada para petani agar dapat bergabung dalam kelompok tani dan mendaftarkan lahannya ke dalam asuransi.

"Asuransi ini sangat dibutuhkan ketika para petani mendapatkan musibah seperti lahannya terendam banjir. Untuk mengantisipasi kerugian maka petani bisa mengajukan bantuan sebagai ganti rugi," katanya.

Ia juga minta kepada pemerintah daerah memberikan perhatian serta melakukan antisipasi agar tidak terus terjadi gagal panen sehingga produksi gabah di Lampung tidak mengalami penurunan.

"Seperti kita tahu Lampung kan daerah penghasil gabah, maka ini yang harus dijaga jangan sampai produksinya menurun. Yang perlu diantisipasi ialah saat musim hujan terjadi banjir dan saat kemarau terjadi kekeringan," ujarnya. (*)

Berita ini telah terbit di SKH Kupas Tuntas edisi Jumat 31 Maret 2023 dengan judul “630 Hektar Tanaman Padi di Lampung Puso