• Minggu, 17 November 2024

Warga Kampung Jambu Panjang Keluhkan Polusi Debu Batu Bara PT. LDC

Rabu, 22 Februari 2023 - 19.05 WIB
396

Lokasi PT. Louis Dreyfus Company yang berada di tengah pemukiman warga. Foto: Martogi/kupastuntas.co

Kupastutas.co, Bandar Lampung - Warga Kampung Jambu, Kelurahan Way Lunik, Kecamatan Panjang, Kota Bandar Lampung, mengeluhkan polusi debu pembakaran batubara yang diduga ditimbulkan dari cerobong asap PT. Louis Dreyfus Company (LDC).

Sejumlah warga tersebut mengaku resah lantaran letak PT. Louis Dreyfus Company yang berada di tengah pemukiman warga.

Salah satu warga, Angga mengatakan, dirinya bersama warga lain sangat terdampak adanya polusi udara dari pembakaran batubara tersebut.

"Polusinya sampai sini, ada 3 RT yang terdampak, yaitu RT 21, 22 dan RT 23. Tapi yang sangat berdampak di RT 21 dan 23," kata Angga, saat ditemui kupastuntas.co, Rabu (22/2/2023) siang.

Ia mengungkapkan, sebelum dikomplain warga, perusahaan tersebut sempat beroperasi siang dan malam sehingga sangat menggangu warga. Apalagi ketika musim kemarau, polusi asap dari batubara itu sangat terlihat bahkan sampai menempel di dinding dan teras rumah.

"Sekarang operasinya tidak tentu, tapi seringnya malam hari. Jadi kalau malam terasa betul karena asapnya menyebar ke rumah warga. Apalagi musim hujan, lantai teras rumah jadi hitam karena debu yang nempel menumpuk dan membuat kotor pekarangan," ucapnya.


Dirinya pun berharap agar perusahaan memperhatikan dan mencari solusi atas keluhan warga setempat.

"Dulu awal-awal cuma ngasih sembako, sekarang udah tidak ada lagi. Itu juga dikasih sesekali tidak setimpal sama kerugian dari polusi yang dihasilkan. Harusnya perusahaan lebih perhatian dengan warga sini karena dekat dengan perusahaan," imbuhnya.

Senada, warga lain yang enggan disebutkan namanya juga merasakan adanya dampak polusi udara dari pembakaran batubara PT. LDC. Bahkan debu batubara itu kerap menyebar dan masuk ke dalam rumah.

"Debunya kemana-mana, kadang teras itu hitam numpuk. Jadi harus rajin-rajin nyapu teras rumah biar tak kotor," ujarnya.

Dirinya pun sangat mengkhawatirkan polusi debu pembakaran batubara tersebut berdampak ke kesehatan anak-anak. Pasalnya, perusahaan itu berada di tengah-tengah pemukiman warga dan anak-anak sering bermain. 


"Kasihan anak-anak hirup udara udah tercemar. Kadang ada yang batuk-batuk sehabis main, kan posisi perusahaan dekat sama pemukiman. Terus, ada juga warga lain ibunya Andi, sekarang perawatan rutin di rumah sakit," imbuhnya.

Dirinya pun berharap pertanggungjawaban perusahaan agar memerhatikan warga sekitar dan mencarikan solusi atas dampak polusi asap pembakaran batubara tersebut.

"Kami pengen perusahaan mencari solusi dan pemerintah juga harus ambil sikap, sebelum menimbulkan hal yang tidak diinginkan," harapnya.

Saat dikonfirmasi terkait keluhan warga, pihak PT. LDC belum bisa memberikan tanggapan perihal keluhan warga tersebut.

Saat didatangi ke perusahaan, salah satu petugas yang enggan disebutkan namanya mengatakan jika pimpinan sedang tidak ada di kantor.

"Pimpinan tidak ada di kantor mas," singkatnya. (*)


Video KUPAS TV : Tutup Stockpile Batubara Ilegal di Bandar Lampung dan Lamsel