• Sabtu, 20 April 2024

Kabar Baik, Angka Stunting di Pringsewu Turun 2,8 Persen

Selasa, 07 Maret 2023 - 13.38 WIB
235

Pertunjukan drama kolosal pencegahan Stunting oleh pelajar SMP pada Rembuk Stunting, Selasa (7/3/2023). Foto: Manalu/kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Pringsewu - Kabar baik, berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi atau angka stunting di Kabupaten Pringsewu pada tahun 2022 mengalami penurunan sebesar 2,8 persen, dari sebelumnya 19 persen pada 2021, menjadi 16,2 persen.

Pj. Bupati Pringsewu, Adi Erlansyah mengatakan, angka tersebut masih lebih rendah jika dibandingkan dari angka nasional yakni 21,6 persen, namun masih di atas prevalensi stunting Provinsi Lampung yakni 15,2 persen. 

"Berdasarkan data hasil entri elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) pada 2022 lalu, prevalensi stunting Kabupaten Pringsewu telah mengalami penurunan sebanyak 1,03 persen, yaitu menjadi 5,50 persen dengan jumlah sasaran 1.640 balita stunting dibandingkan 2021 yakni 6,54 persen, dengan jumlah sasaran 1.843 balita stunting," kata Adi, saat membuka Rembuk Stunting Kabupaten Pringsewu 2023 di Aula Utama Pemkab, Selasa (7/3/2023).

Pada kegiatan yang dihadiri jajaran pemerintah daerah, instansi vertikal dan stakeholders terkait lainnya itu, Adi berharap penurunan prevalensi stunting tersebut merupakan awal yang baik untuk mencapai target penurunan stunting menjadi 10,91 persen pada 2024 mendatang berdasarkan SSGI, dan menjadi 3,5 persen berdasarkan target e-PPGBM.

"Oleh karena itu, pada 2023 ini Pemkab Pringsewu menetapkan kembali 30 pekon lokus stunting berdasarkan Surat Keputusan Bupati Pringsewu No. B/248/KPTS/B.01/2022 tentang Penetapan Lokus Stunting Tahun 2023 di Kabupaten Pringsewu," lanjutnya.

Rembuk stunting merupakan langkah penting yang melibatkan semua pihak untuk bersama-sama berkomitmen dalam melaksanakan program yang harus dilakukan pemerintah daerah, guna memastikan pelaksanaan rencana kegiatan intervensi pencegahan dan penurunan stunting dilakukan secara bersama-sama dan menyeluruh antara perangkat daerah penanggungjawab layanan dengan sektor/lembaga non-pemerintah dan masyarakat.

Upaya penurunan stunting terdiri dari intervensi spesifik dan intervensi sensitif yang harus dilakukan oleh semua pihak. "Selain mengatasi penyebab langsung dan tidak langsung, diperlukan dukungan yang mencakup komitmen dan kebijakan dari seluruh unsur dalam keterlibatan pelaksanaan kegiatan pencegahan penurunan stunting," ujarnya.

Pada kesempatan tersebut, dilakukan penandatanganan komitmen konvegensi penurunan stunting terintegrasi Kabupaten Pringsewu 2023 oleh Pj. Bupati Pringsewu beserta perangkat daerah terkait, instansi vertikal dan berbagai stakeholders, serta pemberian piagam penghargaan kepada para pemberi CSR yang selama ini telah berpartisipasi aktif dan mendukung upaya penurunan stunting di Kabupaten Pringsewu.

Kepala Dinas P2KBP3A  Pringsewu, Nang Abidin mengatakan, rembuk Stunting kali ini mengusung tema Gerakan bersama rakyat Pringsewu Cegah Stunting (Gebrak Princess) Berbasis Pendampingan Keluarga dan Konsumsi Tablet Tambah Darah Serta Protein Hewani.

Menurut dia, Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis. Oleh karena itu diharapkan kepada semua pihak untuk bersama sama berupaya menurunkan angka Stunting di Bumi Jejama Secancanan. (*)


Video KUPAS TV : Ekspor Olahan Nanas Lampung Dikenakan Pajak Tinggi di Eropa