Harga Beras di Lampung Terus Meroket, Bulog Salurkan 10 Ribu Ton Beras ke Pasar
Kupastuntas.co, Bandar
Lampung - Harga beras di Provinsi Lampung terus meroket. Kenaikan beras
mencapai hingga Rp3 ribu per kilogram. Bulog Lampung akan menyalurkan 10 ribu
ton beras ke pasaran untuk menekan harga.
Di Pasar Tugu Bandar
Lampung, harga beras mulai naik sejak bulan Oktober 2022 lalu. Hingga kini
kenaikan harga terus berlanjut. Budi (55), seorang pedagang beras di Pasar Tugu
mengatakan, harga beras terus naik sejak bulan Oktober 2022 lalu.
"Harga beras
medium sebelumnya Rp8.500 per kilogram kini naik menjadi Rp11.500 per kilogram
atau naik Rp3.000 per kilogram. Harga beras premium dari Rp12.000 per kilogram
naik jadi Rp12.500 per kilogram," kata Budi, Kamis (19/1/23).
Budi mengatakan,
kenaikan harga beras berdampak banyak masyarakat yang mengurangi jumlah beras
yang dibeli. "Kalau misal sebelum naik belinya 5 kilogram, maka sekarang
dikurangi jadi 3 kilogram. Kalau stok cukup, tapi memang dari distributornya
sudah naik jadi kami mengikuti," ungkapnya.
Suryati (41), pedagang
sembako di Pasar Perumnas Way Halim, Bandar Lampung mengungkapkan, kenaikan
harga beras terus terjadi dalam beberapa bulan terakhir.
"Naiknya sudah
beberapa bulan terakhir. Untuk harga beras medium sebelumnya Rp8.500 per
kilogram sekarang jadi Rp10.000 sampai Rp11.000. Beras premium dari Rp10.000
sekarang jadi Rp12.000 sampai Rp13.000 per kilogram," jelasnya.
Rosi, seorang ibu
rumah tangga di Bandar Lampung mengatakan, dulu harga harga beras merek SB satu
kantong isi 10 kilogram hanya Rp103 ribu. Sekarang sudah naik menjadi Rp120
ribu per kantong. “Naiknya sampai Rp17 ribu per kantong,” katanya.
Kenaikan harga beras
juga terjadi di Kabupaten Pringsewu dan Kota Metro. Susi, warga Sukoharjo
mengatakan, harga beras naik berkisar Rp1.500-Rp3.000 per kilogram. “Saya beli
beras di Pasar Sukoharjo sudah naik sekitar Rp1.500-Rp3.000 per kilogram. Jika
biasanya harga beras Rp10.000 kini menjadi Rp11.500 sampai Rp13.000 per
kilogram,” kata Susi.
Cici, warga Kota Metro
menuturkan, saat ini harga beras premium dan medium naik Rp1.000 per kilogram.
Awalnya harga beras premium Rp11.000 kini naik jadi Rp12.000 per kilogram.
Harga beras medium dari Rp14.000 naik jadi Rp15.000 per kilogram,” kata Cici.
Kepala Dinas
Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Lampung, Elvira Umihani
menjelaskan, akan segera menggelar rapat koordinasi bersama dengan satgas
pangan Polda Lampung untuk mencari penyebab harga beras terus naik.
"Kami akan
koordinasi dengan satgas pangan Polda Lampung untuk mengetahui lebih jauh
kemana saja beras dan gabah Lampung keluar. Kalau perda larangan gabah keluar
daerah memang ada. tapi dalam perda tersebut tidak ada sanksi pidana. Sehingga
kurang kuat kalau aparat penegak hukum untuk menegakkan perda tersebut,"
katanya.
Elvira mengatakan,
sebenarnya tidak masalah jika beras dari Lampung keluar daerah. Karena Lampung
menjadi salah satu daerah lumbung pangan nasional, dan ikut mendukung ketahanan
pangan nasional.
"Namun yang kita
khawatirkan beras dari Lampung keluar Indonesia dalam bentuk ilegal. Atau
mungkin ada pihak yang mencoba mencari keuntungan pribadi dengan menahan beras
di gudang dan dikeluarkan saat lebaran nanti," tegasnya.
Elvira mengungkapkan,
Perum Bulog Regional Lampung telah menggelontorkan beras ke beberapa mitra atau
Rumah Pangan Kita (RPK) dengan harga rendah ke pasaran untuk mengendalikan
harga. Namun, hal tersebut belum banyak berpengaruh terhadap penurunan harga.
"Kami sudah minta
Bulog agar dapat menambah volume. Mungkin akan lebih efektif jika yang menerima
langsung rumah tangga daripada disalurkan kepada mitra," ujarnya.
Perum Bulog Divisi
Regional Lampung menyiapkan 10 ribu ton beras yang akan disalurkan kepada
pedagang pengecer, distributor, agen, dan mitra melalui program Stabilisasi
Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
Kepala Perum Bulog
Divisi Regional Lampung, Etik Yulianti menjelaskan, langkah tersebut dilakukan
sebagai upaya memastikan harga serta pasokan pangan khususnya beras di tingkat
konsumen tetap terjaga.
"Ini dilakukan
untuk menjaga ketersediaan pasokan dan stabilitas harga beras di tingkat
konsumen, agar daya beli masyarakat terjaga. Selain itu untuk mengendalikan
inflasi,” kata Etik, Kamis (19/1).
Ia mengatakan,
sebanyak 10 ribu ton beras yang sudah disiapkan tersebut akan dijual dengan
harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp9.450 per kilogram.
"Beras yang kami
siapkan sebanyak 10 ribu ton akan dijual dengan HET Rp9.450 per kilogram.
Jumlah ini cukup untuk memenuhi kebutuhan penyaluran sampai panen raya
nanti," jelasnya.
Ia mengimbau kepada
masyarakat tidak perlu khawatir karena pihaknya akan tetap menjaga stok beras
dengan harga terjangkau, meskipun di pasaran ada kenaikan harga.
"Kenaikan harga
terjadi karena belum musim panen raya, jadi ketersediaan barang di pasar tidak
banyak sehingga ada sedikit kenaikan harga. Itu sebabnya operasi pasar
berlangsung intensif," imbuhnya.
Ia menerangkan, untuk
distribusi beras impor, Bulog Lampung masih menunggu arahan dari kantor pusat.
"Untuk beras impor sendiri kami masih menunggu arahan atau izin untuk
penyaluran atau distribusinya," pungkasnya.
Sebelumnya
diberitakan, Dinas Ketahanan Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura (KPTPH)
Provinsi Lampung mencatat produksi beras di Lampung tahun 2022 mengalami
surplus 1.343.215 ton.
Plt Kepala Dinas KPTPH
Provinsi Lampung, Kusnardi, mengatakan total ketersediaan beras di Lampung
tahun 2022 sebanyak 2.195.123 ton. Sementara untuk kebutuhan rumah tangga
sebanyak 764.366 ton, dan kebutuhan luar rumah tangga 87.543 ton. Sehingga
mengalami surplus sebanyak 1.343.215 ton.
Kusnardi
mengungkapkan, Provinsi Lampung sampai kini masih memasok kebutuhan beras untuk
Provinsi Aceh, Bangka Belitung, Jakarta, Banten, Pulau Kalimantan, hingga
Sulawesi.
"Pengiriman beras
masih terus dilakukan hampir ke semua provinsi. Hampir ke seluruh pulau
Sumatera. Kemudian ke pulau Jawa seperti ke Jakarta, dan Banten. Lalu ke pulau
Kalimantan dan Sulawesi," kata Kusnardi, Kamis (5/1).
Luas lahan tanam padi
tahun 2022 di Lampung mencapai 616.474 hektar mengalami penurunan 6,93 persen
dibandingkan tahun 2021 seluas 662.391 hektar. Untuk luas panen tahun 2022
mencapai 515.938 hektar meningkat 5,39 persen dibandingkan tahun 2021 seluas
489.573 hektar.
“Luasan lahan tanam
padi mengalami penurunan karena banyak lahan sawah yang kini dijadikan lokasi
pemukiman warga. Cetak sawah baru sedang diupayakan di Kabupaten Lampung Timur
karena di sana sudah ada Bendungan Margatiga. Sehingga banyak irigasi baru yang
bisa digunakan untuk mengairi sawah,” ujarnya.
Menurut Kusnardi,
produksi beras di Lampung sudah masuk dalam kategori maksimal. Karena jumlah
produksi padi terus mengalami peningkatan per hektar setiap tahunnya. Sejumlah
petani sudah menerapkan tanam padi tiga kali dalam satu tahun, sehingga mendongkrak
produksi beras. (*)
Berita ini telah
terbit di SKH Kupas Tuntas edisi Jumat 20 Januari 2023 dengan judul “Harga
Beras di Lampung Terus Meroket”
Berita Lainnya
-
Masa Jabatan Pjs Walikota Bandar Lampung Berakhir, Dudhi Darmawan Sampaikan Pesan Pilkada Damai
Jumat, 22 November 2024 -
Meski Anak Usaha Terseret Kasus Hukum, PT. LJU Pastikan Kegiatan Bisnis Tetap Berjalan
Jumat, 22 November 2024 -
PDI Perjuangan Lampung Minta Masyarakat Laporkan Oknum TNI Polri Tidak Netral Pada Pilkada 2024
Jumat, 22 November 2024 -
Wakil Ketua PDI Perjuangan Lampung Yakin Pilwakot Metro 2024 Tetap Dua Calon
Jumat, 22 November 2024