• Minggu, 17 November 2024

Dari Ratusan Ribu Pelaku UMKM di Lampung Baru 18 yang Berhasil Tembus Pasar Ekspor

Selasa, 06 Desember 2022 - 15.25 WIB
618

Coaching Program For New Exporters (CPNE) dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia yang berlangsung di Hotel Yunna, Selasa (6/12/2022). Foto: Ria/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Lampung mencatat pada tahun 2021 terdapat 156.150 pelaku UMKM didaerah setempat dan dari jumlah tersebut sudah ada 18 pelaku UMKM yang telah berhasil menembus pasar ekspor.

Produk yang telah berhasil diekspor tersebut tersebut seperti etnik kerajinan tapis dan sulam usus, aneka keripik dan makanan ringan, rumput laut, pinang, minyak jelantah, kopi robusta, minuman rempah, gula aren, tanaman hias, olahan perikanan serta hasil dari olahan peternakan.

"Ekspor memang cukup berperan penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. Dari Januari sampai September 2022 pertumbuhan ekonomi sebesar 4,02 persen dengan ekspor merupakan sektor pertumbuhan 7,05 persen," kata Elvira saat acara Coaching Program For New Exporters dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia di Hotel Yunna, Selasa (6/12/2022).

Ia menjelaskan jika posisi Lampung sangat strategis sebagai gerbang pulau Sumatera dan memiliki pelabuhan ekspor Panjang, menjadi salah satu peluang bagi pelaku UMKM untuk dapat meningkatkan pemasaran produknya.

"Jadi pemasaran produknya bukan hanya di pasar lokal tapi juga diharapkan dapat menembus pasar global. Karena UKM merupakan salah satu ujung tombak perekonomian daerah. Namun sayangnya kontribusi UKM terhadap ekspor masih cukup rendah yaitu hanya 15,7 persen," jelasnya.

Ia menjelaskan jika Disperindag mengadakan kegiatan CPNE yang diharapkan dapat dimanfaatkan oleh para pelaku UMKM. Sehingga bisa muncul UKM eksportir baru yang menembus pasar ekspor dan menjadi terobosan untuk hilirisasi produk ekspor.

"Semoga dengan kegiatan ekspor ini UMKM yang ada di Provinsi Lampung bisa menjadi penyokong kekuatan di wilayah Lampung dan bahkan di tingkat nasional," jelasnya.

Sementara itu Kepala Departemen Jasa Konsultasi Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), Nilla Meiditha, mengungkapkan jika para pelaku UMKM dapat memanfaatkan berbagai fasilitas di LPEI seperti  penyediaan fasilitas pembiayaan, penjaminan serta asuransi dan jasa konsultasi.

"Pelatihan ini sudah diselenggarakan sebelumnya dan yang saat ini adalah tahap ketiga. Untuk jumlah peserta 60 orang yang dikategorikan menjadi tiga bagian pertama kategori potensi ekspor, siap ekspor dan mahir ekspor," katanya.

Menurutnya, setelah kegiatan tersebut dilakukan diharapkan UMKM dapat ikut menyumbang devisa negara serta meningkatkan volume dan nilai ekspor yang ada di Lampung.

"Kami juga berharap akan muncul eksportir baru, karena batasan pinjaman sendiri tidak ada. Sejauh ini di Lampung sendiri sudah ada yang menjadi debitur LPEI. Secara nasional itu sudah Rp806 miliar dan ini 15 persen nya adalah UMKM," tutupnya. (*)