Dari Getah Menjadi Rupiah, Rokayah Berhasil Sekolahkan Anak Hingga Bangku Kuliah
Kupastuntas.co, Pesisir Barat - Waktu menunjukkan pukul 07:00 WIB, ibu-ibu di Pekon (Desa) Penengahan, Kecamatan Karya Penggawa pun bergegas menuju sebuah gudang yang tidak jauh dari rumah, bukan untuk bergosip ataupun ingin bercengkerama tetapi di gudang tersebut mereka menggantungkan hidup mencari rezeki dari lengketnya getah pohon damar.
Mengenakan pakaian training panjang dengan ditutupi balutan jilbab yang lusuh ibu-ibu paru baya tersebut berjalan menempuh jarak kurang lebih 300 meter menuju gudang penampungan. Faktor ekonomi dan kebutuhan pendidikan anak membuat ibu-ibu dengan semangat menjalani profesi mereka sebagai pemilah getah damar yang sudah digeluti selama puluhan tahun.
Rokayah wanita paruh baya yang sudah 25 tahun bekerja sebagai pemilah getah damar mata kucing terlihat teliti memilah butir demi butir memisahkan kotoran yang melekat pada getah pohon damar. Tanpa mengeluh dan malu tangan yang dipenuhi debu dengan kucuran keringat di wajah, Rokayah terus berusaha memilah getah yang akan dijadikan sumber rupiah.
Dengan tangan terampilnya Rokayah di tuntut untuk memisahkan getah damar sesuai kelasnya, ada tiga kelas ukuran yang dipakai yaitu kualitas A untuk getah damar berwarna kuning bening dan berbentuk bongkahan dengan ukuran diameter lebih dari 3 cm, kualitas B untuk getah yang agak kotor dengan ukuran bongkahan berdiameter 1-3 cm, dan kualitas C untuk getah damar dalam bentuk bongkahan ukuran 0,5 -1 cm
Lengket? pasti, namun ketika melihat tumpukan getah damar mata kucing itu terkumpul rasa lengket dan debu yang kerap menghalangi pandangan seketika berubah menjadi senyum indah yang merekah di wajah Rokayah.
"Kalau kerja harus ingat keluarga biar enggak jadi beban," kata Rokayah sembari memilah getah damar di gudang, Minggu (29/01/2023).
Rokayah bercerita setiap hari dirinya harus berangkat pukul 07:00 WIB dan selesai bekerja pukul 16:00 WIB. Meskipun waktu untuk berkumpul dengan keluarga dirumah sedikit, tetapi Rokayah tetap semangat menjalani pekerjaannya. Sebab menurutnya, dirinya bekerja untuk keluarga dan hasilnya pun untuk keluarga.
Menjadi pemilah getah damar mata kucing bukan lah pilihan Rokayah, namun kondisi dan faktor ekonomi mengharuskan dirinya menjalani pekerjaan itu sejak puluhan tahun silam sebab tidak ada pekerjaan lain yang bisa dilakukan seorang wanita di wilayah setempat selain sebagai pemilah getah damar mata kucing.
"Kalau mau manjat pohonnya kan gak mungkin," candanya tersenyum.
Upah yang di dapat Rokayah tidak lah besar, bukan UMP bukan juga UMK. Upah yang di dapat dihitung perkilo untuk satu kilogram getah damar mata kucing yang telah di pilah Rokayah akan mendapatkan upah sebesar Rp700 hingga Rp1.000 sedangkan dalam satu hari Rokayah mampu menghasilkan 80Kg hingga 100Kg getah damar bersih yang sudah dipisahkan dari kotoran.
"Setiap hari kadang-kadang dapat Rp80.000 kalau lagi banyak dapat Rp100.000, enggak nentu karena kan kita bukan harian, kita hitungnya kiloan, tergantung damarnya juga bagus enggak nya. Tapi, alhamdulilah cukup untuk kebutuhan sehari-hari," ujar Rokayah yang terlihat sekali-kali mengelap keringat yang mengucur di wajahnya.
Namun Rokayah bersyukur, sebab dari hasilnya memilah getah damar tersebut dirinya bersama suami bisa menyekolahkan anaknya hingga jenjang kuliah, bahkan anak pertama Rokayah saat ini sedang mengenyam pendidikan di salah satu perguruan tinggi kesehatan di Kabupaten Pringsewu dari hasilnya bekerja sebagai pemilah getah damar.
"Iya anak yang pertama sekarang kuliah di Pringsewu jurusan kesehatan, untung aja ada pekerjaan ini anak-anak jadi bisa sekolah buat beli kebutuhan rumah tangga juga sembako sayur-sayuran untuk kebutuhan sehari-hari, tetapi sekarang harga damar kan lagi anjlok pengen nya kita kan harga damar mahal. Karena sekarang harganya cuma Rp12.000 sampai Rp15.000," katanya.
Rokayah mengaku, tidak mengalami kendala apapun dalam menjalankan pekerjaannya sebagai pemilah damar mata kucing, sebab sudah terbiasa bergelut dengan lengketnya getah damar dan banyak nya butiran debu. Hanya saja sesekali mereka harus menggunakan bedak pada bagian wajah untuk melindungi agar tidak lengket terkena getah damar.
"Mungkin karena udah biasa jadi enggak ada kendala, tapi sesekali memang kita harus pakek bedak biar enggak lengket memilah getah damar itu. Harus pakai baju lengan panjang celana panjang jilbab biar enggak lengket kalo kena kulit kalau debu enggak ada masalah udah biasa kita kena debu," ujarnya sambil tertawa. (*)
Video KUPAS TV : Kisah Supariah, Mengais Rupiah dari Gunungan Sampah
Berita Lainnya
-
Rekreasi Siswa PAUD Berujung Bencana, Dua Bocah Terseret Ombak Pantai Ilahan Pesibar, Satu Meninggal Dunia
Sabtu, 23 November 2024 -
Ardjuno Gelar Dzikir Shalawat dan Kidung Dakwah di Dua Daerah, Arinal: Jantung Anak Saya Bagian dari Krui, Saya Janji Akan Membangun Pesisir Barat
Kamis, 21 November 2024 -
Didukung Tokoh Sai Batin dan Bali, Arinal Djunaidi Targetkan Pesibar Jadi Pusat Perikanan Dunia
Kamis, 21 November 2024 -
Diguyur Hujan Deras, Tanah Longsor Tutup Badan Jalan di Lemong Pesibar
Kamis, 21 November 2024