• Minggu, 06 Juli 2025

Selama Tahun 2022, Produksi Jagung di Lampung Naik 31 Ribu Ton

Senin, 09 Januari 2023 - 15.05 WIB
390

Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan Tanaman Pangan dan Holtikultura (KPTPH) Provinsi Lampung, Kusnardi, saat dimintai keterangan, Senin (9/1/2023). Foto: Ria/kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Produksi jagung di Provinsi Lampung tiap tahunnya terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2022, produksi jagung didaerah setempat mencapai 3.176.771 ton dan diperkirakan masih akan bertambah.

Berdasarkan data yang diterima dari Dinas Ketahanan Pangan Tanaman Pangan dan Holtikultura (KPTPH) Provinsi Lampung, luas tanam jagung tahun 2022 sebanyak 497.398 hektare naik 54 persen atau 2.667 hektar jika dibandingkan tahun 2021 yaitu 494.731 hektar.

Sedangkan untuk luas panen pada tahun 2022 sebanyak 479.067 hektar naik 0,73 persen atau 3.495 hektar di bandingkan tahun 2021 sebanyak 475.572 hektar. Sementara untuk produksi pada tahun 2022 sebanyak 3.176.771 ton naik 1,01 persen atau 31.796 ton dimana produksi 2021 sebanyak 3.145.015 ton.

Plt Kepala Dinas KPTPH Provinsi Lampung, Kusnardi menjelaskan, pihaknya terus menjaga stabilisasi harga jual jagung sehingga para petani tetap bersemangat dalam melakukan penanaman.

"Untuk menjaga poduksi jagung yang kita jaga adalah stabilisasi harga. Karena jika harga bagus maka petani semangat untuk menanam jagung dan mereka juga menanam dengan varietas yang potensi produksi nya tinggi seperti hibrida," kata Kusnardi saat dimintai keterangan, Senin (9/1/2023).

Kusnardi menjelaskan, jagung milik petani didaerah setempat sebagian besar masih diserap oleh pabrik pakan ternak atau feedmill yang ada di Provinsi Lampung namun ada pula sebagian yang dikirim ke daerah lain seperti Banten.

"Pasar jagung kita masih dalam daerah saja karena banyak pabrik pakan atau feedmiil. Tapi juga ada yang lari ke daerah di Pulau Jawa seperti Banten. Kita saling mengisi yang penting harga beli ditingkat petani tidak rendah," jelasnya.

Pegawai pada PT Jiva Agriculture  Indoensia, Wahid menjelaskan, pada tahun ini pihaknya menargetkan mampu menyerap 75 ribu ton jagung milik petani yang ada di Lampung Timur, Lampung Selatan, Lampung Utara dan Lampung Tengah.

"Kita beli jagung dari petani rata-rata Rp2.700 sampai   Rp2.800 per kilogram. Tapi ini tergantung dengan kadar air karena semakin kecil kadar air harganya semakin mahal. Dan petani masih banyak yang belum paham soal kadar air," kata Wahid. (*)

Editor :