Diduga Asal Jadi, Pembangunan Drainase Bantuan Balai Besar di Lambar Sisakan Masalah

Carut marut pengerjaan pembangunan saluran irigasi dari Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji Sekampung di beberapa Pekon yang ada di Kabupaten Lampung Barat. Foto: Echa/Kupastuntas.co
Kupastuntas.co,
Lampung Barat - Masyarakat Pekon (Desa) Negeri Ratu Kecamatan Batu Brak
mengeluhkan buruknya kualitas pembangunan saluran irigasi yang ada di wilayah
setempat pasalnya bangunan irigasi tersebut dinilai tidak kokoh dan terkesan
asal jadi dengan menggunakan material pracetak.
Salah satu warga
setempat yang enggan disebutkan namanya mengatakan pembangunan saluran irigasi
tersebut terkesan asal jadi sebab mulai dari material dan pengerjaan nya tidak
mengutamakan kualitas bahkan terlihat banyak beberapa bagian material yang
tidak merekat sempurna pada bagian dinding pondasi.
"Ini adukan
materialnya saja tidak bagus mudah patah ini, pas masang nya juga enggak di
awasin jadi masih ada yang renggang, seperti hanya di tempelin saja di dinding
pondasinya, lantainya juga tidak rapat jadi tidak bakalan lama ini pasti rusak lagi,"
kata warga kepada Kupastuntas.co kemarin, Kamis (19/01/2023).
Warga tersebut
mengatakan bahwa pembangunan irigasi tersebut direncanakan di bangun sepanjang
800 meter tetapi karena lokasi yang di maksud tidak sampai 800 meter maka
pembangunan nya dibagi dua dan titik tersebut hanya di bangun sepanjang 300
meter sedangkan untuk sisa nya di bangun di titik lain.
"Dari semenjak di
bangun ini jarang di awasin jadi pas di pasang semen nya belum kering air udah
ngalir jadi kan enggak kuat ngelopek semua, ini juga udah banyak yang patah
kalau di senggol udah banyak yang goyang enggak tau ini tahan nya berapa lama
kalau kayak gini kesan nya yang penting jadi aja," ujarnya.
Yang lebih parah lagi
menurut warga tersebut pengerjaan saluran irigasi tersebut selesai dilakukan
setelah masa kontrak habis, sebab katanya pengerjaan tersebut dimulai sejak
september 2022 dan ditargetkan selesai pada Desember 2022 tetapi pengerjaan nya
baru di selesaikan sepekan yang lalu.
Berdasarkan pantuan
Kupastuntas.co sekilas tidak ada permasalahan terhadap pembangunan saluran
irigasi tersebut namun ketika dilihat secara detail banyak bagian-bagian
bangunan yang sudah mengalami kerusakan bahkan banyak sisi pondasi yang
berlubang tidak rapat sempurna antar material pracetaknya.
Selain itu pada bagian
lantai pondasi material yang di pasang juga terkesan asal jadi karena banyak
material yang sudah hancur terbawa air sehingga menyisakan pasir yang berasal
dari material pracetak, bahkan terdapat beberapa lubang yang menjadi saluran
tempat keluarnya air dari saluran irigasi tersebut.
Sementara itu ketika
di konfirmasi peratin (kepala desa) Negeri Ratu, Kecamatan Batu Brak Herpin
mengatakan bahwa anggaran pembangunan saluran drainase tersebut berasal dari
pemerintah Pusat melalui Balai Besar Wilayah Sungai Mesjui Sekampung dengan
anggaran sebesar Rp195 Juta, anggaran tersebut kata dia dikelola langsung oleh
Kelompok Masyarakat (Pokmas) setempat.
"Anggaran
tersebut langsung dari pusat sebesar Rp195 Juta yang ngelola langsung Pokmas
nya kita hanya memfasilitasi dan melakukan pengawasan terhadap proses
pembangunan saluran irigasi tersebut sehingga kita juga kaget kalau pengerjaan
nya selesai tidak sesuai jadwal kontrak yang telah di sepakati," kata
Herpin.
Namun Herpin menilai
pengerjaan saluran tersebut tidak seperti yang di sampaikan warga sebelumnya,
menurutnya pembangunan saluran irigasi tersebut mulai dari material hingga
proses pembangunan nya sudah sesuai standar pembangunan yang telah diberikan,
bahkan ia mengklaim bahwa material pembangunan irigasi di Pekon setempat paling
bagus adukan nya di banding pekon lain.
"Iya itu
berdasarkan hasil survei pihak balai kemarin ya katanya adukan material disini
paling bagus di banding pekon lain, karena pihak balai juga kan sempat meninjau
langsung proses pengerjaannya di lapangan," ujarnya.
Terkait pengerjaan di titik
yang lain yang belum selesai dikerjakan, Herpin mengatakan bahwa Pokmas sudah
mengajukan Adendum ke Balai Besar namun hingga saat ini belum mendapat respon
dari Balai. Pihaknya pun mengaku bahwa APH juga sudah ada yang datang untuk
mengecek langsung kondisi pembangunan irigasi itu.
"Karena itu kan
pengerjaan nya dari bulan September masa kontraknya sampai Desember tapi karena
belum selesai Pokmas ini mengajukan adendum tetapi hingga saat ini belum ada
balasan dari pihak balai apakah memang di setujui atau tidak, jika tidak
berarti kan harus pengembalian," pungkasnya.
Berdasarkan informasi
yang di himpun Kupastuntas.co carut marut pembangunan saluran irigasi bukan
hanya terjadi di Pekon Negeri Ratu, tetapi juga terjadi di beberapa pekon
lainnya sebab berdasarkan data yang di peroleh setidaknya ada 6 pekon yang
mendapat kucuran dana alokasi pembangunan saluran irigasi itu.
Pekon tersebut di
antaranya Pekon Kenali dan Serungkuk di Kecamatan Belalau, Negeri Ratu dan
Sukaraja di Kecamatan Batu Brak, kemudian Pekon Wates dan Padang Dalom
Kecamatan Balik Bukit. Masing-masing pekon mengelola anggaran kurang lebih
sebesar Rp195 juta untuk pembangunan saluran irigasi.
Program percepatan
peningkatan tata guna air irigasi adalah program peningkatan jaringan irigasi
dengan berbasis peran serta masyarakat khususnya petani yang tergabung dalam
kelompok masyarakat, perkumpulan petani pemakai air yang tujuannya untuk
mendukung program ketahanan pengan nasional dalam peningkatan perekonomian dan
kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat.
Namun yang terjadi di
lapangan justru berbanding terbalik dengan harapan serta tujuan program
tersebut, sebab pelaksanaan nya cenderung carut marut, seperti halnya di Pekon
Kenali pemasangan material pracetak hanya di topang oleh batang bambu tanpa
adanya rekatan menggunakan material semen pada dinding pondasi.
Kemudian di Padang
Dalom material pracetak yang seharusnya sudah di pasang masih menumpuk di
sepanjang ruas jalan Pekon tersebut karena terkendala sengketa lahan untuk
pemasangan saluran irigasi, hal tersebut seharusnya menjadi perhatian dari
pemerintah pusat khususnya Balai Besar bagaimana agar program tersebut bisa
terealisasi secara maksimal. (*)
Berita Lainnya
-
Hapkido Lampung Barat Sabet 13 Medali di Ajang Kejurda 2025
Senin, 12 Mei 2025 -
20 Pejabat Eselon ll Pemkab Lambar Ikut Uji Kompetensi Jelang Mutasi, Ini Jadwalnya
Minggu, 11 Mei 2025 -
POPKAB II Lampung Barat Digelar Juli 2025, Jadi Ajang Seleksi Atlet Menuju Porprov
Kamis, 08 Mei 2025 -
Tiga Pelajar Asal Lampung Barat Lolos Paskibraka Provinsi, Satu Menuju Istana
Kamis, 08 Mei 2025