• Jumat, 27 Desember 2024

Cagar Budaya Kota Metro, Program Unggulan yang Kurang Perhatian

Senin, 19 Desember 2022 - 14.17 WIB
576

Tim Ahli Cagar Budaya Kota Metro saat bersih-bersih di taman Rumah Asisten Wedana yang kondisinya rusak tidak terawat, Senin (19/12/2022). Foto: Arby/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Metro - Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Metro merilis catatan akhir tahun tentang minimnya perhatian Pemerintah Kota (Pemkot) Metro untuk memelihara dan merawat cagar budaya yang ada di Bumi Sai Wawai.

Pegiat TACB Kota Metro, Oki Hajiansyah Wahab merilis catatan akhir tahun yang mengkritisi minimnya keberpihakan Pemkot terhadap pengelolaan cagar budaya.

"Hal ini penting karena revitalisasi cagar budaya terkait dengan tujuan SDGS nomor 11 yakni kota dan komunitas yang berkelanjutan. Selama tahun 2022, 60 persen program dan kegiatan revitalisasi cagar-cagar budaya justru berasal dari partisipasi publik," kata Oki, saat memberikan keterangan, Senin (19/12/2022).

Menurutnya, peran Pemkot dalam merealisasikan visinya dinilai belum maksimal. Padahal, TACB terus berupaya mendorong visi Kota Metro sebagai Kota berbudaya yang juga merupakan salah satu program prioritas Walikota dan Wakil Walikota Metro, Wahdi dan Qomaru Zaman.

"Sebagai salah satu program prioritas yang justru belum didukung oleh politik anggaran yang memadai. Dukungan justru dari sektor perbankan dan swasta serta bantuan Pemerintah Provinsi Lampung. Kondisi ini jauh berbeda dengan program unggulan lainnya, saya tentu tidak perlu diungkapkan detail. Pokoknya antara ada dan tiada padahal salah satu visi kota ini adalah berbudaya," ucapnya.

Oki menambahkan, revitalisasi cagar budaya di dalamnya tentu diwujudkan dalam berbagai aspek baik program, manajemen, SDM dan yang tidak kalah penting juga adalah ruang fisiknya.

"Lahirnya Perda Cagar Budaya dan juga sebagai bagian dari program prioritas pemerintah tentunya politik anggaran pemerintah harus semakin nyata. Ditengah minimnya anggaran yang ada tentu membuat kami juga dituntut untuk meningkatkan kreatifitas dalam menggalang partisipasi dari berbagai kalangan dalam upaya pelestarian cagar budaya," bebernya.

"Kita juga terus mendorong Kota Metro agar bergabung dalam jaringan Kota Pusaka bersama kota-kota lainnya di Indonesia," pungkasnya.

Sementara Kabid Kebudayaan Disdikbud Kota Metro, Siti Rogayati Seprita menyebutkan, salah satu program prioritas Pemerintah Kota Metro dalam merealisasikan visi kota berbudaya adalah revitalisasi fasilitas budaya yang di dalamnya termasuk cagar-cagar budaya yang ada.

"Salah satu implementasi visi Kota yang berbudaya, Metro sendiri merupakan daerah pertama di Provinsi Lampung yang telah memiliki Tim Ahli Cagar Budaya dan telah menetapkan empat cagar budaya di tahun 202. Kota Metro juga menjadi daerah pertama di Lampung yang telah memiliki Perda Cagar Budaya dan kini tengah menyusun Perwali," jelasnya.

Selama tahun 2022, revitalisasi cagar budaya terus dilakukan di Rumah Informasi Sejarah, Museum Santa Maria dan pembangunan taman di Sumur Putri yang merupakan objek ajuan sebagai cagar budaya.

"Saat ini Pemerintah Kota Metro sendiri telah menetapkan empat cagar budaya dan memproses penetapan tiga cagar budaya lainnya yang telah diajukan oleh TACB Metro," bebernya.

Selain itu, pada akhir tahun 2022 Pemerintah Kota Metro juga telah memberikan perhatian kepada pengelola cagar budaya diluar pemerintah seperti kepada Yayasan Santa Maria.

"Tahun 2023 rencananya kami akan ikut mendorong revitalisasi Rumah Asisten Wedana Metro yang juga telah diajukan sebagai cagar budaya. Kami berharap kehadiran cagar budaya dapat didukung oleh berbagai OPD lainnya karena ini adalah aset Kota Metro," tandasnya. (*)


Video KUPAS TV : Operasional Angkutan Barang di Tol Bakauheni–Palembang Dibatasi Saat Nataru