• Jumat, 22 November 2024

Sirkulasi Pinjaman Uang di Pegadaian Lampung Capai Rp661 Miliar Sepanjang 2022

Senin, 30 Januari 2023 - 19.39 WIB
384

Ilustrasi

Sri

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - PT Pegadaian mencatat, masyarakat Lampung yang bertransaksi melakukan peminjaman uang mencapai nominal Rp661 miliar sepanjang tahun 2022.

"Nominal transaksi (gadai dan tebus gadai) di Pegadaian selama tahun 2022 sebanyak Rp661.238.237.926 dari yang ditargetkan Rp690.212.863.493," ujar Operational Support Pegadaian Area Lampung, Dwi Agus Sugianto, saat dikonfirmasi, Senin (30/1/2023).

Selain itu Dwi juga mengaku, pihaknya memperoleh laba dari transaksi selama 2022 mencapai Rp78.918.069.812 dari yang ditargetkan sebesar Rp79.348.588.551.

Adapun jelasnya, barang yang paling banyak digadaikan oleh masyarakat Lampung yakni emas dan barang elektronik yang mencapai 84,22 persen, kemudian BPKB ada 8,70 persen, serta investasi Emas nilainya 7,08 persen.

"Jenis barang yang bisa digadaikan ke kita yaknj berupa perhiasan, emas batangan, handphone, laptop, sertifikat tanah produktif (bukan rumah tinggal)," terang dia.

Sementara untuk di 2023 uang pinjaman yang PT. Pegadaian sediakan sebesar Rp726.039.585.243.

"Dengan target laba yang ditetapkan untuk tahun 2023 senilai Rp87.124.750.229," kata dia.

Oleh karenanya, untuk mencapai target laba tersebut pihaknya berkolaborasi dengan pemasaran di lapangan untuk mendapatkan nasabah baru serta mempertahankan nasabah lama dengan peningkatan pelayanan.

"Kita juga sambil menawarkan layanan Pegadaian kepada masyarakat Lampung seperti gadai emas, BPKB, gadai sertifikat, investasi emas batangan serta pembelian emas perhiasan," ungkap Dwi.

Sementara, Pengamat Ekonomi Unila, Asrian Hendi Caya mengungkapkan, dengan masyarakat memanfaatkan pegadaian artinya masyarakat sangat hati-hati dalam meminjam.

Diamana jelasnya, kondisi ini tentu baik bagi keamanan keuangan nasabah.

"Tapi tantangannya adalah untuk apa pinjaman tersebut. Apakah untuk keperluan usaha atau non usaha. Karena pada umumnya pegadaian untuk kebutuhan mendesak seprti berobat dan biaya pendidikan," ungkapnya.

Namun kata Asrian, pinjaman ini juga biasanya untuk membantu sirkulasi dana atau cashflow. Seperti untuk usaha mikro, dimana pegadaian  bisa membantu.

"Karena usaha mikro dan kecil membutuhkan dana yang tidak terlalu besar. Maka aset bisa mengcover kebutuhan ini," katanya.

Oleh karenanya, penggunaan dana dari pegadaian ini juga dilakukan dengan bijak serta perlu pendampingan.

"Untuk hal ini memang harus ada pendampingan, karena bisa terjadi moral hazard sehingga ada penyalahgunaan untuk keperluan non usaha," tandasnya. (*)