Nilai Transaksi Pasar Modal di Lampung Capai Rp23 Triliun Per November 2022
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Bursa Efek Indonesia (BEI)
mencatat nilai transaksi pasar modal di Provinsi Lampung mencapai Rp23 triliun,
dari Januari sampai November 2022.
"Januari hingga November 2022 nilai transaksi pasar
modal mencapai sebesar Rp23.533.007.779.779," ujar Kepala Kantor BEI
Perwakilan Provinsi Lampung Hendi Prayogi, saat dikonfirmasi, Selasa
(3/1/2023).
Sementara jelasnya, data pada Desember 2022 belum keluar
lantaran masih dilakukan proses perekapan.
"Kemungkinan di Minggu depan keluarnya,"
timpalnya.
Hendi mengaku, di tahun 2022 terdapat pertumbuhan nilai
transaksi yang cukup baik, karena nilainya lebih tinggi dari tahun sebelumnya.
"Januari sampai November 2021 total transaksi sebesar
Rp21 Triliun atau lebih tepatnya Rp21.506.547.197.533," ungkapnya.
Selain itu kata Hendi, terkhusus jumlah investor saham
sendiri di Lampung saat ini mencapai 86.756 orang.
"Sedangkan untuk total investor pasar modal termasuk
(saham, Reksadana, obligasi) sebanyak 246.603 orang," terangnya.
Ia pun mengaku, dari jumlah investor tersebut yang paling
banyak ada di kota Bandar Lampung.
"Untuk investor saham di Bandar Lampung sebanyak 34.023
orang. Sedangkan jumlah investor pasar modal keseluruhan di kita yang ada di
Bandar Lampung yaitu sebanyak 86.903 orang," jelasnya.
Menurutnya, setiap tahun jumlah investor terus mengalami
peningkatan.
"Tahun 2021 jumlah investor saham sebanyak 67.142 orang
dan investor pasar modal keseluruhan sebanyak 171.067 orang," tandasnya.
Sementara, Pengamat Ekonomi Universitas Lampung (Unila),
Asrian Hendi Caya menyampaikan, tingginya nilai transaksi pasar modal di provinsi
Lampung di 2022 dibandingkan tahun sebelumnya karena orientasi ekonomi masyarakat semakin meningkat.
"Selain itu ini juga menunjukkan bahwa wawasan bisnis
masyarakat makin tinggi begitu juga kapasitas bisnisnya," katanya.
Hanya saja jelasnya, pasar modal ini masih sentral atau
terpusat, sehingga dampaknya langsung relatif masih terbatas. Karena ini belum
ada informasi berapa besar yang pasar sekunder.
"Semakin besar yang pasar sekunder artinya dampak
langsung ekonomi semakin kecil, seperti pada lapangan kerja, pasar bahan baku
cenderung semakin berkembang lebih besar yang sekunder, karena banyak yang
ingin cari capital gain atau keuntungan dari transaksi karena perubahan harga
saham," jelasnya.
Asrian mengaku, capital gain bisa dilakukan harian, beli pagi
jual sore yang penting ada selesih lebih harga saham.
"Akan lebih baik jika investasi langsung dalam bentuk
kegiatan ekonomi, karena langsung
menciptakan lapangan kerja dan pasar permintaan bahan baku," kata
dia.
Adapun jumlah investor pasar modal seluruhnya (saham, obligasi, Reksadana) yang tersebar di seluruh kabupaten/kota yakni:
- Lampung Barat sebanyak 7.984 investor
- Lampung Selatan, ada 24.633 investor
- Lampung Tengah, 28.937 investor
- Lampung Timur, 18.236 investor
- Lampung Utara, 15.500 investor
- Mesuji, 2.545 investor
- Pesawaran, 10.140 investor
- Pesisir Barat, 740 investor
- Pringsewu, 9.896 investor
- Tanggamus, 12.478 investor
- Tulang Bawang, 7.981 investor
- Tulang Bawang Barat, 4.368 investor
- Waykanan, 7.019 investor
- Bandar Lampung, 86.903 investor
- Metro, 9243 investor. (*)
Video KUPAS TV : 25 Kamar Mess Milik Grand Mercure di Bandar Lampung Ludes Terbakar
Berita Lainnya
-
Bahas Harga Singkong, Samsudin Undang 29 Perusahaan
Senin, 23 Desember 2024 -
BRI Libatkan 35 UMKM Dalam Acara Puncak Perayaan HUT ke-129
Senin, 23 Desember 2024 -
Jelang Libur Nataru, BPTD Lampung Temukan 53 Bus AKAP Tak Laik Jalan
Minggu, 22 Desember 2024 -
RSUD Abdul Moeloek Lampung Siagakan 300 Tenaga Kesehatan di Libur Nataru
Minggu, 22 Desember 2024