• Senin, 07 Juli 2025

Produksi Tembakau Petani Lampung Diserap Industri Rokok Asal Jateng dan Jatim

Rabu, 23 November 2022 - 14.59 WIB
456

Suasana bimbingan teknis kepada Industri Kecil Menengah (IKM) pengolahan hasil tembakau yang berlansung di Hotel Arnes, Rabu (23/11/2022). Foto: Ria/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Lampung mencatat pada tahun 2021 jumlah produksi tembakau yang dihasilkan oleh petani didaerah setempat mencapai 816 ton dengan jumlah luas areal tanam 722 hektare. Sebagiannya bahkan diserap pabrik rokok di Jawa. 

Plh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Lampung, Ratna Melia Sari, mengungkapkan jika besarnya potensi bahan baku tembakau tersebut harus diiringi dengan hilirisasi komoditas guna meningkatkan nilai tambah yang akan dihasilkan oleh para petani.

"Saat ini sebagian besar produksi tembakau diserap oleh pasar lokal dalam bentuk tembakau rajang, dan sebagian lagi dijual dalam bentuk rajang dan krosok ke daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur untuk bahan baku industri rokok," kata dia usai hadir dalam acara bimbingan teknis IKM pengolahan hasil tembakau di Hotel Arnes, Rabu (23/11/2022).

Ia melanjutkan jika atas dasar tersebut Pemprov Lampung melaksanakan kegiatan bimbingan teknis IKM pengolahan tembakau dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para pelaku usaha pengolahan tembakau.

"Sehingga ini harapannya kedepan dapat mendorong tumbuhnya industri pengolahan tembakau di Provinsi Lampung baik skala kecil, menengah ataupun besar. Hari ini ada 20 orang yang ikut bimbingan teknis dan ini berasal dari Pringsewu dan Lampung Timur sebagai penghasil tembakau," terangnya.

Dikonfirmasi terpisah, Ifan Andriansyah, salah seorang pemilik IKM PR Rokok Lampung yang berasal dari Kecamatan Purbolinggo, Kabupaten Lampung Timur, mengungkapkan jika dalam sehari dirinya mampu memproduksi hingga ratusan ribu batang rokok.

"Saya produksi sehari bisa mencapai ratusan ribu batang. Untuk 1 kilogram tembakau itu bisa menghasilkan 850 batang yang kemudian kita kemas dan dibagi 12 batang per bungkusnya. Tembakau sendiri kita ambil dari petani di Lampung Timur sana," katanya.

Namun Ifan mengakui jika saat ini pihaknya masih terkendala dalam hal pemasaran sehingga sulit untuk bersaing dengan produk-produk rokok yang berasal dari pulau Jawa.

"Pemasaran nya saja yang masih belum maksimal karena rokok kretek ini kalah dengan rokok filter yang dijual dengan harga murah. Selain itu fasilitas dari industri juga masih terbatas karena alat kita belum canggih. Kalau untuk bahan baku sendiri sudah cukup, paling untuk saos kita datang kan dari Jawa," katanya. (*)