Kisah Jayani, 30 Tahun Jadi Pemecah Batu di Gunung Kunyit

Jayani (batju putih) saat memcah batu di Gunung Kunyit, Kota Bandar Lampung. Foto: Muhaimin/kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Suara dentuman yang bersumber dari benturan palu ukuran lima kilogram terhadap bongkahan batu menggema di tengah bukit dengan udara sejuk dikarenakan baru selesai diguyur hujan.
Saat waktu menujukan pukul 13.00 WIB di lokasi tambang batu yang teletak di Gunung Kunyit, Kota Bandar Lampung, pria berusia 46 tahun bersemangat memecah batu.
Saat ditemui kupastuntas.co, pria bernama Jayani itu mengaku menjadi salah satu pemecah batu sudah sekitar 30 tahun lamanya.
Jayani yang merupakan Sukaraja, Kecamatan Bumi Waras mengungkapkan, saat di masa mudanya, ia bekerja tidak kenal waktu demi membantu meringankan beban keluarga. Ayah dari Jayani juga merupakan seorang pemecah batu.
"Memang sudah dari turun temurun pekerjaan ini dilakukan," kata Jayani, sambil berteduh di gubuk yang dibuat oleh para pekerja disana, Selasa (17/1/2023).
Alasan Jayani tetap menjadi pemecah batu untuk waktu yang sekian lama tersebut dikarenakan dirinya tidak mempunyai keahlian lain.
Bapak dari 5 orang anak itu menceritakan suka dukanya menjadi pemecah batu di Gunung Kunyit.
"Kita disini kerja kalau ada mobil yang mau mengangkut batu. Kalau sehari itu tidak ada mobil ya tidak kerja," ujarnya.
Terkadang dalam bisa sampai dua atau tiga hari tidak ada pesanan batu, sehingga tidak ada pemasukan pundi-pundi rupiah.
Para penambang batu pun harus bergantian berbagi dengan yang lainnya. Karena tidak mungkin untuk diambil semuanya. "Ini kan ada banyak orang disini, jadi jangan diambil semua harus berbagi," terangnya.
Bekerja sebagai pemecah batu pastinya selalu dekat dengan yang namanya bahaya, selalu ada risiko yang akan dihadapi di tiap bekerja. Contohnya Jayani yang menunjukan bekas luka yang ada di kepala dan tangan akibat terkena serpihan batu yang sedang diketuk.
"Ada juga yang sampai cacat permanen. Tapi kalau meninggal sih Alhamdulillah belum ada," terangnya.
Jayani juga menceritakan kalau selama bekerja disini tidak ada jam yang ditentukan sebagai patokan untuk lamanya bekerja. Upah yang didapatkan dengan sekali muat untuk mobil truk berkisar RP90.000 per satu kali muat untuk truk.
"Tapi belum pasti juga itu dalam sehari ada," ujarnya.
Tak lupa, iapun berpesan terutama kepada buah hatinya, kalau cukup sampai dirinya saja yang menjadi pemecah batu jangan sampai turun kepada anak-anaknya.
Ia menginginkan semua anaknya memiliki akhlak yang baik, menurutnya jika akhlak sudah baik semuanya akan berjalan dengan baik.
"Karena percuma juga kalau berilmu tapi tidak berakhlak," pungkasnya. (*)
Video KUPAS TV : Ekspor Kopi Lampung Lebih Banyak dari Produksi
Berita Lainnya
-
Kuasa Hukum dan Pengurus TKBM Pelabuhan Panjang Sambangi Kantor Disnaker Lampung
Senin, 05 Agustus 2024 -
Nuwa Buka Lowongan untuk Posisi Nuwa Motoris, Peluang Kerja Menjanjikan di Lampung
Jumat, 05 Juli 2024 -
Pilu Ibu, Anak Semata Wayang Ditunggu 9 Tahun Meninggal di Taiwan
Minggu, 28 April 2024 -
Begini Cara Download Lagu dari Tiktok dengan Situs Tubidy
Selasa, 31 Januari 2023