Complexity, Sustainability Science dan Pendekatan Transdisiplin Dalam Pengelolaan Pelabuhan di Indonesia, oleh Ir. Septa Riadi, S.TP, MM, M.Si

Septa Riadi S. TP, MM, M. Si, Mahasiswa Program Doktoral Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. IPB University, yang juga Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Saburai, Lampung. Foto: Dok
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Mempromosikan pembangunan berkelanjutan mengharuskan kita mengatasi kesukaan kita pada bidang ilmu yang sempit, dan mampu merubah teknologi serta memperkuat kelembagaan untuk mencapai apa yang dibutuhkan oleh lingkungan dalam memenuhi kebutuhan masa kini dan masa depan.
Jane Lubshenco dalam pertemuan asosiasi kemajuan ilmu pengetahuan pada 1997 memperdebatkan sebuah kontrak sosial baru dalam ilmu sains, yaitu sebuah komitmen ilmuwan untuk mencurahkan energi dan talenta untuk kebutuhan baru dan yang belum terpenuhi dalam masyarakat agar bergerak menuju pembangunan yang berkelanjutan (Lubscenco, 1998 dalam Hadorn et al., 2006) menekankan bahwa terminologi pembangunan berkelanjutan dan transdisiplin mempunyai hubungan yang dekat.
Penelitian bagi pembangunan berkelanjutan telah menjadi orientasi dan merefleksikan diversitas, kompleksitas, dan dinamis dari proses yang saling terlibat dan berubah-ubah dalam masalah yang spesifik.
Menurut (Benham and Daniell, 2016) penelitian dengan pendekatan transdisiplin bertujuan untuk mendorong integrasi melewati batasan disiplin ilmu, dan memberikan perspektif baru dalam menghadapi masalah yang kompleks. Menurut (Ed, 2004), penelitian transdisiplin dapat menjadi solusi dari masalah kompleks yang sedang terjadi pada zona pesisir.
Sedangkan pengertian transdisiplin dalam ilmu ekonomi ekologi itu sendiri menurut (Hadorn et al., 2006) adalah ilmu yang melampaui konsepsi peneliti dalam berbagai disiplin ilmu, dan mencoba untuk memadukan serta mensitesis berbagai macam perbedaan perspektif keilmuan.
Lebih jauh, penelitian transdisiplin akan memberikan kemajuan bagi keberlangsungan ilmu pengetahuan dalam pemecahan masalah yang kompleks.
Sedangkan keberhasilan pembangunan keberlanjutan menurut (Kusumastanto, 2006) adalah terjadinya keseimbangan distribusi tingkat kesejahteraan, dan menopang setiap generasi dalam kondisi kualitas, serta jasa lingkungan yang terjaga. Keberlanjutan itu sendiri memiliki dimensi lingkungan, sosial, ekonomi, dan institusi.
Salah satu bentuk untuk pendistribusian kesejahteraan adalah di pelabuhan dimana kegiatan ekonomi berlangsung. Pelabuhan dapat mendorong terciptanya lapangan kerja.
Struktur fungsional pelabuhan memungkinkan banyak perusahaan untuk beroperasi dan memberikan layanan dalam hal penanganan muatan, konsinyasi, pemanduan, penyeretan, pengiriman dan transit, bongkar / muat dan transportasi, pengiriman uang pekerja dan transaksi valuta.
Semua aktivititas ekonomi secara keseluruhan dapat mempengaruhi dan berdampak pada perekonomian nasional dan pertumbuhan ekonomi daerah.
Namun ternyata, mengembangkan Pelabuhan memeiiki banyak tantangan. Dari sisi ekologi, Oprasional pelabuhan berinteraksi dengan lingkungan dengan berbagai cara, baik sengaja atau tidak sengaja (Talley, 2006).
Interaksi semacam itu tidak hanya menghasilkan kerusakan besar pada habitat alami, namun juga mempengaruhi kegiatan ekonomi, terutama di sepanjang garis pantai dengan konsentrasi kegiatan ekonomi yang berkaitan dengan maritim seperti pelabuhan (Roh, Thai and Wong, 2016).
Lingkungan selalu rentan dari tumpahan minyak dan bahan kimia dari kapal baik dari kegiatan operasional maupun bencana yang menyebabkan bahaya kesehatan. Sebagai hasil dari meningkatnya kesadaran lingkungan akan bisnis di seluruh dunia, perusahaan perkapalan semakin diharapkan untuk menerapkan praktik-praktik hijau yang menjanjikan sistem dan proses mereka yang ramah lingkungan bagi masyarakat.
Tantangan bagi perusahaan pelayaran adalah bagaimana melakukan operasi pengiriman secara menguntungkan sambil mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Sedangkan dari sisi manajemen kepelabuhanan (Song and Cullinane, 2006) menggambarkan model ekonomi tentang bagaimana perencanaan pelabuhan, operasional pelabuhan, model untuk mengurangi kemacetan lalu lintas kapal dan juga kemacetan kendaraan dipelabuhan, dilanjutkan dengan pembahasan efisiensi biaya pelabuhan yang ditutup penerapan teori terhadap evaluasi kinerja pelabuhan.
Dalam penerepannya di pelabuhan utama Hongkong. perasi pelabuhan sangat penting bagi industri yang sangat bergantung pada impor dan ekspor. Evaluasi risiko pelabuhan yang andal sangat penting untuk mengatur kelancaran transportasi laut yang berefek pada ekonomi dan industri.
Terjadinya gangguan dalam fasilitas perdagangan, seperti pelabuhan, akan mengganggu kelancaran arus rantai pasokan untuk industri. Perkiraan kerugian ekonomi suatu industri ketika sebuah pelabuhan terganggu adalah tugas yang menantang karena hubungan antara pelabuhan dan cluster industri sangat kompleks.
Dalam penelitiannya (Zhang and Lam, 2016) mengembangkan kerangka kerja sistematis untuk melakukan estimasi kerugian ekonomi klaster industri karena gangguan pelabuhan. Keseluruhan penilaian risiko dibagi menjadi tiga tahap yang berfokus pada pembentukan model aliran jaringan, estimasi ekonomi dan evaluasi strategi mitigasi risiko.
Data-data tersebut diatas menggambarkan keadaan pelabuhan dan permasalahanya di berbagai belahan dunia. Permasalahan-permasalahan tersebut menyasar dalam berbagai aspek. Di Vietnam permasalahan utama pelabuhannya adalah dari sisi ekologi.
Pengembangan pelabuhan terkadang dapat merusak ekologi pesisir yang terdampak. Tumpahan minyak dan tercemernya bahan kimia ke laut menjadi masalahan tersendiri. Disini ilmu bidang ekologi dan konservasi sangatlah dibutuhkan untuk memecahkan masalah.
Sedangan di Hongkong sebagai salah satu pelabuhan terbesar didunia juga menghadapi permasalahan mengatur alur lalu lintas kapal dan juga kendaraan dipelabuhan. Pesatnya perkembangan industri China bagian selatan mempengaruhi juga tinggat kesibukan pelabuhan diHongkong.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, ilmu-ilmu manajamen kepelabuhanan sangatlah diperlukan yang juga terintegrasi dengan aspek-aspek lain terutama teknis dan teknologi.
Yunani dan China menyoroti suatu kajian yang tak kalah penting yaitu resiko di pelabuhan. Resiko-resiko yang bisa terjadi dipelabuhan tentunya tidak sedikit. Putusnya rantai pasok, kerusakan peralatan teknis, keamanan dan juga bencana sangat beresiko menghambat oprasional pelabuhan.
Oleh karena itu study-study dibidang rantai pasok, mitigasi bencana, kemanan dan penanggulangan pasca bencana sangatlah dibutuhkan. Pelabuhan Turki memiliki pendekatan berbeda dalam menarik kapal-kapal agar mau berlabuh dipelabuhannya, dalam penelitiannya (Esmer et al., 2016) melaporkan bahwa dalam persaingan antar pelabuhan ternyata dapat bukan hanya dari sisi harga semata.
Namun juga aspek non harga seperti yaitu layanan pelanggan, kustomisasi layanan dan bundling, perluasan layanan, diversifikasi layanan dan layanan tambahan dan yang terpenting adalah perbaikan citra perusahaan melaui CSR. Tentu saja persaingan non harga ini memerlukan disiplin ilmu yang khusus juga.
Untuk menghasilkan layanan pelanggan yang prima dibutuhkan disiplin ilmu managemen sumberdaya manusia. Sedangkan untuk kustomiasi layanan, perluasan layanan dapat dipelajari dalam disiplin ilmu Teknik Industri dan managemen perusahaan, sedangkan untuk memoles citra perusahaan dapat dipelajari dalam sudut pandang managemen pemasaran.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa untuk mewujudkan pengembangan pelabuhan dibutuhkan upaya dan usaha yang kuat. Dasar hukum yang telah dibuat harus bisa diterjemahkan dengan baik melalui langkah-langkah kebijaksanaan dan kebijakan serta rencana strategis yang tepat sasaran.
Kerjasama yang harmonis antar kelompok dan bersifat transektoral sangat dibutuhkan. Kemudian, kunci yang terpenting adalah jiwa kepemimpinan yang kuat dan bergerak atas kepentingan kesejahteraan bersama, bukan atas dasar golongan atau kepentingan politik. (*)
Berita Lainnya
-
Pelindo Regional 2 Panjang Bersama Bank Syariah Indonesia Gelar Seremoni Ekspor Perdana Green Bean Coffee ke Oman
Selasa, 08 Juli 2025 -
Pemkot Buka SMA Siger Bandar Lampung, Sekolah Gratis untuk Warga Tidak Mampu
Selasa, 08 Juli 2025 -
Dokter Ahli Forensik Ungkap Jenis Luka Tembakan yang Tewaskan Tiga Polisi di Way Kanan
Selasa, 08 Juli 2025 -
Pembangunan GOR Siger Tahap ll Dianggarkan Rp 5 Miliar, Target Rampung Akhir Tahun 2025
Selasa, 08 Juli 2025