Perputaran Uang Kartal di Lampung Rp11,3 Triliun Sepanjang 2022
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Kantor Perwakilan
Wilayah (KPW) Bank Indonesia (BI) Lampung mencatat, jumlah penarikan uang oleh
Perbankan di wilayah Lampung dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat selama
Januari hingga 20 Desember 2022 telah mencapai Rp11,3 triliun.
"Angka perputaran uang kartal di Lampung dari bulan
Januari 2022 sampai saat ini Rp11,3 triliun. Angka ini relatif sama dengan
tahun sebelumnya," ujar Deputi Kepala Perwakilan BI Lampung, Tony Noor
Tjahjono, Selasa (20/12/2022).
Lebih lanjut ia menjelaskan, nilai perputaran uang kartal
ini sejalan dengan bergeraknya aktivitas perekonomian Lampung pasca pelonggaran
kebijakan pandemi Covid-19.
"Kita BI memproyeksikan pada akhir tahun 2022 ini
akan terjadi peningkatan peredaran uang kartal di Lampung, sejalan dengan Hari
Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru 2023," ungkapnya.
Sementara, aliran uang kartal di Provinsi Lampung pada
triwulan III 2022 tercatat mengalami net inflow sebesar Rp1,03 triliun,
meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencatatkan net inflow
sebesar Rp0,39 triliun.
"Kondisi net inflow yang terjadi pada periode
laporan terpantau sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung pada
triwulan III 2022 yang tumbuh sebesar 3,91% (yoy) atau lebih rendah
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebesar 5,23% (yoy)," ungkap
Tony.
Sejalan dengan perkembangan aliran uang kartal di
Lampung, Tony juga menjelaskan bahwasanya transaksi pembayaran melalui Real
Time Gross Settlement (RTGS) mencatatkan pertumbuhan yang positif pada triwulan
III 2022.
"Di sisi lain, transaksi melalui Sistem Kliring
Nasional Bank Indonesia (SKNBI) tercatat masih mengalami pertumbuhan
negatif," terangnya.
sebagai upaya untuk lebih memudahkan masyarakat dalam
bertransaksi secara digital, telah meluncurkan Quick Response Code Indonesian
Standard (QRIS) sejak tahun 2019 sebagai suatu inovasi yang dapat menyatukan
transaksi berbagai macam QR dari berbagai Penyedia Jasa Pembayaran (PJP).
"Merchant QRIS yang tersebar di Provinsi Lampung
juga jumlahnya terus meningkat, dimana per 16 Desember 2022 sebesar 397.646
merchant. Ini sejalan dengan tren peningkatan merchant QRIS yang ada di
Sumatera dalam rangka mendukung capaian target nasional sebanyak 15 juta
pengguna QRIS. Transaksi QRIS ini dapat dilakukan secara nirsentuh, sehingga
diharapkan dapat mendukung mengurangi penyebaran Covid-19," tandasnya.
Sementara, Pengamat Ekonomi dari Center For Urban and
Regional Studies (CURS), Erwin Octavianto menyampaikan, berbicara besaran
perputaran uang kartal yang terjadi di sebuah daerah, maka asumsinya memang
jika daerah itu tumbuh harusnya kartal itu meningkat.
Sehingga kita dapat menilai kalau meningkat berarti ada
kegiatan mobilisasi transaksi masyarakat yang setiap tahunnya mengalami
peningkatan.
Disamping itu, kita juga bisa memprediksi bahwa itu
adalah sebuah peningkatan perekonomian di suatu daerah.
"Tapi kalau jumlahnya tetap atau tidak berubah
bahkan berkurang, maka ini ada sebuah tanda tanya besar," kata dia.
Pertama kata Erwin, apakah kegiatan masyarakat mengalami
tagnasi ekonomi atau tidak. Tapi kenyataannya laju perekonomian selalu naik.
Kemudian, beberapa triwulan 2022 itu ada jumlah
pertumbuhan kuartal yang bisa mencapai 9 persen dimana itu tertinggi di
Indonesia maka ini luar biasa di Lampung.
"Dengan konteks tersebut, seharusnya diharapkan
perputaran uang itu juga berada di Lampung. Tapi, ketika jumlah perputaran uang
itu tidak mengalami peningkatan sementara laju pertumbuhan meningkat, berarti
ada yang namanya Capital Flight," ungkapnya.
Capital Flight jelasnya, yaitu adalah ada modal yang
keluar dari Lampung. Padahal itu uang dari Lampung, tapi dibelanjakannya di
luar Lampung.
"Artinya ini sebuah alarm bahwa ada Capital Flight
yaitu ada kegiatan transaksi di luar provinsi Lampung yang dilakukan oleh orang
Lampung," terangnya.
Yang mana ini adalah potensi Lampung itu sendiri, untuk
meningkatkan ekonomi daerahnya.
Akan tetapi, semisalnya pendapatan orang Lampung dan di
belanjakan di luar daerah Lampung, maka dikhawatirkan Lampung tidak mengalami
pertumbuhan nantinya.
"Nah ini juga yang menjadi perhatian bagi
pemerintah, karena ada indikasi Capital Flight itu tadi," tandasnya. (*)
Berita Lainnya
-
OJK: Aset Perbankan di Lampung Tembus Rp134 Triliun, Kredit UMKM 33 Triliun
Selasa, 26 November 2024 -
OJK: Literasi Keuangan Faktor Penentu Masa Depan Generasi Muda
Kamis, 24 Oktober 2024 -
Investor Pasar Modal di Lampung Capai 311.933 Orang, Total Transaksi Rp9,3 Triliun
Kamis, 10 Oktober 2024 -
Pertanian Kontribusi Terbesar Ekonomi Lampung Lima Tahun Terakhir, BPS: Kokoh Meski di Tengah Terpaan Covid-19
Minggu, 06 Oktober 2024