RSUD Abdul Moeloek Ditarget Lakukan Bedah Jantung 250 Kali Dalam Setahun
Kupastuntas.co, Bandar
Lampung - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Moeloek telah resmi ditetapkan
sebagai Rumah Sakit Jejaring Rujukan Kardiovaskular atau sakit jantung oleh
Kementerian Kesehatan.
RSUD rujukan utama
yang ada di Provinsi Lampung tersebut telah berhasil melakukan tindakan operasi
Coronary Artery Bypass Graft (CABG) perdana yang dipusatkan di Pelayanan
Jantung Terpadu (PJT) pada, Jum'at (18/11/2022).
Saat dimintai
keterangan Ketua Tim Pengampu Jejaring Kardioskular Nasional, dr Hananto
Andriantoro, mengungkapkan jika pemerintah pusat menargetkan semua rumah sakit
rujukan didaerah mampu melayani operasi bedah jantung.
"RSUD Abdul
Moeloek ini adalah rumah sakit ke 18 yang dapat melakukan layanan operasi
jantung. Akan ada tujuh tim yang disiapkan oleh rumah sakit ketika akan
melakukan operasi bedah jantung," katanya saat dimintai keterangan di RSUD
Abdul Moeloek.
Ia menjelaskan jika
keberadaan rumah sakit yang bisa melakukan bedah jantung sangatlah penting. Hal
tersebut mengingat sakit jantung masuk kedalam urutan pertama penyakit yang
paling banyak membunuh orang.
"Masyarakat
Lampung kurang lebih ada 9 juta jiwa, dari jumlah itu ada sekitar 120 ribu
orang tiap tahunnya yang kemungkinan terkena serangan jantung. Kami targetkan
RSUD Abdul Moeloek mampu melakukan bedah jantung 250 orang per tahun. Maka ini
bisa masuk kriteria paripurna," jelasnya.
Sementara itu Direktur
RSUD Abdul Moeloek, Lukman Pura, mengungkapkan jika dengan adanya layanan bedah
jantung di Provinsi Lampung hal tersebut menjadi salah satu bagian untuk
menghadirkan pelayanan kesehatan yang mumpuni.
"Ini menjadi
momentum untuk menghadirkan layanan yang amat sangat bermanfaat bagi masyarakat
Lampung. Karena selama ini masyarakat Lampung berobat nya ke luar daerah,"
kata dia.
Lukman menjelaskan
jika pihaknya berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi
masyarakat. Sementara untuk masa recovery usai operasi bedah jantung ini
tergantung dengan kondisi masing-masing pasien.
"Untuk recovery
itu sangat tergantung dengan kondisi pasien. Untuk saat ini program pengampuan
ini dibantu dan di biaya oleh pemerintah dalam hal ini Kementerian
Kesehatan," terangnya. (*)
Berita Lainnya
-
Diperiksa Kejati Kasus Dugaan Korupsi Gerbang Rumdis, Dawam Rahardjo Dicecar 40 Pertanyaan
Senin, 20 Januari 2025 -
Kejati Lampung Kembali Terima Titipan Kerugian Negara 375 Juta Kasus Korupsi Proyek Jalan di Pesibar
Senin, 20 Januari 2025 -
SMAN 1 Kota Gajah dan Unila Juara Ajang iForte National Dance Competition
Senin, 20 Januari 2025 -
PDI Perjuangan Lampung Kembali Salurkan Bantuan Bagi Korban Banjir di Bandar Lampung
Senin, 20 Januari 2025