Kisah Beni Bangkit dari HIV, Sempat Terpuruk Dua Bulan dan Ingin Bunuh Diri

Beni Julianto (24), saat menceritakan kisah dirinya ketika divonis mengidap HIV. Selasa (13/12/2022). Foto : Sri/kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Beni Julianto (24), menceritakan masa tersulit dalam hidupnya. Yakni, detik-detik saat dirinya divonis mengidap Human Immunodeficiency Virus (HIV).
HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh
dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4 atau jenis sel darah putih. Jika
makin banyak sel CD4 yang hancur, daya tahan tubuh akan makin melemah sehingga
rentan diserang berbagai penyakit.
"Awal saya terdiagnosa HIV pada tanggal 10 Juni
2020," kata Beni, saat ditemui kupastuntas.co, Selasa (13/12/2022).
Setelah mengetahui HIV, ia mengaku sempat terpuruk. Tak
hanya itu, keinginan bunuh diri sempat terlintas dalam benaknya. Namun ia
sekuat tenaga bangkit.
"Saya terpuruk sekitar 2 bulan pertama, dan disitu saya
sempat berpikir beberapa kali sudah lah mati saja dengan bunuh diri,"
ungkapnya.
Sebelum dinyatakan positif HIV, Beni manyampaikan, berobat
untuk melakukan operasi IMS (infeksi menular seksual) atau yang sering dikenal
dengan kutil kelamin, atau bahasa ilmiahnya kondiloma akuminata yang ini
disebabkan oleh virus human papillomavirus (HPV).
"Mengidap kutil kelamin ini dari 2019, dan awalnya saya
kira ini hanya benjolan biasa sehingga dibiarkan saja. Namun, beberapa bulan
kemudian nyeri hebat dan sampai pendarahan," ungkapnya.
Sehingga kata Beni, berobatlah ke puskesmas, namun dari
puskesmas di rujuk ke RSUD. Abdul Moeloek untuk dilakukan operasi IMS.
Setelah operasi, baru diketahui hasil anatomi ada indikasi
ke HIV sehingga di cek oleh dokter ternyata positif HIV.
Pasca operasi, dokter menyarankan untuk sementara jangan
memakan makanan yang kasar dan juga pedas.
"Tapi saya makan makanan berat dan makan pedas. Karena
saat itu ku terlintas bagaimana kalau teman kuliah ku tahu dan keluarga tidak
menerima. Jadi siapa yang mau berteman dengan saya," ucap Beni.
Tidak berapa lama, Beni dikenalkan oleh dokter ke Pendamping
HIV yang tergabung pada komunitas Orang dengan HIV/AIDS (ODHA).
"Saya diajak oleh pendamping untuk bergabung ke
jaringan ODHA berdaya Lampung, untuk ikut mendampingi teman-teman yang juga
terpapar HIV," kata Beni.
"Alhamdulillahnya keluarga tahu dan keluarga juga
mendukung untuk bergabung dengan jaringan ODHA pada Desember 2020,"
sambungnya.
Menurutnya, penyebab ia bisa terpapar HIV karena hubungan
seks yang berisiko.
"Karena saya aktif melakukan seks dari 2018 yang itu
bukan hanya dengan pacar," timpalnya.
Namun menyesali masa lalu berkepanjangan tak baik, Beni
berusaha bangkit dari keterpurukan dan bagaimana caranya harus lebih bermanfaat
untuk orang lain.
"Aku mau jadi pendamping di ODHA, walaupun tidak di
gaji, seenggaknya disisa hidupku entah kapan mati nya harus bermanfaat bagi
orang lain," ujar anak ke 2 dari 4 saudara itu.
Meski terkadang, rasa lelah juga menghampirinya, karena
harus terapi Antiretroviral (ARV). Dimana sering terlintas bosan meminum obat
setiap harinya.
Walaupun, obat ARV sendiri gratis, karena telah di subsidi
oleh pemerintah pusat dan juga tersedia di 31 layanan di Puskesmas, dan 3 rumah
sakit di Bandar Lampung.
"Walaupun beberapa kali lelah. Tapi abis itu berpikir
lagi, kita mau sehat atau sakit itu pilihan. Kalau mau sehat berarti obatnya
harus diminum setiap hari," ucapnya.
Pasalnya, melalui pengobatan ARV juga orang dengan HIV mampu
mempertahankan risiko penularan virus yang rendah, meskipun melakukan aktivitas
seksual kepada orang dengan negatif HIV.
"Di Lampung yang masih aktif HIV itu ribuan, dan yang
paling banyak terkena pada usia produktif yaitu dari belasan hingga 30an
tahun," terangnya.
Oleh karenanya, di komunitas itu, Beni saling memberikan
dukungan pada pasien yang baru terpapar HIV, memberikan edukasi sikologi dan
terlebih juga memberikan penguatan pada keluarganya.
"Ku megang pasien HIV dari umuran 18 sampai 40 tahunan.
Kita juga sering kasih edukasi bagaimana pencegahan, dan penularan HIV itu
sendiri," jelasnya.
Beni berpesan, pada masyarakat terkhusus di kalangan muda
untuk tetap memakai pengaman jika ingin melakukan aktivitas seksual.
"Kita sebagai generasi muda yang bakal membawa
perubahan kedepan. Jadi kita perlu banyak wawasan tentang kesehatan, jangan
hanya mengejar kesenangannya saja," ujar Beni.
Ia mengaku, jika sudah terpapar HIV, maka harus memakai
kondom setiap kali berhubungan seks agar tak menularkan pada pasangan.
"Kecuali untuk program hamil boleh tidak memakai kondom, dan itu juga sebelumnya harus konsultasi dengan dokter," pungkas Beni. (*)
Berita Lainnya
-
13 Pemda di Lampung Belum Berupaya Konkret Kendalikan Inflasi Daerah, Tomsi: Tidak Peduli Masyarakatnya Susah
Senin, 30 Juni 2025 -
Samsurijal: Tenaga Pendamping Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Lampung Didanai APBD
Senin, 30 Juni 2025 -
Ternyata Dinas Koperasi dan Dinas Kominfotik Punya Tenaga Pendamping, Gajinya 2,6 Juta Hingga 7,3 Juta
Senin, 30 Juni 2025 -
Ternyata Dinas Koperasi dan Dinas Kominfotik Punya Tenaga Pendamping, Gajinya 2,6 Juta Hingga 7,3 Juta
Senin, 30 Juni 2025