• Sabtu, 20 April 2024

Akhir Pekan Kelabu di Lambar-Pesibar, Diterjang Banjir dan Longsor, Satu Keluarga Tewas

Senin, 14 November 2022 - 08.37 WIB
200

Kondisi rumah milik Ade warga Pekon Tembakak Way Sindi, Kecamatan Karya Penggawa yang tertimbun longsor, Minggu (13/11/2022). Foto: Ist

Kupastuntas.co, Lampung Barat - Kabupaten Lampung Barat (Lambar) dan Pesisir Barat (Pesibar) diterjang banjir dan tanah longsor. Satu keluarga terdiri dari bapak, ibu dan seorang anak tewas tertimbun tanah longsor. Puluhan rumah dan puluhan hektar sawah tergenang air.

Kepala BPBD Lampung, Rudy Sjawal Sugiarto, mengatakan Provinsi Lampung mencatat ada dua kabupaten yang terkena musibah banjir dan tanah longsor pada Minggu (13/11), yakni Lambar dan Pesibar.

Di Kabupaten Pesibar, tanah longsor yang terjadi di Pekon Tembakak Way Sindi, Kecamatan Karya Penggawa, menimbun sebuah rumah beserta pemiliknya, pada Minggu (13/11). Rumah tersebut adalah milik Ade Yorse.

Akibat kejadian tersebut, Ade Yorse bersama istrinya Dina Maryana dan anaknya Adelia Anjelita yang masih pelajar kelas 3 SMAN 1 Pesisir Tengah meninggal dunia tertimbun puing-puing bangunan dan tanah longsor.

Jasad ketiga korban ditemukan di bawah reruntuhan bangunan rumah dan tanah longsor. Kapolres Lambar, AKBP Heri Sugeng Priyantho melalui Kapolsek Pesisir Tengah, Kompol Zaini Dahlan mengatakan ketiga korban yang masih satu keluarga meninggal dunia usai rumah yang ditempati tertimbun tanah longsor.

"Ade Yorse bersama istrinya Dina Maryana ditemukan warga saat menggali material longsor yang menimbun rumah korban. Tidak berselang lama putri mereka juga ditemukan di lokasi yang sama juga dalam kondisi meninggal dunia,” jelasnya.

Kepala BPBD Lampung, Rudy Sjawal Sugiarto, mengatakan pada Minggu (13/11) ada dua daerah di Provinsi Lampung yang terkena bencana banjir dan tanah longsor adalah Lambar dan Pesibar

"Informasi yang kami terima daerah yang saat ini sedang dilanda banjir dan tanah longsor itu di Lampung Barat dan Pesisir Barat. Saat ini kami terus monitor dimana saja titik pastinya," kata Kepala BPBD Lampung, Rudy Sjawal Sugiarto, Minggu (13/11).

Rudy mengatakan, BPBD Lampung telah menyiagakan 30 personel guna mengantisipasi bencana hidrometeorologi yang saat ini tengah melanda sejumlah daerah di Provinsi Lampung.

"Kita prinsipnya menambahkan personel tambahan untuk kabupaten/kota yang memang kekurangan personel saat terjadi bencana. Sebab kalau di kabupaten/kota pasti sudah siapkan personel lebih masif lagi," jelas dia.

BPBD juga telah menyiapkan sejumlah peralatan mulai dari alat kesehatan, perahu karet, dan pelampung jika dibutuhkan. "Kalau ada banjir bandang atau bencana lain misal gempa angin puting beliung kami akan siapkan kelengkapan tersebut. Dan persiapan tersebut sudah ada di mobil khusus jadi jika dibutuhkan kami sudah siap," katanya.

BPBD juga menyiapkan bantuan sembako untuk masyarakat terdampak bencana alam yang harus mengungsi. "Sembako seperti beras, mie instan, sarden dan sejumlah makanan lainnya sudah disiapkan. Stok sembako masih sangat cukup," jelas dia.

BPBD Kabupaten Lambar mencatat, bencana banjir dan longsor menerjang lima kecamatan adalah Kecamatan Sukau, Lumbok Seminung, Balik Bukit, Batu Brak dan Belalau.

Di Kecamatan Sukau, banjir merendam tiga pemangku, yakni Pemangku Uluhan, Pemangku Pekon Lom dan Pemangku Negeri Ratu Ilir dan menggenangi 60 rumah warga setinggi 1 meter.

Banjir juga merusak beberapa fasilitas umum seperti jalan, jembatan, puluhan sepeda motor dan roda empat serta puluhan ternak sapi mati hanyut terseret banjir. Bencana longsor juga menimbun delapan titik akses menuju wilayah Sulung-Pekon (Desa) Teba Pering.

Di Kecamatan Lumbok Seminung, luapan Sungai (Way) Sebukau di perbatasan Pekon Lombok dan Pekon Kagungan, merendam sejumlah rumah dan satu masjid. Tanah longsor juga menimbun jalan penghubung Pekon Kagungan dengan Pekon Sukabanjar.

Di Kecamatan Balik Bukit, tanah longsor terjadi di wilayah Pemangku Limau Kunci, Pekon Padang Cahya menimbun jalan sepanjang 10 meter setinggi 3 meter dan lebar 3 meter.

Di Kecamatan Batu Brak, luapan Way Semaka merendam pemukiman warga di Pekon Kerang tepatnya di Pemangku I dan III. Sebanyak 10 rumah warga, satu masjid serta lima hektar tanaman padi yang baru ditanam padi tergenang air setinggi 60 cm. Longsor juga menimbun jalan penghubung Pekon Sukaraja dengan Pekon Kembahang sepanjang 3 meter.

Di Kecamatan Belalau tepatnya di wilayah Pemangku II Kampung Sawah, Pekon Sukarame, luapan Way Semaka merendam tanaman padi yang baru ditanam dan kolam ikan setinggi 5 meter. Sebanyak 10 gubuk dan rumah warga terendam, bahkan enam orang sempat terjebak. Beruntung mereka berhasil dievakuasi oleh tim SAR BPBD bersama Satgas PB Pekon, Polisi dan petugas Puskesmas Kenali.

Kepala Pelaksana BPBD Lambar, Padang Priyo Utomo, menjelaskan bencana banjir dan longsor terjadi akibat tingginya curah hujan yang berlangsung sejak Sabtu malam (12/11) hingga Minggu pagi (13/11).

Pihaknya mengerahkan seluruh satuan tugas penanggulangan bencana baik TRC, Tagana, Satgas PB pekon serta tim gabungan melakukan upaya evakuasi dan menginventarisir kerugian.

“Berdasarkan data sementara, ada 80 rumah terdampak banjir dan puluhan hektar sawah tergenang air. Namun kami belum bisa memastikan total kerugian materil,” kata Padang, Minggu (13/11).

Ia mengimbau kepada masyarakat tetap waspada terhadap potensi bencana banjir dan longsor yang bisa terjadi kapan saja di tengah cuaca extrim saat ini. (*)