• Senin, 25 November 2024

Diduga Terinfeksi Virus Difteri, Bocah 9 Tahun di Lambar Meninggal

Rabu, 08 Maret 2023 - 10.51 WIB
1.9k

Jenazah pasien yang diduga menderita penyakit Difteri, saat dimandikan menggunakan APD Lengkap oleh tim medis di kediamannya, Pekon Hujung, Kecamatan Belalau, Rabu (8/03/2023). Foto: Echa/kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Lampung Barat - Warga Pekon (Desa) Hujung, Kecamatan Belalau, Kabupaten Lampung Barat (Lambar) diduga terdiagnosa penyakit Difteri dinyatakan meninggal dunia setelah menjalani perawatan di Puskesmas dan Rumah sakit Alimuddin Umar Lampung Barat.

Peratin (Kepala Desa) Pekon Hujung, Ismet Liza mengatakan, kejadian tersebut menurutnya baru pertama kali ditemukan di Lambar dan menimpa warganya Herman Susilo yang masih berumur 9 tahun. 

Kronologisnya, pada Senin (7/3/2023), almarhum diantar oleh orang tuanya ke Puskesmas Belalau, dan hasil diagnosa bahwa mengarah ke Difteri sehingga dirujuk ke Rumah Sakit Alimudin Umar.

"Lalu pada Selasa pagi sekitar pukul 01.00 WIB, almarhum hendak dirujuk ke RSUD Abdul Moeloek Bandar Lampung, namun baru sampai di Simpang Luas Kecamatan Batu Ketulis, kondisi almarhum semakin lemah, sehingga mereka putar balik ke Puskesmas Belalau dan dinyatakan meninggal sekitar pukul 02.00 WIB tadi pagi," kata Ismet, saat dikonfirmasi, Selasa (8/3/2023) pagi.

Setelah itu, pukul 04.00 WIB almarhum diantar ke rumah duka di Pekon Hujung untuk dimakamkan. Untuk proses pemandian jenazah dibantu petugas dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, mengingat penyakit tersebut merupakan penyakit menular.

Sementara Direktur RSUD Alimudin Umar, dr. Iman Hendarman menyampaikan, pihaknya belum bisa memastikan apakah pasien yang bersangkutan terkonfirmasi Difteri atau bukan, namun gejala yang dialami oleh pasien memang sama halnya dengan gejala penderita Difteri.

"Karena kita juga sudah mengambil sample agar dilakukan uji lab ke pusat, dan hasilnya paling cepat satu bulan setelah sample kita kirim," kata dr. Iman.

dr. Iman menjelaskan, intinya pasien didiagnosa mengidap penyakit tonsilitis atau peradangan peradangan pada dua bantalan jaringan berbentuk oval yang terletak di belakang tenggorokan.

Iman mengatakan penyakit Difteri memang merupakan penyakit berbahaya dan langka, bahkan di Kabupaten Lampung Barat sendiri pernah ada satu kasus yang ia tangani beberapa tahun silam biasanya penyakit tersebut rentan menyerang anak-anak sebab imun pada tubuh anak-anak tidak sekuat imun orang dewasa pada umumnya.

"Jika nanti hasil uji lab keluar dan hasilnya negatif, kita sudah ada upaya antisipasi dan ketika memang hasilnya positif kita juga sudah melakukan upaya pencegahan, karena kita tidak mengharapkan hal-hal yang tidak diinginkan terjadi," terangnya.

Iman mengatakan meskipun Difteri merupakan penyakit yang berbahaya dan langka, tetap bisa disembuhkan dengan penanganan yang cepat dan tepat, sehingga pihaknya menekan kan agar masyarakat lebih baik mencegah dari pada mengobati.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Kupastuntas.co, Difteri adalah penyakit menular yang dapat disebarkan melalui batuk, bersin, atau luka terbuka gejalanya termasuk sakit tenggorokan dan masalah pernapasan.

Penyebab utama difteri adalah infeksi bakteri Corynebacterium diphteriae, yang menyerang selaput lendir pada hidung dan tenggorokan, serta dapat memengaruhi kulit. Penyakit ini dapat menyerang orang-orang dari segala usia dan berisiko menimbulkan infeksi serius yang berpotensi mengancam jiwa. (*)


Video KUPAS TV : Waspada! WNA Ilegal Masuk Lampung, Perbatasan Diperketat