• Kamis, 25 April 2024

Perekonomian Provinsi Lampung Pada Tahun 2022 Tumbuh 4,28 Persen

Senin, 06 Februari 2023 - 17.44 WIB
332

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung, Endang Retno Sri Subiyandani. Senin (6/2/2023). Foto: Istimewa.

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung mencatat ekonomi Provinsi Lampung tahun 2022 tumbuh sebesar 4,28 persen, menguat dibanding tahun 2021 yang tumbuh sebesar 2,77 persen. 

Dari sisi produksi pertumbuhan tertinggi terjadi pada lapangan usaha jasa lainnya yang tumbuh sebesar 25,45 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, komponen pengeluaran ekspor barang dan jasa mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 6,67 persen.

Sementara itu ekonomi Provinsi Lampung triwulan IV tahun 2022 terhadap triwulan III tahun 2022 (q-to-q) mengalami kontraksi sebesar 5,34 persen. Dari sisi produksi, lapangan usaha yang mengalami kontraksi pertumbuhan terdalam adalah pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 17,41 persen.

Sedangkan jika dilihat dari sisi pengeluaran, pada triwulan IV tahun 2022 kemarin kontraksi yang terjadi didorong oleh pertumbuhan negatif pada komponen ekspor barang dan jasa sebesar 4,75 persen.

Kepala BPS Provinsi Lampung, Endang Retno Sri Subiyandani mengatakan, pada tahun 2022 pertumbuhan kumulatif tertinggi terjadi pada lapangan usaha jasa lainnya sebesar 25,45 persen, transportasi dan pergudangan tumbuh sebesar 20,34 persen, dan jasa perusahaan tumbuh sebesar 17,49 persen. 

"Selanjutnya lapangan usaha perdagangan besar, eceran dan reparasi mobil-sepeda motor serta penyediaan akomodasi, dan makan minum tumbuh masing-masing sebesar 15,35 persen dan 12,61 persen," kata Endang saat memberikan keterangan, Senin (6/2/2023).

Sementara itu, masih terdapat lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan terkontraksi terutama pada pertambangan dan penggalian serta jasa keuangan dengan kontraksi masing-masing mencapai 3,88 persen dan 3,58 persen.

"Perekonomian Provinsi Lampung masih didominasi  oleh lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan dengan peranan sebesar 27,90 persen. Diikuti industri pengolahan sebesar 18,55 persen, perdagangan besar-ceran dan reparasi mobil-sepeda motor sebesar 13,20 persen serta konstruksi sebesar 9,75 persen," bebernya.

Plt Kepala Biro Perekonomian Provinsi Lampung, Rinva Yanti menjelaskan, pihaknya akan segera menggelar pertemuan untuk membahas sektor apa saja yang mengalami pertumbuhan dan juga mengalami kontraksi.

"Besok baru akan kita bedah apa yang kira-kira menjadi kendala dan permasalahan atau yang tumbuh positif agar bisa dilakukan peningkatan dan perbaikan di triwulan berikut nya," kata Rinva.

Menurutnya, ada beberapa sektor yang bisa memiliki nilai tambah dalam peningkatan ekonomi pada tahun 2023 ini. Seperti memperkuat sektor yang memiliki nilai tambah atau daya serap tenaga kerja tinggi seperti pertanian dan kehutanan.

Kemudian mengembangkan sumber pertumbuhan ekonomi baru yang memiliki daya tumbuh ekonomi yang kuat seperti pengembangan UMKM dengan dukungan permodalan hingga pemberdayaan ekonomi melalui pondok pesantren.

"Ekonomi berbasis syariah juga akan lebih diperluas dengan memberikan stimulus ekonomi melalui sektor konsumsi. Apa lagi sekarang rapat sudah tidak online lagi sehingga industri makanan dan minuman akan bergeliat lagi," terangnya.

Selain itu pengendalian inflasi juga penting dilakukan karena pertumbuhan ekonomi dengan inflasi tidak bisa dipisahkan serta mendukung penyelenggaraan Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition.

"Dengan kegiatan tersebut akan bisa mengundang orang lain untuk datang berkunjung. Karena ini bisa menggerakkan ekonomi dan UMKM  dan menggerakkan BUMDes serta koperasi," tutupnya. (*)

Editor :