• Senin, 18 November 2024

Berawal dari Youtube dan Ingin Lihat Salju, Bilal Alfa Guldi Kejar Mimpinya Kuliah di Turki

Jumat, 18 November 2022 - 15.55 WIB
317

Bilal Alfa Guldi (18) remaja asal Kabupaten Lampung Utara yang berkuliah di Turki. Foto: Ist

Kupastuntas.co, Lampung Utara - Menjadi seorang Mahasiswa adalah impian dari banyak orang, tetapi meraih mimpi tersebut, adalah sesuatu yang sulit dicapai bagi kebanyakan orang, apalagi untuk kuliah ke luar negeri.

Salah satu anak yang berani mengejar mimpinya itu adalah Bilal Alfa Guldi (18) asal Kabupaten Lampung Utara wilayah yang berjuluk ragem tunas Lampung, Ia berkuliah sampai ke Turki tepatnya di Bartin University.

Bilal merupakan anak dari seorang Ayah bernama Edi yang lulusan SMP, dan Ibu Nuraini yang lulusan SMA. Ia merupakan warga asli kelahiran Lampung Utara 15 Oktober 2004. Pengalaman ke luar negri, merupakan pertama kali dalam hidupnya.

Bilal bersekolah di SD IT Insan Mulia Semuli Lampura, SMP IT Insan Robani Kotabumi, MAN 1 Lampung Utara dan lulus pada tahun 2022, saat ini Bilal telah dua bulan berada di Turki.

Menariknya, Bilal merupakan lulusan MAN 1 Lampura pertama yang kuliah di Turki. Ia pergi kuliah jauh dari negerinya terinspirasi dari menonton youtube dan keinginan melihat salju.

Turki menjadi negara tempat ia menimba karena negara tersebut memiliki keunikan tersendiri yaitu negara yang berada di dua benua.

"Turki itu setengah Eropa setengah Asia, tapi sistem pendidikanya Eropa, makanya saya pilih Turki," tukas Bilal saat di wawancarai via telepon.

Belum lagi soal sejarah Turki yang merupakan Kota peradaban termaju di zamannya. Proses pendaftaran ke Bartin University tergolong tidak sulit baginya, pendaftaran melalui proses seleksi berkas yang ia apply secara online di website resmi kampus tersebut.

"Syaratnya ijazah, transkip nilai di masukin aja ke web nanti ada pengumuman," katanya.

Bilal memilih progam studi Strata 1 (S1) Sistem Informasi di kampus tersebut. Soal biaya kuliah dikampusnya tergolong dapat dijangkau bagi masyarakat di Indonesia, dengan biaya per level sebesar Rp1.200.000 dimana satu level dilalui selama dua bulan.

"Jadi sebelumnya selama satu tahun belajar bahasa Turki dulu dan bayarnya per level, dalam setahun itu ada lima level. Untuk biaya apartemen sewanya sebesar Rp800.000 perbulan, dan biaya hidup sekitar Rp2.000.000," tandasnya.

Saat ini Bilal telah mulai beradaptasi tinggal di Turki terutama soal makan, bagi dirinya makanan di Turki tidak ada sensasi pedas seperti di Indonesia sehingga hal itu yang menjadi tantangan sendiri.

"Disini saosnya tomat gak pedes sama sekali. Tapi disini tergolong murah makanannya kayak kebab itu cuma Rp20.000 besar dapatnya bisa kenyang," kata Bilal.

Ia juga memiliki teman dari berbagai negara yang menurutnya sama-sama memiliki humor yang tinggi meskipun budaya humor yang berbeda. Spot-spot wisata di Turki yang menakjubkan bagi dirinya adalah Kota Istanbul khususnya Masjid Hagia Shopia yang penuh akan sejarah panjang.

Sepenggal kisah dari Bilal, yang berani kuliah ke luar negri dapat diikuti oleh generasi dibawahnya, sehingga akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas untuk bangsa dan negara dengan pengetahuan yang telah didapatkan di negara maju. (*)