Sampah Organik Rest Area KM 215 Tol Terpeka Dikelola Menggunakan Maggot
![](https://kupastuntas.co/uploads/posts/sampah-organik-rest-area-km-215-tol-terpeka-dikelo_20221126185138.jpg)
Executive Vice President Sekretaris Perusahaan PT HK, Tjahjo Purnomo (baju putih), saat meninjau tempat pengolahan sampah organik di rest area KM 215 B JTTS Ruas Terpeka, Sabtu (26/11/2022). Foto: Istimewa.
Kupastuntas.co, Tulang Bawang Barat - Sebagai salah satu upaya kepedulian terhadap lingkungan, PT. Hutama Karya (HK) melakukan pengolahan sampah organik lewat budidaya maggot.
Sebagian lahan belakang rest area kilometer 215 B Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) Ruas Terbanggi Besar - Pematang Panggang - Kayu Agung (Terpeka) Tulang Bawang Barat (Tubaba), dimanfaatkan menjadi tempat budidaya larva dari jenis lalat Black Soldier Fly (BSF) tersebut.
Executive Vice President Sekretaris Perusahaan PT HK, Tjahjo Purnomo mengungkapkan, dipilihnya lokasi rest area untuk pengolahan sampah organik menggunakan maggot dikarenakan banyak sampah makanan basah yang bisa dikonsumsi oleh maggot.
"Maggot makan dari sampah organik, kemudian sebagian akan mati dan menjadi makanan ikan atau burung, kemudian sampah bekas makanan maggot bisa jadi pupuk. Jadi hasil pengolahan tadi bermanfaat," jelas Tjahjo Purnomo, saat mengunjungi tempat pengolahan sampah organik di rest area KM 215 B JTTS Ruas Terpeka Tubaba, Sabtu (26/11/2022).
Menurut Tjahjo, pengolahan sampah organik ini akan mengefisiensikan biaya. Sebab sampah organik dari rest area yang semula dibuang ke tempat pembuangan akhir, kini sudah tidak perlu lagi.
Selanjutnya, kaitan dengan ini pihaknya juga akan membuat contoh implementasi hasil pengolahan sampah organik lewat tanaman dan kolam ikan.
"Contoh bahwa produksi ini bisa loh digunakan untuk konsumsi publik, bisa dibeli berupa pupuk maupun makanan ternak," ujarnya.
Tjahjo menuturkan, program ini baru pertama dilakukan di JTTS dan setelah hasilnya optimal harapannya bisa dikembangkan di rest area yang lain.
Bahkan lanjut dia, untuk melengkapi pengolahan limbah. PT HK pun berencana mengolah sampah plastik menjadi biji plastik, guna memenuhi kebutuhan pasar.
Koordinator Budidaya Maggot Rest Area 215 B Ruas Terpeka, Deki Putratama menyebutkan, sejak dimulainya pengolahan sampah organik menggunakan maggot pada September lalu, pihaknya sudah memanen sebanyak 80 kilogram (Kg).
"Produksi sementara ini kita masih panen telur, dari hasil telur ini perbandingannya 1 gram telur menghasilkan 2 sampai 3 kg maggot. Kita juga memperbanyak lalat black soldier fly," ungkapnya.
Menurut Deki, banyaknya hasil produksi ini disebabkan faktor tingginya protein dari sampah makanan yang dikonsumsi maggot. Dalam sehari 1 kg maggot bisa mengurai 4 sampai 5 kg sampah organik. (*)
Berita Lainnya
-
Menang Dramatis Lewat Adu Pinalti, TS Saiburai Lawan Persikomet di Final Liga 4 Lampung
Sabtu, 08 Februari 2025 -
Prodi S-2 Pendidikan IPS FKIP Unila Gelar Asesmen Lapangan oleh LAMDIK
Sabtu, 08 Februari 2025 -
Universitas Teknokrat Indonesia dan SMKK BPK Penabur Teken MoU, Perkuat Kerja Sama Pendidikan
Jumat, 07 Februari 2025 -
Rusli Bintang Bantah Isu Dualisme di Yayasan Altek dan Universitas Malahayati Bandar Lampung
Jumat, 07 Februari 2025