• Jumat, 26 April 2024

Sekali Seumur Hidup, Komet Super Langka Bisa Terlihat dari Indonesia Malam Ini

Rabu, 01 Februari 2023 - 18.14 WIB
335

Komet C/2022 E3 (ZTF). Foto: Ist.

Kupastuntas.co, Jakarta - Komet C/2022 E3 (ZTF) akan melintas mendekati Bumi pada 1 Februari 2023. Komet langka yang muncul di Zaman Es ini bisa terlihat dari Indonesia.

Peneliti Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa (ORPA) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Andi Pangerang mengatakan, ZTF mengorbit Matahari setiap 50 ribu tahun dan bisa terlihat dengan mata telanjang pada pertengahan hingga akhir bulan Januari 2023 dan mencapai puncak pada 1 Februari 2023.

"Komet ini diperkirakan melintas dekat Bumi pada 2 Februari pukul 00.32 WIB/01.32 WITA/02.32 WIT pada jarak 42.472.000 km dari Bumi," kata Andi, seperti dikutip dari laman Edukasi Sains dan Antariksa, Rabu (1/2/2023).

Saat melintas, komet ZTF dapat disaksikan di seluruh Indonesia sejak 1 Februari pukul 18.30 hingga 2 Februari pukul 02.30 sesuai zona waktu masing-masing, dari arah Utara dekat konstelasi Camelopardalis.

"Untuk DKI Jakarta dan sekitarnya, komet ini mencapai titik tertinggi pada pukul 21.53 WIB dengan ketinggian 11,9 derajat. Saat mencapai titik terdekat, komet ini terlihat di arah utara dengan ketinggian 7,4 derajat untuk DKI Jakarta dan sekitarnya. Untuk wilayah Indonesia Timur, komet akan terbenam saat mencapai titik terdekat dengan Bumi," lanjutnya

Ia mengungkapkan, komet ini hanya melintas satu kali seumur hidup dikarenakan orbitnya yang berbentuk hiperbola. Orbit hiperbola adalah orbit yang mempunyai nilai kelonjongan atau eksentrisitas lebih besar dari satu, sehingga membentuk kurva terbuka di kedua titik fokusnya. Bandingkan dengan orbit parabola yang kelonjongannya tepat bernilai satu, maupun orbit elips yang kelonjongannya antara 0 dan 1.

Untuk dapat mengamati Komet C/2022 E3 (ZTF), cukup mencari tempat yang bebas dari polusi cahaya, medan pandang bebas dari penghalang saat mengamati komet, dan tentunya kondisi cuaca di tempat kalian cukup cerah, tidak mendung berawan.

Selain itu  juga bisa mengabadikan menggunakan kamera DSLR, kamera CCD yang terpasang dengan teleskop dan terhubung dengan laptop atau komputer. (*)


Video KUPAS TV : Kisah Hidup Rokayah, Bergelut dengan Lengketnya Getah Damar