• Sabtu, 21 Juni 2025

Lampung Fair Diserbu, Pengunjung Lebih Pilih Nonton Band Daripada ke Stand Instansi Pemerintah

Senin, 07 November 2022 - 22.29 WIB
2.3k

Ribuan pengunjung Lampung Fair memadati tempat panggung hiburan utama, dimana Band Tipe-X sedang beraksi menghibur penonton. Foto: Sri/Kupastuntas.co

Sri

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Gelaran Lampung Fair 2022 yang digelar oleh Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Lampung, bertempat di PKOR, Way Halim, Bandar Lampung setiap harinya diserbu oleh ribuan pengunjung.

Namun, event Lampung Fair yang diharapkan dapat memacu geliat ekonomi di Sang Bumi Ruwa Jurai justru menampilkan kenyataan lain, dengan misi membangkitkan gairah UMKM Lampung hal yang tampak di lapangan malah kebalikannya, pengunjung nampak kurang meminati untuk mampir di stand instansi pemerintahan.

Seperti halnya Stand Dinas Perindustrian Kota Bandar Lampung yang dari awal pembukaan Lampung Fair hingga hari ini sepi pengunjung.

Penjaga Stand Dinas Perindustrian Kota Bandar Lampung, Eva Susana mengaku, pengunjung yang mampir ke stand nya bisa dihitung dengan jari.

"IKM yang di stand kita ini ada 10 IKM. Tidak ada yang belanja maupun yang melihat-lihat, sepi setiap harinya," ujar Eva Susana, Senin (7/11/2022) malam.

Hal itu jelasnya, karena pengunjung didominasi oleh kalangan anak muda, sehingga untuk melihat produk IKM apalagi membelinya jarang.

"Ini hujan-hujan mereka ramai datang untuk nonton band Tipe- X," kata dia.

Ia juga menyampaikan kebingungan, untuk mempromosikan produknya seperti aksesoris, peci, kain tapis, baju dan pernak pernik lainnya ke pengunjung jika yang datang saja tidak ada.

"Sepi dari hari pertama pengunjungnya. Ramai juga karena nonton artis," ucapnya.

Hal senada juga disampaikan, Penjaga Stand PTPN7, Eva yang mengatakan, untuk produk kain tapis hasil UKM binaannya belum ada yang membeli.

"Kalau gula banyak. Tapi kalau baju tapis ini belum ada yang laku dari awal masuk. Seperti hari ini, pengunjung banyak yang lebih ke hiburannya, apalagi sekarang ada band Tipe X," ucap Eva.

Ia mengaku, pengunjung setiap hari ramai hingga ribuan. Namun, untuk mampir ke stand hanya ratusan orang saja yang keluar masuk. Dan yang beli produk PTPN7 juga hanya puluhan.

"Yang kita jual seperti produk kopi, gula, teh dan lainnya. Omzet dari jualan kita rata-rata Rp1 juta perharinya," kata dia.

Sementara itu, Pengamat Ekonomi Universitas Lampung (Unila), Asrian Hendi Caya, menilai, banyaknya masyarakat lebih minat menonton hiburannya dari pada mampir ke stand instansi itu menandakan masyarakat memang membutuhkan hiburan.

"Mengindikasikan bahwa masyarakat butuh hiburan. Utuk menikmati hiburan mereka berani bayar walau 'murah' kena hanya tiket masuk. Hal ini wajar karena sudah lama masyarakat terkungkung oleh pandemi covid 19. Jadi hiburan massal menjadi solusi," ujarnya.

Asrian mengaku, Lampung Fair juga dilakukan oleh swasta yaitu dalam hal ini Apindo. Karena itu, ini bukan 'pameran pembangunan'. Sehingga kata dia, wajar apa bila masyarakat tidak fokus pada stand pemerintah.

"Bila pemerintah ingin masyarakat antusias mengunjungi stand mereka maka penyajian dan penampilan stand harus menghibur dan dapat dinikmati," ungkapnya.

Selain itu, ada baiknya yang ditampilkan oleh instansi pemerintah adalah layanan yang instan atau mudah.

"Sehingga masyarakat dapat menikmati layanan mudah yang ramah tadi, sambil menikmati hiburan," kata dia.

Dari pantauan di lokasi, pengunjung Lampung Fair membeludak yang di dominasi oleh kalangan anak muda mudi. Sehingga, parkir pengunjung baik di dalam Pkor maupun di luar juga membeludak hingga ke bahu jalan.

Dimana dari membeludaknya pengunjung itu, hingga membuat kemacetan sampai ke perempatan lampu merah Way Halim. (*)