Bom Ikan Rusak Terumbu Karang di Pesisir Laut Bandar Lampung
Kupastuntas.co, Bandar
Lampung - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Lampung menyebut jika
rusak nya terumbu karang di laut Lampung tak terkecuali pesisir Bandar Lampung
salah satunya dipengaruhi oleh nelayan yang menangkap ikan dengan bom.
Kepala Dinas Kelautan
dan Perikanan Provinsi Lampung Liza Derni, menjelaskan jika akibat rusaknya
terumbu karang yang menjadi habitat ikan tersebut berdampak terhadap berkurang
nya jumlah ikan hasil tangkapan nelayan.
"Rusak nya
terumbu karang itu salah satunya karena nelayan dalam menangkap ikan tidak
ramah lingkungan. Seperti dia menggunakan pengeboman jadi ikut merusak terumbu
karang yang ada," kata dia saat dimintai keterangan di Hotel Sheraton,
Senin (13/3/2023).
Liza menjelaskan jika
salah satu upaya yang dilakukan untuk tetap menjaga habitat ikan pihaknya
bekerjasama dengan stakeholder terkait seperti Dinas Kehutanan dan juga Dinas
Lingkungan Hidup.
"Kita ada bulan
cinta laut itu penanaman mangrove yang kerjasama dengan Dinas Kehutanan karena
mangrove adalah rumah ikan. Kemudian dalam penanganan sampah kita kerjasama
dengan Dinas Lingkungan Hidup," jelasnya.
Selain itu ada pula
pembangunan rumah ikan yang dilakukan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan
(KKP) dimana rumah ikan atau fish home tersebut dibangun disejumlah titik di
Kabupaten Pesawaran.
"Ada juga rumah
ikan yang dibangun oleh KKP, dimana program ini merupakan upaya memulihkan
terumbu karang dan populasi ikan. Jadi ini upaya dalam menciptakan lingkungan
baru sebagai tempat berlindung dan berkembangbiak ikan," paparnya.
Liza menjelaskan jika
dalam upaya pemulihan habitat perikanan baik dengan revitalisasi terumbu karang
maupun pembersihan pesisir laut dari sampah diperlukan kerjasama terutama peran
serta dari masyarakat.
"Tapi ini
kesadaran dari masyarakat yang perlu ditumbuhkan. Masyarakat diminta untuk
membuang sampah pada tempat nya. Karena kadang dari musim kemarau ke musim
hujan banyak ikan yang mati itu karena sampah terutama sampah plastik. Itu yang
diperlukan kerjasama," kata dia.
Sementara itu Wakil
Ketua Komisi II DPRD Provinsi Lampung I Made Bagiasa, menjelaskan jika masalah
sampah yang ada di pesisir laut Bandar Lampung memang menjadi perhatian bersama
dan perlu penanganan.
Menurutnya, pesisir
pantai yang dicemari sampah banyak memiliki dampak negatif. Dimana daerah
pesisir dapat dikembangkan sebagai destinasi wisata yang bisa menambah
penghasilan untuk warga sekitar.
"Pemerintah
daerah baik provinsi maupun kota perlu bersinergi untuk menyelesaikan persoalan
sampah yang ada di daerah pesisir. Karena sekarang kita lihat dihampir semua
pesisir pasti ada sampah," kata dia.
Namun ia juga
menjelaskan jika dalam penanganan sampah juga diperlukan kerjasama dan peran
serta masyarakat. Terutama masyarakat yang ditinggal didaerah pesisir dilarang
untuk membuang sampah sembarangan.
"Kadang
masyarakat buang sampah ke sungai dimana itu muaranya ke laut. Ini perlu
kerjasama semua. Percuma dilakukan pembersihan jika sampah masih dibuang
sembarangan. Maka tumpukan sampah akan kembali terjadi," katanya. (*)
Berita Lainnya
-
BMKG Prediksi Lampung Masih Akan Diguyur Hujan Lebat pada 19-21 Januari 2025
Minggu, 19 Januari 2025 -
Rektor UIN RIL Apresiasi Kinerja Menteri Agama dalam 100 Hari Pemerintahan Prabowo-Gibran
Minggu, 19 Januari 2025 -
Sebelas Bencana Banjir Terjadi di Bandar Lampung Selama 2024
Minggu, 19 Januari 2025 -
Prajurit Yonif 9 Marinir Laksanakan Siaga Bencana Alam, Bantu Masyarakat Terdampak Banjir di Bandar Lampung
Minggu, 19 Januari 2025