Lampung Fair Diserbu, Pengunjung Lebih Pilih Nonton Band Daripada ke Stand Instansi Pemerintah

Ribuan pengunjung Lampung Fair memadati tempat panggung hiburan utama, dimana Band Tipe-X sedang beraksi menghibur penonton. Foto: Sri/Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Bandar
Lampung - Gelaran Lampung Fair 2022 yang digelar oleh Asosiasi
Pengusaha Indonesia (Apindo) Lampung, bertempat di PKOR, Way Halim, Bandar
Lampung setiap harinya diserbu oleh ribuan pengunjung.
Namun, event Lampung Fair
yang diharapkan dapat memacu geliat ekonomi di Sang Bumi Ruwa Jurai justru
menampilkan kenyataan lain, dengan misi membangkitkan gairah UMKM Lampung hal
yang tampak di lapangan malah kebalikannya, pengunjung nampak kurang meminati
untuk mampir di stand instansi pemerintahan.
Seperti halnya Stand Dinas
Perindustrian Kota Bandar Lampung yang dari awal pembukaan Lampung Fair hingga
hari ini sepi pengunjung.
Penjaga Stand Dinas
Perindustrian Kota Bandar Lampung, Eva Susana mengaku, pengunjung yang mampir
ke stand nya bisa dihitung dengan jari.
"IKM yang di stand kita ini ada 10 IKM. Tidak ada yang belanja maupun yang melihat-lihat, sepi setiap harinya," ujar Eva Susana, Senin (7/11/2022) malam.
Hal itu jelasnya, karena
pengunjung didominasi oleh kalangan anak muda, sehingga untuk melihat produk
IKM apalagi membelinya jarang.
"Ini hujan-hujan
mereka ramai datang untuk nonton band Tipe- X," kata dia.
Ia juga menyampaikan kebingungan,
untuk mempromosikan produknya seperti aksesoris, peci, kain tapis, baju dan
pernak pernik lainnya ke pengunjung jika yang datang saja tidak ada.
"Sepi dari hari
pertama pengunjungnya. Ramai juga karena nonton artis," ucapnya.
Hal senada juga
disampaikan, Penjaga Stand PTPN7, Eva yang mengatakan, untuk produk kain tapis
hasil UKM binaannya belum ada yang membeli.
"Kalau gula banyak.
Tapi kalau baju tapis ini belum ada yang laku dari awal masuk. Seperti hari
ini, pengunjung banyak yang lebih ke hiburannya, apalagi sekarang ada band Tipe
X," ucap Eva.
Ia mengaku, pengunjung
setiap hari ramai hingga ribuan. Namun, untuk mampir ke stand hanya ratusan
orang saja yang keluar masuk. Dan yang beli produk PTPN7 juga hanya puluhan.
"Yang kita jual
seperti produk kopi, gula, teh dan lainnya. Omzet dari jualan kita rata-rata
Rp1 juta perharinya," kata dia.
Sementara itu, Pengamat
Ekonomi Universitas Lampung (Unila), Asrian Hendi Caya, menilai, banyaknya
masyarakat lebih minat menonton hiburannya dari pada mampir ke stand instansi
itu menandakan masyarakat memang membutuhkan hiburan.
"Mengindikasikan
bahwa masyarakat butuh hiburan. Utuk menikmati hiburan mereka berani bayar
walau 'murah' kena hanya tiket masuk. Hal ini wajar karena sudah lama
masyarakat terkungkung oleh pandemi covid 19. Jadi hiburan massal menjadi
solusi," ujarnya.
Asrian mengaku, Lampung
Fair juga dilakukan oleh swasta yaitu dalam hal ini Apindo. Karena itu, ini
bukan 'pameran pembangunan'. Sehingga kata dia, wajar apa bila masyarakat tidak
fokus pada stand pemerintah.
"Bila pemerintah
ingin masyarakat antusias mengunjungi stand mereka maka penyajian dan
penampilan stand harus menghibur dan dapat dinikmati," ungkapnya.
Selain itu, ada baiknya
yang ditampilkan oleh instansi pemerintah adalah layanan yang instan atau mudah.
"Sehingga masyarakat
dapat menikmati layanan mudah yang ramah tadi, sambil menikmati hiburan,"
kata dia.
Dari pantauan di lokasi,
pengunjung Lampung Fair membeludak yang di dominasi oleh kalangan anak muda
mudi. Sehingga, parkir pengunjung baik di dalam Pkor maupun di luar juga
membeludak hingga ke bahu jalan.
Dimana dari membeludaknya
pengunjung itu, hingga membuat kemacetan sampai ke perempatan lampu merah Way
Halim. (*)
Berita Lainnya
-
Eva Dwiana Optimis Kelurahan Kedamaian Bisa Wakili Lampung di Lomba Kelurahan Nasional
Jumat, 20 Juni 2025 -
Pemprov Lampung Bakal Laporkan Keluhan SPMB ke Kemendikdasmen
Jumat, 20 Juni 2025 -
Tingkatkan Skill K3, Pelindo Regional 2 Panjang Lakukan Drill Tanggap Darurat K3 Gempa Bumi
Jumat, 20 Juni 2025 -
711 Pendaftar Jalur Domisili SMAN 5 Bandar Lampung Ditolak
Jumat, 20 Juni 2025