• Jumat, 26 April 2024

Kesulitan Jual Hasil Pertanian, Warga Dua Desa di Lambar Minta Akses Jalan Diperbaiki

Minggu, 05 Februari 2023 - 16.35 WIB
223

Tampak jalan yang sempit lagi licin saat menuju dua Desa Ujung Rembun dan Pancurmas Kecamatan Lumbok Seminung, membuat pengendara harus ekstra hati-hati. Foto: Echa/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Lampung Barat - Sudah bertahun-tahun masyarakat di dua Pekon (Desa) Ujung Rembun dan Pancurmas Kecamatan Lumbok Seminung mendambakan akses jalan yang aman dan memadai untuk dilalui, pasalnya selama ini masyarakat di dua pekon itu hanya bisa menikmati jalan setapak dengan diameter kurang lebih satu meter.

Ruas jalan tersebut merupakan akses utama masyarakat dalam beraktifitas, bahkan untuk membeli kebutuhan sehari-hari pun mereka harus turun gunung agar bisa sampai di fasilitas umum berupa pasar ataupun tempat lainnya. Namun apa mau di kata tidak ada akses lain yang bisa di nikmati masyarakat selain memanfaatkan badan jalan setapak itu

Berdasarkan pantauan Kupastuntas.co, ruas jalan tersebut hanya terbuat dari paving blok yang di susun membentuk ruas jalan itupun hasil dari swadaya masyarakat setempat, bahkan banyak kondisi paving blok yang sudah rusak dan patah sehingga hanya tersisa material yang sudah hancur.

Hanya sedikit jalan datar menuju dua pekon itu selebihnya jalan menanjak dengan kemiringan cukup terjal, sehingga jika tidak berhati-hati pengendara bisa celaka sebab kiri kanan jalan merupakan jurang yang cukup dalam.

kondisi jalan yang akan dilalui akan semakin sulit bila musim penghujan tiba. Ini mengakibatkan distribusi hasil panen tertunda. Petani baru bisa menjual hasil panen, seperti kayu manis, cabai, lada, jahe, dan kopi jika cuaca terang.

Peratin (Kepala Desa) Ujung rembun Jawadi menyampaikan bahwa mayoritas masyarakat setempat bekerja sebagai petani sehingga untuk mengeluarkan hasil alam masyarakat mengandalkan jasa ojek.

Sebab tidak semua masyarakat berani melewati jalan terjal menanjak bak mendaki gunung membawa hasil alam untuk dijual ke pasaran. Rata-rata masyarakat setempat bekerja sebagai petani kopi, cengkeh, kayu manis, lada dan lain sebagainya berbagai upaya pun dilakukan masyarakat agar jalan tersebut tetap bisa dilalui dengan lancar seperti bergotong royong.

"Untuk sekarang alhamdulilah sudah lebih membaik dari tahun sebelumnya, kalau dulu masih berupa tanah liat sekarang sudah diberi paving blok agar lebih mudah untuk dilalui tidak licin," kata Jawadi saat di kunjungi di kediamannya, pada Sabtu (4/01/2023).

Untuk menggunakan jasa ojek mengeluarkan hasil pertanian mereka, para petani harus mengeluarkan biaya Rp1500/Kg, dalam sekali panen masyarakat dapat mengeluarkan hasil panen sebanyak puluhan kilogram dan masyarakat sudah bertahan dengan kondisi ini sejak puluhan tahun lalu.

"Sampai saat ini belum pernah dapat perbaikan bahkan sudah banyak korban kecelakaan saat membawa hasil panen, sehingga kita berharap ada perhatian serius pemerintah daerah untuk membangun akses ini atau paling tidak sedikit memberikan kenyamanan masyarakat pengguna jalan supaya hasil bumi bisa di bawa keluar dan laju perekonomian masyarakat juga lancar," pungkasnya.

Sementara itu Nasrul warga lain menyampaikan harapan yang sama agar akses jalan menuju dua pekon paling ujung di Lampung Barat itu bisa segera di tangani. Meskipun tidak seperti jalan pada umum nya namun paling tidak masyarakat tidak lagi sampai celaka jika melewati ruas jalan tersebut karena kondisi yang sudah banyak mengalami kerusakan.

"Kalau bisa di cor biar enak lewat nya, karena kalau masih seperti ini kalau hujan licin banyak yang sudah rusak juga apalagi jalannya menanjak kalau untuk panjang nya kurang lebih 2 KM kayak nya sampai ini," pungkasnya. (*)