• Rabu, 02 Oktober 2024

35 Tahun Beroperasi, TPAS Karangrejo Metro Tampung 321.246 Meter Kubik Sampah

Rabu, 01 Februari 2023 - 10.19 WIB
505

Belasan pemulung saat memungut sampah yang bernilai ekonomi di tumpukan sampah TPAS Karangrejo, Kecamatan Metro Utara. Rabu (1/2/2023). Foto: Arby/kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Metro - Terhitung sejak tahun 1988 hingga tahun 2023, tercatat sebanyak 321.246,54 Meter Kubik (M3) sampah tertampung di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Karangrejo, Kecamatan Metro Utara.

Padahal, sebelumnya Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Lampung menyebut bahwa terdapat tiga daerah di Provinsi berjuluk Bumi Ruwai Jurai yang TPAS nya dalam kondisi penuh alias overload. Tiga wilayah tersebut ialah Kota Bandar Lampung, Kabupaten Lampung Tengah dan Kota Metro. 

Faktanya, dari data yang dihimpun Kupastuntas.co, TPAS Karangrejo yang telah berdiri sejak 35 tahun silam itu memiliki area landfill sampah seluas 2,7 Hektar (Ha) dengan kapasitas penampungan sampah yang tersedia diperkirakan mencapai 405.000 m3.

Kini, kondisi tumpukan sampah telah memenuhi area landfill dengan perkiraan ketinggian mencapai 8 Meter. Tak hanya itu, kondisi eksisting sampah juga diperkirakan sebesar 321.246,54 M3. Artinya, untuk mencapai overload, TPAS Karangrejo memerlukan tambahan sampah sebanyak 83.753,46 M3.

Menanggapi hal tersebut, Kepala DLH Kota Metro, Ardah melalui Kabid Pengelolaan Sampah, LB3 dan Peningkatan Kapasitas pada DLH Kota Metro, Arivanda Jaya menjelaskan, rincian daya tampung TPAS Karangrejo, Kecamatan Metro Utara.

"TPAS Karangrejo telah beroperasi semenjak tahun 1988 sampai dengan sekarang. Luas area landfill 2,7 Ha dan kapasitas penampungan sampah yang tersedia sebesar kurang lebih 405.000 m3," kata Arivanda Jaya saat dikonfirmasi Kupas Tuntas, Rabu (1/2/2023).

"Saat ini kondisi tumpukan sampah yang telah memenuhi area landfill dan mencapai ketinggian sampah kurang lebih meter, dengan kondisi eksisting sampah sebesar kurang lebih 321.246,54 M3," imbuhnya.

Kabid yang baru dilantik itu juga menyampaikan, terdapat sekitar 80 ton atau sebanyak 244 M3 sampah yang masuk ke TPAS Karangrejo Setiap harinya.

"Sampah yang masuk ke TPAS Karangrejo perhari kisaran 70 sampai 80 ton perhari atau kisaran 192 m3 sampai 244 m3 perharinya," ucapnya.

Ia menerangkan, strategi pengelolaan sampah di TPAS tersebut masih menggunakan metode open dumping. Rencana penggunaan metode sanitary landfill masih terganjal oleh anggaran.

"Untuk penanganan sampah saat ini masih menggunakan sistim open dumping dikarenakan besarnya biaya apabila kita menggunakan sistim penanganan TPAS menggunakan sistim sanitary landfill atau controlled landfill," terang Arivanda.

"Namun demikian kita tetap melakukan penutupan sampah dengan tanah urukan dengan periode tertentu pada area landfill sampah yang ada saat ini," tambahnya.

Arivanda juga menyebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Metro kini telah berkomitmen untuk melakukan pengelolaan sampah dengan baik.

"Kedepan Pemerintah Kota Metro berkomitmen untuk melakukan pengelolaan sampah di TPAS Karangrejo sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 03/PRT/M/2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga," tutur Arivanda.

Dirinya juga menyebutkan, TPAS Karangrejo mampu bertahan dengan kondisi tersebut hingga paling lama 5 tahun.

"Diperkirakan dengan kapasitas TPA Karangrejo yang ada dan dengan peningkatan laju timbulan sampah yang masuk ke TPA kurang lebih 3 hingga 5 tahun lagi TPAS Karangrejo masih bisa untuk menampung sampah," ungkapnya.

Meski begitu, DLH Kota Metro telah menyiapkan solusi untuk mengatasi pertumbuhan volume sampah di TPAS Karangrejo dengan cara pilah sampah.

"Solusi yang digunakan untuk mengatasi TPAS yang overload yaitu dengan cara mengurangi sampah yang masuk ke TPA yaitu dengan cara memilah sampah pada sumber sampah. Sehingga sampah yang ada di olah berdasarkan karateristik sampah," terangnya .

"Umumnya komposisi sampah domestik yang ada terdiri dari 50 hingga 60 persen sampah organik, hal ini dapat dikembangkan sebagai pupuk organik dan atau sebagai bahan baku pakan ternak. Sedangkan sampah anorganik dapat digunakan sebagai bahan baku industri ataupun dikembangkan menjadi industri kreatif yang dapat memberi nilai tambah sehingga apabila hal ini dapat dilakukan tentunya dapat mengurangi sampah yang masuk ke Tempat Pemrosesan Akhir Sampah," tambahnya.

Menurutnya, hanya sampah residu atau sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi yang masuk ke TPA. Maka, Arivanda menilai perlunya partisipasi masyarakat dan pelaku usaha sebagai sumber sampah dalam upaya pemilahan sampah guna mengurangi sampah masuk ke TPAS Karangrejo.

"Kemudian juga solusi yang dapat kita lakukan adalah dengan melakukan pembenahan sistim manajemen, pengaturan sel- sel di area landfill yaitu dengan cara melakukan pendorongan dan pemadatan sampah di TPAS Karangrejo sehingga dapat memperpanjang usia pakai TPAS Karangrejo," ujar Arivanda.

Hingga kini, Pemkot melalui DLH Kota Metro tengah melakukan survey kajian Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) terkait dengan rencana perluasan lahan ataupun penyediaan TPAS baru.

"Mengingat kapasitas TPAS Karangrejo yang sudah hampir penuh mau tidak mau perlu direncanakan landfill  pemrosesan sampah baru. Saat ini Pemerintah Kota Metro sedang melakukan tahap survey kajian AMDAL terkait rencana rehabilitasi atau penutupan landfill lama dan perluasan landfill baru sebagai suatu persyaratan teknis untuk diajukan ke Kementerian PUPR," jelasnya.

"Kami berharap dengan dilakukan survey kajian AMDAL akan ada langkah– langkah atau upaya pemerintah guna memperbaiki kondisi TPAS Karangrejo saat ini, serta dengan adanya perluasan landfill yang baru tidak menimbulkan dampak yang kurang baik terhadap lingkungan maupun masyarakat sekitar," tandas Arivanda.(*)


Video KUPAS TV : Ratusan Penyandang Disabilitas di Metro Lampung Butuh Ambulans


Editor :