Kisah Penjaga Perlintasan Kereta Api, Tidak Kenal Tanggal Merah, Rela Lebaran Tidak Bersama Keluarga
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Profesi sebagai
penjaga palang pintu perlintasan kereta api adalah hal yang tidak bisa dianggap
remeh.
Pasalnya, keberadaan petugas di pintu perlintasan
menjadi krusial karena terkait dengan keselamatan para pengguna jalan yang
melintas. Lalai sedikit, akibatnya bisa fatal.
Dengan tugas yang tidak mudah ini, para petugas
penjaga palang pintu perlintasan kereta api juga tidak mengenal yang namanya
tanggal merah atau libur, termasuk saat lebaran tiba.
Profesi ini lah yang ditekuni oleh Ramadhan Putra
(26), sudah sembilan tahun atau sejak lulus SMA pada 2014, Ia langsung
mendaftarkan diri menjadi bagian dari pegawai PT. Kereta Api Indonesia (KAI).
Menurutnya, penempatan pertama kali setelah lulus
tes yaitu di Stasiun Haji Pamanggilan di Lampung Tengah, dan baru dipindah
tugaskan di Bandar Lampung satu tahun terakhir ini.
Saat ini, ia bertugas di pintu perlintasan kereta
api Jalur dua Sultan Agung, Way Halim, Bandar Lampung.
"Suka duka kita selama bekerja sebagai petugas
palang pintu perlintasan kereta api hampir sembilan tahun ini, kita tidak
mengenal yang namanya tanggal merah atau pun hari besar," ujar Putra saat
ditemui Kupastuntas.co, Minggu (19/2/2023).
Meski harus bekerja disaat kebanyakan orang
berkumpul dengan keluarga saat lebaran, bersilaturahmi ke sanak saudara. Ia
mengaku iklas menjalani tugas yang kini ia emban.
Tugas mulia karena demi kelancaran dan
keselamatan masyarakat. Terlebih, saat arus mudik lebaran, arus lalu lintas
perkeretaapian dan jalan raya pun kian meningkat.
"Ya walaupun lebaran kalau waktunya shift
kerja, maka kita harus siap siaga harus kerja," ucapnya.
Menurutnya, pekerjaan tersebut dibagi menjadi
tiga shift yaitu shif siang, malam dan pagi.
Jika kedapatan shift siang, maka ini akan dimulai
dari jam 14:00 - 22:00 WIB, kalau malam dimulai dari pukul 22:00 - 06:00 WIB.
Namun jika shift pagi mulai dari jam 06:00 - 14:00 WIB.
Setiap bekerja yang ia persiapkan yaitu pertama
alat perlindung diri, seperti baju, topi, kemudian pakai lentera kalau malam
hari lalu meja pelayanan untuk melayani pintu perlintasan.
"Yang menjadi tantangannya adalah kita
mendisiplinkan masyarakat yang tetap menerobos palang pintu, karena banyak
masyarakat yang belum tahu aturannya," kata dia.
Jika dibiarkan masyarakat menerobos palang pintu
karena ketidaktahuannya atau karena kelalaiannya. Maka ini bukan hanya
membahayakan dirinya sendiri tapi juga akan membahayakan orang lain.
Namun jelasnya, selama sembilan tahun bekerja. Ia
mengaku belum pernah menyaksikan adanya kecelakaan antara pengendara dengan
kereta api.
"Biasanya banyak kejadian seperti itu pada
pintu perlintasan kereta api liar, sehingga tidak ada palang pintu. Kalau dia
resmi pasti ada palang pintunya," ucap warga yang kini berdomisili di
Tanjung Senang itu.
Ia juga mengungkapkan, di Bandar Lampung sendiri
pintu perlintasan yang ada palang pintunya sekitar 15 palang pintu.
"Palang pintu itu semuanya ada penjaganya,
baik dari Dinas Perhubungan maupun dari KAI," kata dia.
Dengan resiko pekerjaan sebagai penjaga palang
pintu kereta. Putra hingga kini belum bisa memperkirakan sampai kapan bekerja
di KAI tersebut.
Menurutnya, mau pindah kerjaan juga bingung mau
kerja apa, apalagi zaman sekarang cari kerjaan susah.
Putra mengaku, dirinya masih menjadi karyawan
kontrak. Dan untuk gaji nya sendiri sesuai UMK Kota Bandar Lampung yaitu Rp2,9
jutaan per bulannya.
"Jadi ya dijalani saja. Sebab kini saya
sudah menikah sehingga harus menghidupi keluarga dan istri di rumah,"
tandasnya. (*)
Berita Lainnya
-
Kakek Pengendara Motor Korban Kecelakaan di Way Halim Warga Jagabaya Bandar Lampung
Jumat, 20 Desember 2024 -
Gelar Media Gathering, PLN UID Lampung Mantapkan Kesiapsiagaan Kelistrikan Natal dan Tahun Baru 2025
Jumat, 20 Desember 2024 -
Universitas Teknokrat Indonesia Dukung Mahasiswa Ciptakan Inovasi untuk Petani Lampung
Jumat, 20 Desember 2024 -
Program Magister Pendidikan Bahasa Arab Pascasarjana UIN Raden Intan Lampung Jalin Kerja Sama Akademik dengan Al-Mustafa International University Iran
Jumat, 20 Desember 2024