• Jumat, 29 Maret 2024

Dijadikan Tempat Konservasi Tumbuhan, Kebun Raya Liwa Belum Dilengkapi Fasilitas Memadai

Senin, 13 Maret 2023 - 14.06 WIB
262

Taman Araceae di Kebun Raya Liwa (KRL). Foto: Echa/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Lampung Barat - Kebun Raya Liwa (KRL) selain menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Kabupaten Lampung Barat juga tempat konservasi atau pengembangan dan penelitian berbagai jenis tanaman langka serta tanaman endemik Bumi Beguai Jejama Sai Betik.

Tempat pengembangan dan penelitian tanaman langka itu bernama taman Araceae disana tersimpan berbagai jenis tanaman langka yang di rawat dan di kembangkan guna kepentingan penelitian, selain itu taman Araceae juga bisa menjadi sarana edukasi dan rekreasi bagi masyarakat umum.

Memiliki luas 86,68 Hektare KRL memiliki banyak sekali koleksi tumbuh-tumbuhan langka dan di lindungi diantaranya Pepasang (Quercus sp), Cemara exelsa (Araucaria Exelsa) dan Pinus (Pinus merkusii) Dacrycarpus imbricatus (Blume) de Laubenf (Podocarpaceae) yang biasa di sebut kayu embun.

Anggrek Grammatophyllum speciosum biasa disebut anggrek raksasa, anggrek tebu atau anggrek macan, serta Amorphophallus titanum (Araceae) Bunga bangkai raksasa. Bahkan ada salah satu pohon yang menjadi tumbuhan asli Lampung Barat yang masyarakat Lambar biasa menyebut kayu tas atau dalam bahasa latin disebut Exbuclandia populnea (Hammamelidaceae),

Namun sebagai pusat pengembangan dan penelitian tanaman serta sarana edukasi bagi masyarakat taman Araceae tang merupakan bagian dari Kebun Raya Liwa (KRL) itu belum di lengkapi fasilitas yang memadai seperti Display kaca, Orchidarium serta Herbarium yang menjadi salah satu fasilitas penting untuk menunjang keamanan tanaman.

Berdasarkan pantauan Kupastuntas.co di lokasi hanya terdapat sejumlah Paranet untuk menjaga ribuan koleksi tanaman yang ada di taman Araceae, fasilitas tersebut tentu masih belum ideal untuk mengembangkan berbagai jenis tanaman di dalamnya.

Padahal untuk menjaga serta mengembangkan ribuan jenis tanaman langka itu diperlukan fasilitas yang mendukung sebagai tempat penelitian, pengembangan dan karantina, serta hal lain yang berkaitan dengan kegiatan pengembangan dan penelitian berbagai jenis tanaman yang terancam punah itu.

Kondisi tersebut di benarkan oleh Kepala UPT Pengelolaan Kebun Raya Liwa Khoirul Ummur, ia mengakui sejumlah fasilitas di taman Araceae hingga saat ini memang belum maksimal seperti belum adanya display rumah kaca, gedung Orchidarium dan fasilitas Herbarium untuk pengembangan tanaman.

Selama ini kata dia pihaknya memanfaatkan sejumlah paranet untuk melindungi berbagai koleksi tanaman, ada empat paranet yang dimiliki kondisinya pun saat ini sudah tidak ideal pasalnya keempat paranet tersebut sudah penuh untuk menampung dan merawat ribuan jenis koleksi tanaman untuk proses karantina.

Secara umum kata dia Paranet yang ada saat ini sudah tidak mendukung untuk pengembangan tanaman, sebab idealnya tanaman langka yang ada di tempat itu memiliki ruang sendiri sehingga proses perkembangan mulai dari masa karantina hingga penanaman bisa dilakukan secara maksimal.

"Jika terus di paksa kita gabungkan dalam satu paranet itu tanaman koleksi kita rentan terserang penyakit karena idealnya ada space khusus untuk segala jenis tanaman koleksi kita pada saat proses karantina," kata Khoirul Ummur saat di wawancara di taman Araceae, Senin (13/03/2023).

Penggunaan paranet untuk menjaga dan mengembangkan tanaman langka yang ada di taman Araceae itu juga kata Ummur kerap menemui masalah, karena secara rutin pihaknya mendirikan paranet untuk menampung koleksi tanaman baru hasil eksplorasi yang akan di kembangkan namun sering di rusak oleh satwa liar.

"Kadang kita sudah bangun paranet baru terus dirusak oleh hewan liar karena ini kan alam liar jadi masih banyak satwa-satwa liar seperti beruk, babi hutan yang sering masuk dan merusak fasilitas yang kita buat disini jadi sangat rentan keamanan nya," kata Khoirul Ummur.

Selain itu kata Ummur fasilitas penunjang sangat di butuhkan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak di inginkan diluar dari hewan liar itu, sebab dengan fasilitas yang ada saat ini potensi terjadi hal yang tidak di inginkan sangat rentan terlebih bagi orang yang memang paham tentang koleksi tanaman hias.

Sebab di Araceae sendiri ada sebanyak 1600 koleksi tanaman langka dengan berbagai jenis, termasuk di dalamnya ada tanaman endemik Lampung Barat yaitu kayu Tas yang hanya bisa ditemui di daerah pegunungan di Kabupaten Lampung Barat dan hanya ada satu di taman Araceae yang sudah tertanam, kemudian 5600 tanaman umum dan 1100 tanaman anggrek.

Pihaknya pun berharap dari pemerintah baik daerah maupun pusat memberikan dukungan terhadap fasilitas infrastruktur pengamanan bagi ribuan koleksi tanaman yang ada di taman Araceae berupa pembangunan gedung sesuai dengan tujuan didirikannya Kebun Raya Liwa sebagai tempat konservasi tanaman.

"Karena untuk keamanan sendiri memang masih kurang maksimal dengan fasilitas yang ada saat ini, sehingga kami dari kebun raya mengharapkan pengamanan nya agar lebih terjamin untuk koleksi tanaman anggrek kami dan tanaman lainnya," Jelas Khoirul Ummur.

Fasilitas yang di butuhkan kata dia seperti gedung Herbarium, Orchidarium dan Display Kaca pihaknya pun mengaku telah mengusulkan pembangunan tersebut sejak tahun 2020 lalu namun karena keterbatasan anggaran usulan yang telah di sampaikan setiap tahun nya itu belum bisa terealisasi, sehingga ia berharap kedepan usulan yang tahun ini juga telah di sampaikan bisa terealisasi.

"Harapan kita dengan pemerintah yaitu agar memberikan perhatian terutama untuk keamanan tanaman anggrek dan koleksi tanaman kami yang lain, karena jika tidak ada pengamanan seberapa pun banyak koleksi tanaman yang kita punya, ditakutkan apa yang kita upayakan selama ini menjadi sia-sia untuk merawat tanaman itu," ujarnya. (*)

Berita Lainnya

-->