Dijadikan Tempat Konservasi Tumbuhan, Kebun Raya Liwa Belum Dilengkapi Fasilitas Memadai

Taman Araceae di Kebun Raya Liwa (KRL). Foto: Echa/Kupastuntas.co
Kupastuntas.co,
Lampung Barat - Kebun Raya Liwa (KRL) selain menjadi salah satu destinasi
wisata unggulan di Kabupaten Lampung Barat juga tempat konservasi atau
pengembangan dan penelitian berbagai jenis tanaman langka serta tanaman endemik
Bumi Beguai Jejama Sai Betik.
Tempat pengembangan
dan penelitian tanaman langka itu bernama taman Araceae disana tersimpan
berbagai jenis tanaman langka yang di rawat dan di kembangkan guna kepentingan
penelitian, selain itu taman Araceae juga bisa menjadi sarana edukasi dan
rekreasi bagi masyarakat umum.
Memiliki luas 86,68
Hektare KRL memiliki banyak sekali koleksi tumbuh-tumbuhan langka dan di
lindungi diantaranya Pepasang (Quercus sp), Cemara exelsa (Araucaria Exelsa)
dan Pinus (Pinus merkusii) Dacrycarpus imbricatus (Blume) de Laubenf
(Podocarpaceae) yang biasa di sebut kayu embun.
Anggrek
Grammatophyllum speciosum biasa disebut anggrek raksasa, anggrek tebu atau
anggrek macan, serta Amorphophallus titanum (Araceae) Bunga bangkai raksasa.
Bahkan ada salah satu pohon yang menjadi tumbuhan asli Lampung Barat yang
masyarakat Lambar biasa menyebut kayu tas atau dalam bahasa latin disebut
Exbuclandia populnea (Hammamelidaceae),
Namun sebagai pusat
pengembangan dan penelitian tanaman serta sarana edukasi bagi masyarakat taman
Araceae tang merupakan bagian dari Kebun Raya Liwa (KRL) itu belum di lengkapi
fasilitas yang memadai seperti Display kaca, Orchidarium serta Herbarium yang
menjadi salah satu fasilitas penting untuk menunjang keamanan tanaman.
Berdasarkan pantauan
Kupastuntas.co di lokasi hanya terdapat sejumlah Paranet untuk menjaga ribuan
koleksi tanaman yang ada di taman Araceae, fasilitas tersebut tentu masih belum
ideal untuk mengembangkan berbagai jenis tanaman di dalamnya.
Padahal untuk menjaga
serta mengembangkan ribuan jenis tanaman langka itu diperlukan fasilitas yang
mendukung sebagai tempat penelitian, pengembangan dan karantina, serta hal lain
yang berkaitan dengan kegiatan pengembangan dan penelitian berbagai jenis
tanaman yang terancam punah itu.
Kondisi tersebut di
benarkan oleh Kepala UPT Pengelolaan Kebun Raya Liwa Khoirul Ummur, ia mengakui
sejumlah fasilitas di taman Araceae hingga saat ini memang belum maksimal
seperti belum adanya display rumah kaca, gedung Orchidarium dan fasilitas
Herbarium untuk pengembangan tanaman.
Selama ini kata dia
pihaknya memanfaatkan sejumlah paranet untuk melindungi berbagai koleksi
tanaman, ada empat paranet yang dimiliki kondisinya pun saat ini sudah tidak
ideal pasalnya keempat paranet tersebut sudah penuh untuk menampung dan merawat
ribuan jenis koleksi tanaman untuk proses karantina.
Secara umum kata dia
Paranet yang ada saat ini sudah tidak mendukung untuk pengembangan tanaman,
sebab idealnya tanaman langka yang ada di tempat itu memiliki ruang sendiri
sehingga proses perkembangan mulai dari masa karantina hingga penanaman bisa dilakukan
secara maksimal.
"Jika terus di
paksa kita gabungkan dalam satu paranet itu tanaman koleksi kita rentan
terserang penyakit karena idealnya ada space khusus untuk segala jenis tanaman
koleksi kita pada saat proses karantina," kata Khoirul Ummur saat di
wawancara di taman Araceae, Senin (13/03/2023).
Penggunaan paranet
untuk menjaga dan mengembangkan tanaman langka yang ada di taman Araceae itu
juga kata Ummur kerap menemui masalah, karena secara rutin pihaknya mendirikan
paranet untuk menampung koleksi tanaman baru hasil eksplorasi yang akan di
kembangkan namun sering di rusak oleh satwa liar.
"Kadang kita
sudah bangun paranet baru terus dirusak oleh hewan liar karena ini kan alam
liar jadi masih banyak satwa-satwa liar seperti beruk, babi hutan yang sering
masuk dan merusak fasilitas yang kita buat disini jadi sangat rentan keamanan
nya," kata Khoirul Ummur.
Selain itu kata Ummur
fasilitas penunjang sangat di butuhkan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak
di inginkan diluar dari hewan liar itu, sebab dengan fasilitas yang ada saat
ini potensi terjadi hal yang tidak di inginkan sangat rentan terlebih bagi
orang yang memang paham tentang koleksi tanaman hias.
Sebab di Araceae
sendiri ada sebanyak 1600 koleksi tanaman langka dengan berbagai jenis,
termasuk di dalamnya ada tanaman endemik Lampung Barat yaitu kayu Tas yang
hanya bisa ditemui di daerah pegunungan di Kabupaten Lampung Barat dan hanya
ada satu di taman Araceae yang sudah tertanam, kemudian 5600 tanaman umum dan
1100 tanaman anggrek.
Pihaknya pun berharap
dari pemerintah baik daerah maupun pusat memberikan dukungan terhadap fasilitas
infrastruktur pengamanan bagi ribuan koleksi tanaman yang ada di taman Araceae
berupa pembangunan gedung sesuai dengan tujuan didirikannya Kebun Raya Liwa
sebagai tempat konservasi tanaman.
"Karena untuk
keamanan sendiri memang masih kurang maksimal dengan fasilitas yang ada saat
ini, sehingga kami dari kebun raya mengharapkan pengamanan nya agar lebih
terjamin untuk koleksi tanaman anggrek kami dan tanaman lainnya," Jelas
Khoirul Ummur.
Fasilitas yang di
butuhkan kata dia seperti gedung Herbarium, Orchidarium dan Display Kaca
pihaknya pun mengaku telah mengusulkan pembangunan tersebut sejak tahun 2020
lalu namun karena keterbatasan anggaran usulan yang telah di sampaikan setiap
tahun nya itu belum bisa terealisasi, sehingga ia berharap kedepan usulan yang
tahun ini juga telah di sampaikan bisa terealisasi.
"Harapan kita
dengan pemerintah yaitu agar memberikan perhatian terutama untuk keamanan
tanaman anggrek dan koleksi tanaman kami yang lain, karena jika tidak ada
pengamanan seberapa pun banyak koleksi tanaman yang kita punya, ditakutkan apa
yang kita upayakan selama ini menjadi sia-sia untuk merawat tanaman itu,"
ujarnya. (*)
Berita Lainnya
-
Hapkido Lampung Barat Sabet 13 Medali di Ajang Kejurda 2025
Senin, 12 Mei 2025 -
20 Pejabat Eselon ll Pemkab Lambar Ikut Uji Kompetensi Jelang Mutasi, Ini Jadwalnya
Minggu, 11 Mei 2025 -
POPKAB II Lampung Barat Digelar Juli 2025, Jadi Ajang Seleksi Atlet Menuju Porprov
Kamis, 08 Mei 2025 -
Tiga Pelajar Asal Lampung Barat Lolos Paskibraka Provinsi, Satu Menuju Istana
Kamis, 08 Mei 2025