• Senin, 30 Juni 2025

Kisah Beni Bangkit dari HIV, Sempat Terpuruk Dua Bulan dan Ingin Bunuh Diri

Selasa, 13 Desember 2022 - 20.21 WIB
1.8k

Beni Julianto (24), saat menceritakan kisah dirinya ketika divonis mengidap HIV. Selasa (13/12/2022). Foto : Sri/kupastuntas.co

Sri

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Beni Julianto (24), menceritakan masa tersulit dalam hidupnya. Yakni, detik-detik saat dirinya divonis mengidap Human Immunodeficiency Virus (HIV).

HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4 atau jenis sel darah putih. Jika makin banyak sel CD4 yang hancur, daya tahan tubuh akan makin melemah sehingga rentan diserang berbagai penyakit.

"Awal saya terdiagnosa HIV pada tanggal 10 Juni 2020," kata Beni, saat ditemui kupastuntas.co, Selasa (13/12/2022).

Setelah mengetahui HIV, ia mengaku sempat terpuruk. Tak hanya itu, keinginan bunuh diri sempat terlintas dalam benaknya. Namun ia sekuat tenaga bangkit.

"Saya terpuruk sekitar 2 bulan pertama, dan disitu saya sempat berpikir beberapa kali sudah lah mati saja dengan bunuh diri," ungkapnya.

Sebelum dinyatakan positif HIV, Beni manyampaikan, berobat untuk melakukan operasi IMS (infeksi menular seksual) atau yang sering dikenal dengan kutil kelamin, atau bahasa ilmiahnya kondiloma akuminata yang ini disebabkan oleh virus human papillomavirus (HPV).

"Mengidap kutil kelamin ini dari 2019, dan awalnya saya kira ini hanya benjolan biasa sehingga dibiarkan saja. Namun, beberapa bulan kemudian nyeri hebat dan sampai pendarahan," ungkapnya.

Sehingga kata Beni, berobatlah ke puskesmas, namun dari puskesmas di rujuk ke RSUD. Abdul Moeloek untuk dilakukan operasi IMS.

Setelah operasi, baru diketahui hasil anatomi ada indikasi ke HIV sehingga di cek oleh dokter ternyata positif HIV.

Pasca operasi, dokter menyarankan untuk sementara jangan memakan makanan yang kasar dan juga pedas.

"Tapi saya makan makanan berat dan makan pedas. Karena saat itu ku terlintas bagaimana kalau teman kuliah ku tahu dan keluarga tidak menerima. Jadi siapa yang mau berteman dengan saya," ucap Beni.

Tidak berapa lama, Beni dikenalkan oleh dokter ke Pendamping HIV yang tergabung pada komunitas Orang dengan HIV/AIDS (ODHA).

"Saya diajak oleh pendamping untuk bergabung ke jaringan ODHA berdaya Lampung, untuk ikut mendampingi teman-teman yang juga terpapar HIV," kata Beni.

"Alhamdulillahnya keluarga tahu dan keluarga juga mendukung untuk bergabung dengan jaringan ODHA pada Desember 2020," sambungnya.

Menurutnya, penyebab ia bisa terpapar HIV karena hubungan seks yang berisiko.

"Karena saya aktif melakukan seks dari 2018 yang itu bukan hanya dengan pacar," timpalnya.

Namun menyesali masa lalu berkepanjangan tak baik, Beni berusaha bangkit dari keterpurukan dan bagaimana caranya harus lebih bermanfaat untuk orang lain.

"Aku mau jadi pendamping di ODHA, walaupun tidak di gaji, seenggaknya disisa hidupku entah kapan mati nya harus bermanfaat bagi orang lain," ujar anak ke 2 dari 4 saudara itu.

Meski terkadang, rasa lelah juga menghampirinya, karena harus terapi Antiretroviral (ARV). Dimana sering terlintas bosan meminum obat setiap harinya.

Walaupun, obat ARV sendiri gratis, karena telah di subsidi oleh pemerintah pusat dan juga tersedia di 31 layanan di Puskesmas, dan 3 rumah sakit di Bandar Lampung.

"Walaupun beberapa kali lelah. Tapi abis itu berpikir lagi, kita mau sehat atau sakit itu pilihan. Kalau mau sehat berarti obatnya harus diminum setiap hari," ucapnya.

Pasalnya, melalui pengobatan ARV juga orang dengan HIV mampu mempertahankan risiko penularan virus yang rendah, meskipun melakukan aktivitas seksual kepada orang dengan negatif HIV.

"Di Lampung yang masih aktif HIV itu ribuan, dan yang paling banyak terkena pada usia produktif yaitu dari belasan hingga 30an tahun," terangnya.

Oleh karenanya, di komunitas itu, Beni saling memberikan dukungan pada pasien yang baru terpapar HIV, memberikan edukasi sikologi dan terlebih juga memberikan penguatan pada keluarganya.

"Ku megang pasien HIV dari umuran 18 sampai 40 tahunan. Kita juga sering kasih edukasi bagaimana pencegahan, dan penularan HIV itu sendiri," jelasnya.

Beni berpesan, pada masyarakat terkhusus di kalangan muda untuk tetap memakai pengaman jika ingin melakukan aktivitas seksual.

"Kita sebagai generasi muda yang bakal membawa perubahan kedepan. Jadi kita perlu banyak wawasan tentang kesehatan, jangan hanya mengejar kesenangannya saja," ujar Beni.

Ia mengaku, jika sudah terpapar HIV, maka harus memakai kondom setiap kali berhubungan seks agar tak menularkan pada pasangan.

"Kecuali untuk program hamil boleh tidak memakai kondom, dan itu juga sebelumnya harus konsultasi dengan dokter," pungkas Beni. (*)

Editor :