• Sabtu, 27 April 2024

Kakek di Way Kanan Tinggal Digubuk Tengah Sawah, Luput dari Perhatian Pemerintah

Minggu, 06 November 2022 - 15.58 WIB
245

Marlehan Seorang Kakek tinggal digubuk tengah sawah di Desa Banjar Masin, Kecamatan Baradatu, Kabupaten Way Kanan. Foto: Rahman/kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Way Kanan - Kisah seorang kakek yang tinggal digubuk tengah sawah di Dusun 03 Desa Banjar Masin, Kecamatan Baradatu, Kabupaten Way Kanan sungguh sangat memprihatinkan dan luput perhatian dari pemerintah.

Kakek tersebut bernama Marlehan berusia 55 tahun yang tinggal digubuk hunian nya yang sederhana, terbuat dari papan kayu berukuran 4x6 meter dan atapnya dari genteng dan asbes. 

Gubuk yang ditinggali Buya Bob (sapa'an warga sekitar) berdiri tepat di rawa-rawa bekas area persawahan. Dan ketika hujan, air akan masuk membasahi dapur nya dan segala perabotan alat dapur nya. 

Kakek Marlehan ternyata tidak tinggal sendiri, ia tinggal bersama dengan seorang anak gadisnya yang berusia 19 tahun.

Tidak mudah menuju lokasi kediaman Kakek Marlehan, Saat tim kupastuntas.co. mendatangi lokasi kediamannya, harus berjalan kaki. karena, kendaraan roda dua sulit untuk masuk, harus melintasi rawa-rawa area persawahan.


Terlihat disekeliling kediaman Kakek Marlehan dipenuhi oleh semak belukar, bahkan di kediaman terdapat sarang lebah yang begitu besar ikut mengisi di kediaman kakek Marlehan dan juga terdapat berbagai jenis tanaman seperti tanaman pisang, terong, dan talas.

Marlehan mengatakan, telah tinggal di kediamannya selama 25 tahun, dan pekerjaan sehari-hari sebagai buruh harian di ladang.

"Tinggal disini sudah 25 tahun pak sama anak, kalau kerjaan sehari-hari upahan diladang warga sini,"ujar Buya Bob saat ditanya. Minggu (06/11/2022).

Marlehan mengungkapkan, penghasilan tidak menentu dengan pekerjaannya sebagai buruh harian, dikarenakan tidak setiap saat warga membutuhkan tenaganya.

"Penghasilan tidak nentu pak, kadang dihari itu dapat Rp50 ribu, biasa upahan diladang untuk nanam jagung, manen jagung, ngoret, mutil kupi. Semua dikerjaain, selagi bisa dan mampu, yang penting bisa makan,"ungkapnya 

Marlehan menuturkan, harus membesarkan anaknya sendirian dari umur 3 tahun. Dikarenakan ia harus kehilangan istri tercintanya karena sakit. 

"Alm istri saya meninggal tahun 2006 lalu, saat itu anak saya masih umur 3 tahun pak," tuturnya.


Marlehan mengatakan, meskipun ia ditinggalkan istrinya saat anaknya masih kecil, ia tetap mampu merawat dan menjaga putri nya hingga menyelesaikan pendidikan SMA.

"Alhamdulillah, meskipun merawat sendiri ditengah kondisi keadaan seperti ini, saya bisa sekolahkan anak saya sampai SMA. Anak saya lagi ngangur sekarang, dulu setelah lulus anak saya pernah kerja dirumah makan di Lampura tapi berenti, gak betah katanya, mungkin anak saya kasian kalau harus kerja jauh ninggalin saya, "kata Marlehan.

Marlehan mengatakan, pernah mengalami stroke ringan dan sekarang masih berjuang melawan penyakit asma yang dideritanya.

"Dulu saya pernah stroke pak, allhamdulilah sembuh. kalau sekarang ini saya ada Asma,  jadi kalau kerja terlalu berat dan capek sering kambuh, kalau untuk obat saya biasa beli diwarung," ujarnya.

Marlehan mengungkapkan, gubuk hunian yang ia tinggali selama 25 tahun itu bukan milik nya, melainkan milik saudaranya dan ia diperbolehkan menempati tanah milik saudaranya.

"Numpang ini pak, tapi allhamdulilah kita boleh menempati sampai kapan saja, yang punya tanah masih saudara juga," ungkapnya.

Saat ditanya apakah pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah, Kakek Marlehan tertunduk lesu. Ia bercerita pernah mengalami kejadian kurang mengenakan. Ia pernah sangat merasa kecewa saat hendak mengambil bantuan. 

"Jadi pagi itu, ada aperatur Kampung sini datang kerumah, saya disuruh kekecamatan ngambil bantuan, jadi saya Langsung jalan naik ojek pak dari rumah, sampek dikecamatan bukan bantuan yang saya dapat, saya Malah ditanya sama yang kerja dikecamatan bapak mau ngapain," ungkapnya.

Marlehan mengatakan, pernah mendapatkan bantuan dari dana desa sebanyak tiga kali.

"Bantuan dana desa pernah saya dapet pak, tiga kali, Itu totalnya 900 ribu, untuk bantuan yang lainya tidak pernah dapat saya pak, seperti PKH BPNT kayak orang orang itu saya gak pernah dapat," kata Marlehan.

Marlehan menuturkan, didatangi oleh petugas dan didata tapi tidak pernah dapat bantuan. "Kalau didata sering pak, beberapa kali difoto foto. Tapi bantuannya tidak pernah ada," tuturnya.

Marlehan berharap, dirinya selalu diberi kesehatan agar tetap bisa mencari rezeki untuk keluarganya.

"Iya bantuan paling utama buat saya sekarang ini adalah sehat pak, semoga saya selalu diberi kesehatan untuk bisa terus mencari rezeki untuk keluarga," pungkas Marlehan.

Sementara, Kepala Dinas Sosial Kabupaten setempat Bismijanadi saat dihubungi oleh Kupastuntas.co. untuk dimintai kerangan terkait perihal terdapat warga setempat yang sangat kurang mampu tidak dapat bantuan seperti PKH dan BPNT dan bantuan Pemerintah yang lainya belum menjawab. (*)


Video KUPAS TV : Bupati Way Kanan Sebut Buang Sampah Sembarangan Bisa Celakakan Orang Banyak


Editor :