• Kamis, 10 Juli 2025

Jelang Nataru, Harga Telur di Bandar Lampung Terus Mengalami Kenaikan

Kamis, 15 Desember 2022 - 19.08 WIB
271

Pujianto pedagang telur di Pasar Pasir Gintung, Kamis (15/12/2022). Foto : Sri/kupastuntas.co

Sri

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022, harga bahan pokok khususnya telur ayam ras di pasar tradisional Bandar Lampung terus mengalami kenaikan.

Dari harga sebelumnya Rp26 ribu per kilogram, saat ini telah mencapai Rp30 ribu per kilogramnya.

"Sudah dua mingguan ini harga telur terus naik, dan kita juga belinya sudah Rp27.500, jadi kita jual Rp30 ribu per kilogramnya," kata Pujianto, pedagang telur di Pasar Pasir Gintung, Kamis (15/12/2022).

Menurutnya, mahalnya harga telur selain kemarin disebabkan karena adanya pembagian sembako serta pakan yang mahal. Namun, saat ini lebih karena mendekati Nataru.

"Apa lagi saat Nataru ini biasanya akan meningkat kebutuhannya. Jadi kemungkinan akan terus naik," ungkapnya.

Dengan mahalnya harga telur jelas Pujianto, tentu banyak pelanggan yang mengeluhkan dan banyak juga yang tidak jadi membeli setelah tahu harganya naik.

Linda pedagang telur ayam di Pasar Tugu mengungkapkan, kemarin harga terendah Rp26 ribu per kilogram, sekarang menjadi Rp30 ribu per kilogramnya.

"Naiknya sudah mau seminggu. Penyebabnya itu karena PKH keluar, terus di jakarta mahal jadi telur di Lampung di bawa ke Jakarta. Jadi disini juga pasokanya kurang," kata Linda.

Ia mengatakan, jelang Nataru ini kemungkinan harga telur tidak akan mengalami penurunan harga.

"Paling sesudah Nataru baru turun. Naiknya harga ini, konsumen jadi mengurangi jumlah pembeliannya," ujarnya.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Bandar Lampung, I Kadek Sumartha mengatakan, pihaknya menjamin menjelang Nataru semua bahan pokok di Bandar Lampung cukup aman.

Namun memang, setiap mendekati hari besar beberapa bahan pokok juga ikut naik, dan sekarang harga telur yang memang signifikan kenaikan.

"Yang biasanya Rp25 ribu sekarang sudah Rp30 ribu per kilogram. Nah kenaikan ini juga penyebabnya ada di pakan. Karena pakan dari impor," kata Kadek. (*)

Editor :